[35]

916 135 4
                                    

[35] Rac.Hel

Rachel, gadis keturunan Nusa Tenggara Timur Amerika itu lahir di Indiana, USA. Datang ke Indonesia pada saat usianya sebelas tahun. Menjadi anak baik penurut yang disayang oleh siapapun yang mengenalnya.

Rachel itu gadis baik. Begitu yang dikatakan orang-orang begitu bertemu dengannya. Gadis murah senyum dengan tawa yang indah itu berhasil menyihir banyak orang untuk menjadi temannya.

Sejak datang ke Indonesia, ada banyak laki-laki yang menyukai gadis itu. Setiap tanggal empat belas di bulan februari, Loker nomor dua puluhnya selalu dipenuhi coklat dan bunga Lili kesukaannya.

Tak hanya di hari kasih sayang, gadis itu juga beberapa kali mendapatkan ungkapan rasa dari beberapa kakak kelas atau teman seangkatan. Namun gadis itu selalu menolak halus, dengan alasan ingin fokus pada pendidikannya lebih dahulu. Karena orang tuanya meminta untuk fokus pada masa depan daripada menghabiskan waktu dengan laki-laki, dalam hal ini berpacaran.

Tapi begitu menginjakkan kaki di Jakarta beberapa bulan lalu, matanya mulai terbuka lebar. Cowok bertubuh tegap dan wajah tampan itu menyihir pandangannya. Cara cowok itu menjawab pertanyaan Juri, caranya menjawab soal tulisan yang berlembar-lembar membuat Rachel tak mengalihkan perhatiannya.

Sehun Anandara, nama cowok yang berhasil meraih peringkat pertama oliempiade serta hatinya. Tak banyak tingkah tapi sangat bisa diandalkan membuat Rachel rela meminta kontak cowok itu lebih dahulu.

Mengiriminya rentetan pesan yang hanya dibalas oleh satu huruf, beberapa kali mendapatkan telfon yang akhirnya ditolak cepat. Cowok itu seakan menolak untuk menoleh ke arah Rachel berada, cowok itu begitu fokus pada masa depannya.

Begitu yang dia pikir pada awalnya, melihat sikap jutek cowok itu membuat Rachel berpikir kalau Sehun tak berniat untuk memulai hubungan apapun dengan perempuan. Dan fokus pada masa depannya.

Sampai akhirnya, begitu dia mendapatkan beberapa informasi dari Momo, teman masa SMP nya dulu. Rachel tahu kalau Sehun tidak seperti yang dia pikirkan, Sehun punya seseorang yang selalu ada di sampingnya, dan buruknya, gadis itu jauh lebih sempurna dibandingkan dirinya.

Rachel sempat ingin menyerah, berusaha melupakan cowok yang pertama kali membuat hatinya tergerak itu.

Tapi dia tak bisa. Pikirannya tetap saja tertuju pada cowok itu, malam-malamnya diisi dengan memandangi fotonya dengan Sehun saat di oliempiade. Pada saat itu, Rachel rasa Sehun terasa lebih hangat.

Dan Rachel tahu, dia jahat. Terus menganggu lelaki yang sudah punya pasangan pasti membuatnya terlihat menjijikan di mata orang-orang.

Tapi sungguh, cewek ini tidak bisa menahannya.

Begitu mendapatkan informasi bahwa seluruh peserta oliempiade diundang ke sekolah Sehun, cewek itu kembali bersemangat. Setelah berminggu-minggu hanya dibalas jutek oleh cowok itu, setidaknya setelah bertemu lagi esok.. dia harap Sehun bisa sedikit lebih hangat.

Tapi yang dia dapatkan malah berbeda. Gadis itu sengaja datang lebih pagi dan malah melihat Sehun datang ke sekolah bersama seorang gadis cantik. Dan kelihatannya cowok itu begitu menyayanginya.

Jadi itu yang namanya Lalisa..

Gadis itu cantik, matanya besar dan senyumnya cantik. Gadis itu juga terlihat ramah, terlihat dari beberapa siswa yang menyapanya tadi pagi.

Rachel hanya memandang mereka dari kejauhan, cara gadis itu menatap Sehun menegaskan kalau dia benar-benar menyukai cowok itu.. apalagi.. pandangannya terbalaskan.

Kenapa nasibnya miris begini...

Setelah keduanya berpisah, Rachel berusaha mendekati Sehun lebih dekat. Tapi yang ia dapatkan hanya kata-kata dingin dan tatapan tajam cowok itu.

Rasanya menyedihkan. Ini pertama kalinya gadis itu menerima tatapan tak menyenangkan dari seorang laki-laki.

Lalu sekarang, gadis yang menemani Sehun tadi pagi kini ada di sampingnya, memandang lurus ke depan seakan enggan menatap wajahnya. Rachel rasa, Sehun sudah menceritakan kalau Rachel bersikap genit pada cowok itu.

Entah kenapa rasanya menyedihkan.

Rachel yang mengajak gadis ini berbicara lebih dahulu, namun gadis itu masih mengumpulkan keberanian untuk kembali membuka obrolan. Apalagi begitu melihat wajah datar gadis ini.

"Kenapa?, ada urusan apa?", Lisa membuka pembicaraan. Namun matanya enggan menatap Rachel, membuat cewek berkulit sawo matang itu menundukkan kepalanya dalam.

"Em... maafin Rachel", ucap Rachel pada akhirnya, gadis itu masih tak berani mengangkat kepalanya. "Rachel rasa... Lalisa udah denger semuanya, Rachel... Rachel suka sama Sehun.."

Lisa menoleh sebentar kemudian kembali mengalihkan pandangannya. Rasanya sedikit kesal begitu mendengar gadis ini membicarakan Sehun dengan wajah tak bersalah seperti itu. Lisa sedikit muak.

"Ya gue tahu", Lisa menghembuskan nafas pelan. "Dan gue mohon... gue minta dengan tulus. Jauhin Sehun".

Rachel kali ini menoleh, namun segera menunduk kembali. "Lisa... maaf, Rachel gak bisa", ucapnya pelan. "Sehun... Sehun cinta pertama Rachel. Rachel bukan orang yang mudah suka sama cowok, tapi begitu lihat Sehun... Rachel jatuh", Rachel menghembuskan nafas pelan, mencoba menenangkan detak jantungnya. "Rachel gak apa apa, walaupun Sehun balas chat Rachel dengan satu huruf. Rachel gak apa apa walaupun telfon Rachel gak pernah diangkat, Rachel gak apa apa karena Rachel beneran suka sama Sehun. Rachel... Rachel gak mau kehilangan seseorang yang buat Rachel jatuh cinta".

Lisa menghembuskan nafas pelan, penjelasan panjang dari cewek ini seharusnya sudah dapat dia tebak. Lisa sadar, posisinya dengan Rachel sekarang sama. Mereka berdua sama sam suka Sehun dan Sehun juga merupakan cinta pertama keduanya. Tapi.. rasanya berat kalau membiarkan gadis ini ikut serta mencintai orang yang sudah menemani hari-harinya.

"Gue juga gak bisa", Lisa menatap dalam mata cewek di sampingnya. "Gak cuman lo, gue Sehun juga cinta pertama gue. Mungkin juga cinta pertama orang lain, apalagi mengingat wajah ganteng cowok itu". Gadis itu menjeda perkataanya sekaligus menoleh ke arah depan,kemudian melanjutkan.

"Rachel... gue tahu, hati lo sakit begitu ngeliat gue sama Sehun. Apalagi tadi pagi lo liat gue dateng barengan. Tapi gue juga sakit begitu lihat chat-chat dengan nama lo sebagai pengirimnya. Entah sesuka apapun lo sama Sehun, entah dasarnya apa. Gue gak rela..., Sehun manusia unik nan baik yang pertama kali gue temuiin. Kesan pertama gue ke dia bukan anak sombong yang natepnya tajem, saat pertama kali lihat mukanya, kelakuannya hati gue malah menghangat. Apalagi begitu ngeliat senyum tulus cowok itu untuk pertama kali, ngeliat dia nyiapin raganya buat jadi tameng, temenin gue nangis dan berusaha buat ngehibur gue. Gue.. gue rasanya, gue beneran gak mau kehilangan dia, dia bukan cuman orang yang gue suka... tapi dia juga berharga-", Lisa menghembuskan nafas pelan, mengusap setitik air mata di mata kirinya. Kemudian cewek itu melanjutkan

"Rachel... gue tahu lo cewek baik... gue yakin lo pasti bisa nemuiin cowok lain. Oke, anggap gue egois, tapi... gue rasa lo belum lihat semua sisi cowok itu, kalau gue relaiin Sehun ke lo... gue takut lo belum siap sama itu semua-"

"Kalau Rachel sudah siap?", potong cewek itu tiba-tiba. "Iya, Lisa bener kalau Rachel belum ngelihat banyak ekspresi Sehun seperti yang Lisa lihat. Tapi Rachel rasa... itu semua terjadi karena Lisa ada di tempat yang sama kayak Sehun, beda sama Rachel yang jauh.. Begitu mau lihat mukanya. Rachel harus berusaha buat Sehun terima vidcallnya Rachel, tapi sayangnya cowok itu malah gak pernah nerima... kalau kita tuker posisi, Rachel yakin.. Rachel bisa dapetin hati Sehun".

Lisa tertawa pelan. "Gue gak yakin Hel", ucap cewek itu pelan. "Walaupun deket sama cowok itu, walaupun ada di tempat yang sama. Gue ngejalanin beberapa bulan hanya untuk melihat dia dari belakang sampai akhirnya gue berani gerak. Gak instan, bahkan begitu deket, gue susah banget buat dapetin nomor handphonenya, dia udah nolak lebih sekali. Tapi begitu lo, dia malah langsung kasih".

Rachel diam tak menjawab.

"Rachel... gue... gue udah deket banget sama cowok itu. Dan gue yakin kalau Sehun sama sekalo gak pernah kasih lo harapan apapun", Lisa menjeda. "Jadi... dengan sepenuh hati gue, gue mohon... jauhin Sehun".

---*---

Being in one sided love is like we bang our heads against an invisible wall. 

[LS2] : You Finally Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang