[13]

896 145 9
                                    

[13] dugong

Lalisa dan Seulgi berjalan dengan langkah tersendat. Jantung mereka berdegub cukup kencang. Tak tahu apakah perjuangan mereka akan menghasilkan tempat pertama. Semoga semuanya baik-baik saja.

Seluruh anggota tim menaiki panggung, Lalisa beberapa kali menenangkan nafasnya. Bahkan setelah tampil dibanyak perlombaan dia masih saja merasa tak baik-baik saja.

Seulgi menatap Lalisa kemudian membisikan sesuatu. "Ayo Semangat" bisiknya dan  dibalas senyum gadis itu.

Lampu sorot mulai menyala, menyorot wajah tampan dan cantik mereka. Degap jantung semakin menggema sesuai dengan suara musik yang mulai terdengar.

Tim Lalisa mulai melakukan gerakan dance mereka.

Perpaduan gerakan, tatapan, dan melodi dari musik yang dihidupkan. Menyihir banyak pasang mata yang ada di tempat lomba.

Mereka benar-benar menakjubkan.

----*----

"Halo Kak Deka?", suara Lalisa terdengar serak begitu penguman juara telah dilakukan. Dan kini, dia sedang menelpon Deka untuk memberitahu cowok itu tentang hasilnya. "Sorry.."

"Dih napa lo? Kalah ya?, gak apa-apa. Kan kemajuan, tahun lalu juara tiga sekarang naik. Selamat Lalisa", ucap suara di sebrang. "Jangan sedih ya, pulangnya gue traktir deh".

Lalisa terdiam cukup lama, terdengar isak tangis. "Gue gak nyangka, kita bisa lakuiin sejauh ini. Gilaa.... gue beneran nangis Dekaaaa"

"Menang?".

Lalisa mengangguk walau tak dapat dilihat cowok itu. "Seulgi masih nangis gak percaya, Kai nelpon mamanya.. yang lain juga lagi nangis. Padahal lawan yang tadi bagus banget, kenapa kita menang?, gak tau gue... begitu ngeliat udah berasa kalah".

"Sekolah kita suap mungkin?", Deka berkata ringan yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari cewek itu. Sekali lagi, tak bisa dilihat Deka.

"Enak aja ya... kalau suap gak kerasa dong menangnya huaa" ringisnya sekali lagi. "Jangan becandaa dong, masa capek-capek latihan malah pake suap. Ngapaiin latihan terus... jangan becanda lo".

"Hehehe, iya... kepsek juga gak balalan rela bayar jutaan cuman buat eskul dance?, kalau mau gue pasti kaget banget hahaha", tawanya. "Pas pulang gue traktir ya... nanti kita beli es krim banyak-banyak".

"Bener?, Lo kan yang traktir?".

"Dih?, terus guna lo ke Singapura apa?"

Lalisa merenggut. "Tadi katanya gitu"

"Dihh ngambek, jelek lo".

"Lu juga jelek. Ngacaaa", kesalnya. Dia bangkit menuju ke kerumunan ke lompoknya. Mulai memotret wajah bahagia mereka. "Coba lo di sini, adek kelas semuanya keliatan bahagia banget".

Terdengar hembuskan nafas di sana kemudian dilanjutkan dengan suara tertawa. "Jangan gitu... gue juga sedih kalau lo ngomong gitu mulu".

Lalisa mencibir kemudian duduk di samping Seulgi yang masih mengambil foto selfi di sampingnya bersama Momo juga beberapa adik kelas. " Lo sibuk apa sih?"

"Sibuk Lis.."

"Iya, sibuk apa?"

"Belajar menjadi calon imam yang baik".

[LS2] : You Finally Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang