Mina menatapku sinis. Kalian paham betapa menakutkannya dia jika sudah marah?
"Puas lu malah bikin gue berantem sama orang tua?! I've been fight for many time with my parents it just because you! Seseorang yang tidak menghargai eksistensi gue! Seseorang yang tidak berani cerita problematikanya sama pacar! Seseorang yang memilih berbohong dari pada sharing sama pacar! Is that what you want Chaeng?! You're loser, do you know that?!"
Katakanlah Mina semua kekesalanmu, seberapa kecewanya dirimu padaku. If that make you happy
"I don't wanna see you again! PLEASE! LEAVE ME ALONE!"
Menangis, itu yang Mina lakukan sekarang. Sesak! Itu yang kurasakan sekarang. Bagaimana aku bisa tenang sementara gadis yang kucintai menangis di hadapanku dan penyebabnya adalah aku.
"Do you still love me?" Pertanyaanku membuat Mina terdiam, aku menatapnya nanar.
Tatapan yang sangat ku benci jika orang lain memberikannya padaku. Hatiku tak bisa memungkiri, aku merasa kasihan melihat Mina seperti ini
"I was loved you" seolah oksigen di ruangan ini hilang saat mendengar Mina mengatakan itu dengan begitu tenang tanpa melihat ke arahku
Aku beranjak dan berjalan mendekati Mina. Aku duduk di sampingnya sementara Mina memalingkan wajahnya tak ingin menatapku. Aku memohon dengan cara menggengam tangannya.
Tidak ada perlawanan, hanya air mata yang kembali jatuh dari wajahnya
Orang orang pasti membenciku karena telah membuat wanita sebaik Mina menangis.
"Maafin aku, aku bener bener nyesel tapi ini cuma salah paham" lirihku dengan masih menggenggam tangan Mina
Denting jam yang menggema, isakan tangis Mina mulai terdengar di ruangan ini
Aku mohon, aku benar benar bingung sekarang. Aku tak ingin kehilangan gadis ini. Aku ingin membuatnya bahagia, aku ingin merawatnya, aku ingin selalu bersamanya.
Terdengar klise tapi tahukah betapa sakitnya aku ketika ia mengatakan perpisahan.
Tidak pernah terpikir olehku jika ia akan melepaskanku.
Menikah di atas sebuah kapal pesiar dan hanya di datangi oleh kerabat dekat. Cita cita itu sudah kami rancang untuk kedepanya
Kami sudah membuat banyak orang iri pada betapa manisnya hubungan kami, betapa perhatiannya Mina padaku, betapa satu 'frekuensi'nya kami.
Bayangkan banyaknya orang yang tertawa mendengar hubungan kami yang kandas, terlebih orang orang yang pernah mendengar Mina membanggakanku
Tapi ini bukan tentang pendapat orang, ini tentang perasaan kami yang terluka. Aku ingin meluruskan segala kesalahan ini
Walaupun tante Jihyo sudah menjelaskan semua pada anak bungsunya itu tapi Mina tetap lah Mina yang pasti akan teguh pendiriannya. Setidaknya aku berusaha untuk meyakinkannya, boleh kan?
"Please, aku lebih dari kata 'sayang' ke kamu. I need you" ucapku lirih membuat Mina semakin tersedu, walaupun tetap tak ingin melihatku
"Kita udah jalani semua bareng bareng, bahkan aku bisa aja melawan kehendak Tuhan kalo endingnya aku engga berjodoh sama kamu. Aku bener bener engga bisa engga ada kamu, cuma kamu yang paham segala keresahan aku, segala perjuangan aku engga mau berujung sia sia"
Berlebihan? Karena seolah aku menantang Tuhan? Oh maafkan aku, yang pasti itu adalah isi pikiranku saat ini
Betapa takutnya jika aku jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gen
Fanfiction#COMPLETED "Remaja bukanlah robot yang harus di atur orang tua" "Patokan kecerdasan anak adalah dari hasil ulangan matematiknya and that's suck!" "we have our privacy" Gender bende alert.