[34]

851 127 8
                                    

[34] SATurday

Sehun langsung pergi ke ruang Bu Aminah begitu sampai ke sekolah, meninggalkan Lalisa yang terlihat tak bisa menyebunyikan kekesalannya begitu melihat Rachel tersenyum ke arah Sehun tadi pagi.

Padahal cowok itu sudah berusaha menghindar.

Keduanya-Sehun dan Rachel- berjalan beriringan menuju ruangan guru itu. Dengan tatapan malu-malu Rachel yang beberapa kali mengarah ke Sehun.

"Rachel, bisa gak sih lo gak usah natap gue kayak gitu?", ucap Sehun pada akhirnya. "Gue keganggu tahu gak".

Rachel terdiam, tapi masih tetap menyunggingkan senyum manis andalannya. Berharap Sehun akan sedikit menaruh perhatian padanya, tapi cowok itu malah fokus berjalan.

Begitu sampai, Sehun masuk lebih dahulu. Diarahkan beberapa hal oleh bu Aminah dan akhirnya segera pergi ke aula begitu disuruh, sedangkan Rachel harus mengurusi beberapa hal lebih dahulu. Membuat Sehun sedikit menghembuskan nafas lega, setidaknya dia tidak akan melihat wajah kesal Lisa begitu tak sengaja berpapasan.

Aula hanya terisi beberapa orang, sisanya masih ada di ruangan Bu Aminah untuk mengisi beberapa berkas yang Sehun tak tahu. Diantara orang-orang yang ada di aula itu, ada si kecil Woozi yang masih asik bermain game di handphonenya.

Sebenarnya Sehun ingin sekali menyapa, hanya saja ada banyak urusan yang harus dia lakukan lebih dahulu. Begitu mengecek semua keperluan di aula ini selesai, cowok itu harus menemui Minhyuk si Ketua OSIS untuk mengetahui apa lagi yang harus dipersiapkan.

Setelah memastikan semuanya beres, cowok itu segera keluar dari aula. Dan sebenarnya, Sehun sudah berusaha tersenyum pada Woozi, namun karena terlalu fokus, cowok itu malah tak menoleh sedikitpun.

Sehun berlari cukup kencang, sempat bertemu dengan Rachel di tangga namun segera diabaikan cowok itu. Kali ini, dia harus berhasil menjaga emosi Lisa terkendali.

Walaupun diluar kendalinya emosi cewek itu bukanlah salahnya.

---*---

Lisa menghentakkan kakinya cukup keras, masih kesal dengan tatapan Rachel yang menyapa Sehun begitu keduanya sampai di sekolah. Lalu, begitu melihat Rachel ikut serta berjalan mengikuti Sehun menuju ruangan Bu Aminah, Lisa rasanya naik pitam.

Hari ini benar-benar SATurday.

Ditambah lagi, Jisoo tidak masuk kelas hari ini, dia harus mempersiapkan diri dengan anggota paskib lainnya untuk membuat kagum dua puluh lima siswa jenius itu.

Lagi pula, dari empat mata pelajaran yang dilombakan, kenapa harus Tim Kimia yang datang ke sekolah mereka?. Kenapa harus Tim dengan manusia bernama Rachel di dalamnya?.

Lagian apa si Rachel itu gak melihat kalau tadi Sehun datang bersama Lalisa Krania. Lalu kenapa dia dengan mudah menyapa dengan manis, seakan Lisa bukan apa-apa di sana?.

Gadis itu benar-benar.

Lalisa menghembuskan nafas pelan, mencoba menangkan dirinya sendiri. Kali ini dia harus ke kantin, memakan banyak makanan manis untuk menguatkan harinya. Baiklah, disengaja atau tidak, Si Rachel itu pasti akan berusaha mendekat pada Sehunnya.

Setelah sampai di kantin, cewek itu melihat meja Rose yang hanya diisi olehnya, satu teman perempuan juga Kai. Dari pada menyendiri, Lisa memilih bergabung dengan mereka.

"Ros, Kai gue gabung ya", ucapnya. Membuat Rose mengangguk dan Kai mengacungkan jempol tanpa banyak bicara. "Napa kalian?, tumben diem, biasanya heboh banget".

Kai tertawa pelan. "Gapapa kok kitanya Lis. Lonya kali yang ada apa-apa", ucap Kai memancing amarah cewek itu. "Gimana Lis, kondisi hatinya Sehat?".

Lisa memutar bola matanya bosan, kemudian segera memesan satu buah ketoprak di warung langganannya, mencoba mengabaikan tatapan Kai yang dengan sabar menunggu jawaban Lisa.

"Eh Lis, selow aja ya. Abang gue bukan cowok murahan kok, dia orangnya kelas tinggi. Gak bakalam ngehancurin hati  cewek yang dia suka. Jadi ya, selow oke", kali ini Rose yang membuka suara, mencoba menenangkan gadis itu. "Oh iya, ini temen gue Jennie, dulu dia pernah coba deket sama abang gue tapi malah ditolak mentah-mentah. Jadi lo bersyukur aja ya, abang gue tulus sama lo".

Lisa mengangguk mencoba percaya. Kemudian tersenyum lembut pada teman Rose yang bernama Jennie tadi. Walaupun kata Rose cewek ini sempat menyukai sehun tapi tak ada rasa panas membara yang hinggap dihatinya..berbeda dengan gadis bernama Rachel tadi. Hanya dengan senyumnya yang terarah pada Sehun saja, rasa tidak nyamannya sunggu luar biasa.

Lagian, kenapa Lisa harus menjadi pencembiru seperti ini padahal keduanya belum memiliki ikatan resmi. Lisa benci ini.

Setelah ketoprak pesanan gadis itu datang, dia mencoba memakannya dengan tenang. Menghilangkan segala perasaan negatifnya dengan salad sambal kacang yang disuguhkan.

Setelah selesai dengan makanannya, gadis itu pamit lebih dahulu. Dia masih harus mengumpulkan tugas Kimia yang tak sempat ia bawa beberapa hari lalu. Sebenarnya bukan tak sempat, hanya saja gadis itu belum mengerjakan sama sekali.

Sampai di ruang guru, gadis itu melihat keseluruhan ruangan. Mencari guru yang beberapa kali menatapnya dingin itu. Namun nihil, ia tak menemukannya.

"Sibuk sama acara ini kali ya?," tanyanya pada diri sendiri. Lisa menghembuskan nafas pelan kemudian segera berbalik, berjalan ke arah koridor yang biasanya sering dilewati para guru.

Namun langkah gadis itu terhenti, matanya mengerjab. Di ujung koridor itu dia melihat Deka masih bercanda dengan beberapa temannya. Kelihatannya dia berusaha untuk menyebunyikan kesedihannya.

Di persimpangan koridor, cewek itu melihat Sehun yang sedang berjalan perlahan, beberapa kali menunjukkan ruangan-ruangan penting. Dengan beberapa siswa di belakangnya, Sehun terlihat seperti tour guide. Lucu.

"Apa gue balik aja?", tanya cewek itu pada diri sendiri. Lagi pula dia tak mungkin tetap berjalan lurus dan akhirnya bertemu dengan Deka atau memaksakan berbelok dan menganggu Sehun dengan kegiatannya. Lagian Lisa gak lihat Rachel di gerombolan itu. Setidaknya hatinya bisa tenang.

Lisa menoleh ke belakang. "Yaudah ah balik aja", ucapnya. Cewek itu kemudian berjalan pelan, menyusuri lorong itu santai, beberapa kali seraya bersenandung ria.

"Eh, kamu Lalisa ya?".

Lisa berhenti. Menatap seseorang yang tiba-tiba menyapanya. Dan mata gadis itu terbuka lebar begitu melihat Rachel tersenyum ke arahnya.

Dari mana gadis ini tahu namanya?.

"Lisa, boleh bicara sama Rachel sebentar?".

Sialan.

---*---

"It is better to be hated for what you are than to be loved for what you are not "




-Andre Gide'

[LS2] : You Finally Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang