[1]

2.5K 213 4
                                    

[1] Jakarta

Lampu sorot beberapa kali menyoroti wajahnya, lelaki dengan perawakan tinggi dan wajah tampan tersebut tersenyum tulus di depan kamera. Usahanya belajar tak sia sia, dia berhasil meraih posisi utama dalam oliempiade kimia tingkat nasional yang selama ini dia idam idamkan.

Entah ini semua full karena usahanya, atau dipengaruhi rasa bahagianya begitu menemukan gadis berinisial L itu.

Lalisa, gadis perawakan kurus dan berbakat itu beberapa kali mengirimkannya surat, membuat seluruh perasaan Sehun campur aduk. Terlebih, lelaki itu masih tak memiliki pandangan positif soal dance. Padahal Lalisa juga Kai sahabatnya benar-benar aktif di ekstrakulikuler dance sekolah mereka.

Ponsel lelaki itu berbunyi, terpampang jelas nama Roseanne - sang adik di layar handphonenya. Tampa menunggu lama, ia  menjawab telfon itu dan segera menjauh dari keramaian.

"Kenapa?" Tanya lelaki itu tenang. Ia sudah lima hari berada di Jakarta dan adiknya baru menelfonya hari ini, untuk pertama kali. Entah apa alasannya, namun dia harap adiknya akan mengucapkan selamat walaupun Sehun belum memberitahu soal kemenangannya.

Namun isi panggilan tak sesuai ekspetasi, suara Rose yang sangat datar membuatnya melotot, apalagi begitu mendengar suara tangis adiknya. Dia membeku, tak tahu harus bagaimana.

"Hei, kenapa?, lo jangan ngeprank gue deh. Sok nangis nangis," ucapnya pelan, mencoba menghilangkan nada khawatir pada suaranya. "Ha?, kok bisa begitu?, Cowok itu  selingkuh? Aih jangan bohong deh" ucapnya tak percaya. Pasalnya begitu Rose membawa seorang lelaki ke rumah, Sehun yakin, lelaki itu benar benar mencintai sang adik.

Prediksi lelaki itu tak mungkin salah kan?

Sehun menghembuskan nafas perlahan. "Tenang, balik ke Lombok, gue congkel bola matanya," kesal lelaki itu. "Tenangin diri lo dulu. Gue harus ngurus beberapa hal bentar," ucapnya begitu ia melihat Bu Aminah melambaikan tangan, menyuruhnya masuk. "Jangan nangis Cheng, lo jelek banget kalau nangis. Pokoknya tenangin diri lo, lo tau kan gue gak suka liat lo nangis?. Gue sayang lo".

Sehun memang begitu, entah sebeku apapun yang orang lain lihat darinya. Jika itu sudah berhububgan dengan Roseanne Anandara, dia menjadi lemah. Ia tak sanggub melihat adiknya menangis apalagi terluka. Titik terlemahnya bukan pada ibunya, tapi pada adik kesayangannya.

Sehun kembali masuk ke dalam aula hotel, tempat acara di selenggarakan. Sebenarnya acara ini sudah diadakan sejak tadi, pengumuman juarapun sudah, tapi entah kenapa orang orang yang ada didalamnya tak berkurang sedikitpun.

"Sehun, ini Rachel, lawan berat kamu di oliempiade ini. Dia dari SMA Kumala, sekolah khusus perempuan. Keren ya anaknya," Sehun menoleh, gadis cantik dengan kulit sawo matang itu tersenyum malu-malu, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Sehun hanya tersenyum kemudian mengangguk sekilas, mendekatkan telinganya pada sang guru dan berbisik. "Bu, saya harus pulang besok".

Mendengar hal tersebut Aminah menoleh dengan wajah agak terkejut. "Kamu masih punya satu hari untuk senang senang, kenapa mau pulang cepat?".

"Saya punya acara yang lebih penting dari sekedar jalan jalan".

Aminah menghembuskan nafas pelan, kini ikut serta tak menganggap Rachel ada. "Kenapa?, bukannya enak, kamu dapet uang tambahan dari kepsek buat jalan jalan".

"Kalau ibu mau jalan jalan, silahkan saja. Saya ada urusan besok, silahkan jatah saya diambil ibu", jawabnya singkat. "Kalau begitu saya pamit duluan, see u Rachel", Sehun berjalan keluar dari keramaian. Lelaki itu mulai berjalan menuju kamarnya yang berjarak beberapa meter.

Dia membuka kunci kamar dan berbaring di sana, kamar ini diisi oleh 3 orang. Namun dua lainnya masih sibuk dengan acara itu, atau Sehun menyebutnya pesta.

Lelaki itu mengambil handphonenya, mengetikkan nama Roseannee di sana. Ia menekan ikon panggil, memunculkan benerapa nada tunggu, bahkan diantaranya ada lagu sambelado milik Ayu ting ting, ia sempat tertawa. Mengingat betapa bencinya gadis itu mendengar lagu dangdut.

Setelah berapa lama, suara Rose mulai terdengar, tidak terdengar lagi isakan tangis. Semoga dia baik baik saja.

Sehun • Rose

"Are you ok?"

'Hm, tadi temen gue dateng ngehibur. alasan dia itu cewek kakaknya.
Mungkin benar, tapi gue masih sakit hati".

"Lo jangan pacaran dulu mending"

"Hm, tau"
"By the way, temen gue mau ngomong. Katanya ngefans banget sama kakak oliempiade"

"Siapa?, gue kenal?"

"Ini bentar"

"Sia-"

"Ehm hai, ini Lisa"

















Hi, what do u think?
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

[LS2] : You Finally Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang