-04 | Terimakasih lagi

139 85 33
                                    

Happy reading!
Jangan lupa vote, vote kalian semangatku')

***

Danis pun berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Mungkin baru Danis dan penjaga sekolah yang datang.

Danis yang merasa bosan di kelas, akhirnya ke roftop sambil membawa 3 buku pelajarannya.

Semilir angin menerpa kulit Danis. Danis yang notabennya anak ter pandai di sekolah ini dia tidak akan meninggalkan buku.

Padahal kan dia udah pintar? Kenapa coba harus belajar terus nenerus.

Danis:
Semua orang memang seperti itu, jika merasa dirinya sudah pandai dirinya tidak akan belajar lagi.

Guru-guru juga sangat menyukai Danis sebagai muridnya itu. Karena Danislah yang membawa prestasi ter banyak di sekolah ini.

Bahkan tidak di hiraukan lagi kepintarannya.

"Hai..Nis, kata bu Nisa kita disuruh belajar kelompok bareng, buat lomba LCC matematika bulan depan" ucap gadis itu entah sejak kapan di roftop.

"Kapan?" Tanya Danis dingin.

"Kalo lo mau sih nanti kita belajar kelompok di rumah gue" jelas gadis itu.

Gadis itu bernama Renata Putri Fitriani. Orang asli Indonesia. Tapi dia sudah tinggal di Korea lama.

"Ok, pulang gue tunggu di parkiran!" Ucap Danis dan meninggalkan roftop.

Renata pun tersenyum geli. Dia sangat deg-deg an. Tau sendiri lah bicara dengan seseorang yang kita sukai itu gimana rasannya.

Renata semakin yakin. Banyak yang bilang Renata dann Danis itu cocok. Cocok pintar, membanggakan sekolah, mempunyai banyak prestasi. Renata semakin dibuat senang akan hal itu. Banyak orang yang mengatai mereka pacaran padahal belum.

Renata menginginkan Danis lebih.

Danis sadari seharian dia tidak melihat gadis cerewet itu. Danis buang pikiran itu. Lebih baik Danis menghafalkan rumus matematika.

***

Tasya yang masih di kamar mandi kamarnya itu sadar. Tasya melihat darahnya yang begitu banyak di bajunnya.

Tasya bingung dia harus keluar darimana. Untung saja di kamar mandi ada jendela yang sedikit muat untuk badan Tasya lalui.

Jangan hiraukan rumah Tasya. Kamar Tasya berada di paling atas. Jadi dia sedikit bingung harus lewat mana.

Tasya harus bertahan. Dada Tasya aslinya sangat sakit. Tapi Tasya harus kuat.

Tasya pun berhasil lolos dari kamar mandi jahanam itu. Dengan berpakaian yang serba darah Tasya berlari keluar rumah.

"Akhh-sakit, ma tolong bantu Tasya. Jantung Tasya sakit banget ma!" ucap Tasya sambil memegang dadanya.

Tasya masih berlari sambil menitikan air matannya.

Danis yang sedang mengendarai motornya pun melihat seseorang yang sangat familiar di matannya.

Dia melihat Tasya. Ya Tasya.

DanisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang