Chapter 8

675 90 5
                                    

"Argghh!" Hyunjin mengerang kesakitan saat kuku tajam Vampire di hadapannya lagi-lagi sukses menembus kulit lengannya.

Rupanya Hyunjin lengah, tidak, lebih tepatnya terlalu naïf. Padahal Hyunjin tahu bahwa ia cukup lelah setelah semua misi yang dihadapinya hari ini, padahal ia tahu ia tidak mempunyai cukup tenaga bahkan untuk melawan satu Vampire pun, tetapi Hyunjin masih juga nekat berkeliaran di tengah malam begini.

Tidak, ini belum terlalu malam, karena waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam. Tetapi salah satu kenaifannya yang paling parah, yakni berjalan seorang diri di tempat sepi lah yang membuatnya kini terjebak dengan Vampire bodoh di hadapannya itu.

"Ck, sial!"

Mungkin inilah akhir hidupnya sebagai Vampire hunter, mati di tangan musuhnya sendiri. Semua senjatanya telah Hyunjin kerahkan, tetapi tidak begitu ampuh karena tenaganya yang begitu lemah. Vampire di hadapannya bahkan sudah menyeringai puas tanda bahwa ia memenangkan pertarungan ini dan bersiap menghisap darahnya.

Di saat Hyunjin sudah pasrah dengan keadaan, di saat Hyunjin sudah meyakinkan diri bahwa hisapan vampir tidaklah begitu sakit, bahkan di saat Hyunjin telah memejamkan kedua matanya, Hyunjin malah tidak merasakan apapun.

Gresshh.

Aneh, ya aneh. Padahal udara begitu sejuk di daerah itu, tapi kenapa yang kini menerpa wajahnya ialah angin yang membawa pasir-pasir halus?

Tempatnya saat itu begitu bersih dan nyaman, pasir yang begitu mengganggunya itu pastilah tidak berasal dari tempatnya berada saat itu. Lantas dari mana asal pasir-pasir ini? Tunggu! Kenapa Hyunjin malah memikirkan pasir? Bagaimana dengan nyawanya? Apakah Vampire itu telah menghisap darahnya?

Perlahan-lahan, Hyunjin mulai membuka kedua kelopak matanya. Pria itu sedikit terkejut saat melihat sosok rupawan berambut burgundy berdiri tegak di hadapannya dengan seonggok pasir yang kini berterbaran terbawa angin.

Dan Hyunjin pun tahu, bahwa pasir-pasir itu berasal dari tubuh vampir yang hampir membunuhnya tadi. Hyunjin kemudian memandang ke arah sosok Vampire di hadapannya yang masih berdiri tegak, dan kemudian sadar bahwa sosok itu lah yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Park Jihyo," gumam Hyunjin pelan, meski begitu wajahnya menampakkan rasa terima kasih pada gadis itu.

"Kupikir kau sudah mati," suara gadis itu melantun begitu merdu membelah kesunyian malam, meski nadanya datar, tetapi tetap saja suara bak lonceng itu mampu memesona siapapun yang mendengarnya.

"Kau lihat aku masih hidup," ujar Hyunjin seraya berusaha bangkit dari posisinya semula.

"Kau diam terus sejak aku membunuh vampir tua itu, kupikir kau sudah kehabisan darahmu," ujar Jihyo datar kemudian berbalik meninggalkan Hyunjin yang kini telah berdiri dengan sempurna.

"Terima kasih," ujar Hyunjin pelan.

"Sebaiknya kau kembali ke tempatmu, aku akan pergi saat ini juga. Dan itu berarti takkan ada yang menolongmu saat kau diserang Vampire liar lagi," ujar Jihyo seraya berjalan cepat meninggalkan Hyunjin yang kini menatapnya dengan senyuman.

Heh, Vampire bermata bulat itu bahkan tidak merasa terganggu dengan sosoknya yang berlumuran darah ini. Bukannya itu bagus? Dia jadi tidak memiliki alasan untuk menyakiti gadis itu-karena gadis itu tidak akan meminum darah manusia-. Merasa lega, heh? Sudahlah, lupakan hubungan antara Vampire dan Vampire hunter, itu merupakan hal termustahil di dunia.

.

.

"Dari mana?" tanya Taehyung datar saat melihat sosok Jihyo yang baru saja memasuki kastilnya.

The Eternal Love  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang