[38]

996 128 8
                                    

[38] 2 am.

Pukul dua dini hari Lisa masih terbangun dan menonton drama korea dengan sang abang di sampingnya. Keduanya setuju untuk tidak tidur hari ini dan menceritakan segala hal yang sama sama dilewati keduanya.

Karena pada dasarnya, cowok ini memang terasa menghilang dari dunia.

Kevin meletakkan beberapa keripik singkong di meja, memandangi sang adik yang bercucuran air mata begitu melihat pemeran laki-laki gugur di medan peperangan. Sebenarnya, kalau boleh jujur... Kevin tak begitu memperhatikan drama yang ditonton sang adik.

Cowok itu malah fokus dengan cerita yang diceritakan Lalisa tadi.

Sepertinya dia memang sudah keterlaluan sampai melewati banyak hal tentang adiknya.

"Lis..", panggil cowok itu pelan yang dibalas deheman. "Tadi yang ngater lo balik tuh beneran cowok lo?, Lo seriusan mau pacaran?".

Lisa menoleh kemudian mengangguk. "Dianya belum nembak sih... tapi kalau dia ajak pacaran gue pasti mau. First love gue bang, gak mau gue biarin sia-sia. Gak mau ngulangin kesalahan kayak lo".

Kevin menaikan sebelah alisnga kemudian tertawa pelan. "Kalau dia nyakitin lo gimana?".

"Risiko hubungan".

"Gue cuman takut pas lo sakit hari gue masih sibuk sama penelitian dan gak peduli sama lo", ucap cowok itu pelan. "Gue juga takut, pas lo sakit hati papa sama mama juga lagi gak ada. Lo mau berkeluh kesah sama siapa?, sama tembok?".

Gadis itu mengedikkan pundaknya tak tahu. "Siapa ajalah, ntar gue curhatnya sama lagu galau. Gue mah mandiri jadi selow aja", ucapnya santai. "Lagian tumben dah khawatirin gue, baru sadar lo seharusnya jadi kakak yang baik?"

"Dari awal juga gue sadar. Tapi gue emang gak bisa selalu ada buat lo", Kevin terkekeh pelan. "Cuman ya... gue emang gak bisa kecuali semua penelitian gue selese. Mungkin sisa tiga tahun lagi dan semuanya kelar..baru gue beneran bisa balik ke rumah.., gue beneran berasa gagal jadi kakak kalau gue gak bisa nemenin lo disaat lo dapet patah hati pertama lo".

Lisa tertawa pelan. "Gak kok, Sehun gak bakalan begitu. Cowok itu baik, gue yakin dia gak bakalan nyakitin gue secara berlebihan sampai gue gak bisa handle itu semua. Lagian ada Jisoo juga yang bakalan dengerin semua keluh kesah gue dari pagi sampai pagi lagi. Lo fokus aja kuliahnya, lulus S3 terus baru balik... kerja dan jadi orang kaya. Gue jangan dipikirin terus karena lo cuman ngehabisin waktu doang".

"Jangan gitu.."

Ucapan Kevin terpotong begitu suata panggilan masuk terdengar dari handphone Lisa. Dengan cepat cewek itu segera mengambil handphonenya, awalnya enggan menjawab karena bukan nomor yang ia simpan di kontaknya. Namun karena Kevin meminta cewek itu untuk mengangkat, dia melakukannya.

"Siapa?"

"Ini gue Rachel Lis".

Lisa terdiam, dari mana cewek ini mendapatkan nomor handphonenya dan untuk apa dia menelfon Lisa pukul dua pagi.

"Lisa.. Rachel mau bicara".

"Sekarang lo lagi bicarakan?, lagian apa lagi yang harus lo omongin sih?. Gue kan udah jelasin ke lo panjang lebar, kenapa?, lo masih gak paham?, lo seriusan juara oliempiade kan?, lemot bener".

Terdengar suara tawa pelan di sana. "Gak..gue ngerti dan gue udah coba.. tapi cowok itu bangsat", kekeh cewek itu pelan. "Dia gak mau noleh ke gue... gue nyerah. Gue capek... "

"Oh.. lemah banget"

"Bukan gitu... gue tahu rasa suka lo ke Sehun gak sedikit. Mungkin lebih besar dari gue. Jadi gue memberikan Sehun ke lo".

"Dari awal cowok itu emang milik gue" ucap cewek itu sombong. "Yaudah, gue mau tidur. Semoga lo bisa dapat orang yang cocok sama lo. Bye..", ucapnya sebelum menutup panggilan telfon.

Kevin yang sejak tadi memperhatikan sang adik menyeletuk, mempertanyakan siapa yang menelfonnya pukul dua pagi.

"Mantan rival gue. Tapi dianya udah sadar, jadi syukur deh".

Kevin menangguk saja, enggan bertanya lebih lanjut. "Kapan lo bakalan jadian sama cowok itu?, lagian siapa sih namanya?, pulang pergi bawa anak orang tapi gak saliman sama gue. Dia niat beneran deketin lo gak sih?".

"Niatlah. Lagian Sehun niatnya mau deketin gue bukan lo, Vin".

"Tapi tetep aja harusnya punya akhlak, masa enggak mau turun dari mobilnya bentar aja buat saliman sama gue. Padahal udah tahu kalau dia bawa elu, adek gue. Berasa gak dihormati guenya, lo cari cowok lain aja yang akhlaknya bagus. Cari di pesantren sana".

Lisa menatap cowok itu kemudian terkekeh pelan. "Lo aja kali, Sehun gak turun karena lo langsung masuk ke dalam rumah. Lagian gue juga yang minta dia buat gak perlu saliman sama lo... Sehun tuh, cowok paling baik yang pernah gue temuiin".

"Jadi ayah gak baik?"

"Baik juga tapi bukan paling baik",  ucapnya jujur. "Beda juga baiknya, Sehun tuh gak cuman ngasih gue kata-kata manis..cowok itu ngasih gue bukti, dia gak ngehabisin waktu buat ngegombalin gue, tapi malah ciptaiin waktu berkualitas buat kita berdua. Gak perlu tempat mahal, tapi makan di pinggir jalan malah buat semuanya terasa berkelas. Lo gak bakalan ngerasaiin karena lo gak punya pacar".

Kevin mengangguk saja. "Yaudah Jisoo jomblo gak?, mau gue jadiin kakak Ipar lo".

"Dianya udah punya gebetan".

"Elah gebetan doang, senggol doang juga bakalan jatuh".

"Masalahnya gebetan Jisoo gak cuman satu tapi banyak. Cewek itu gak punya pacar tapi gebetan di mana-mana. Lagian lo tuh gak punya apa apa tapi mau ke Jisoo, tampang pas-pasan malah ngimpi barengan sama putri kerajaan".

Kevin terkekeh. "Kiraiin bakalan lo dukung karena Jisoo sahabat lo".

"Karena sahabat gue, gue tahu kalau Jisoo lebih baik dari lo".

"Ck, yaudah iya".

Lisa tersenyum puas, kali ini dia berhasil mengalahkan opini sang kakak. Rasanya bangga, biasanya dia akan berakhir menjadi manusia lemah yang akhirnya ngadu ke mama. Tapi sekarang dia berjuang sendirian dan menang.

Gadis itu mengambil handphonenya, mengirimi Sehun ajakan kencan besok. Lagi pula, ia memang tak pernah melakukan apapun di setiap hari minggu, biasanya hanya menonton Tv atau acara gosib di youtube.

Sekali-kali kencan gak apa-apalah.

Apalagi tadi dia baru aja dapet bendera putih dari Rachel. Lisa benar-benar berharap kalau Rachel tidak akan menganggu Sehun di dunia nyata atau di dunia maya.

Karena Lisa benar-benar tak bisa lagi menyimpan kekesalannya.

---*---

I'm a strong person. But every now and then I would like someone to take my hand and say everything will be alright

----*----

Wkwkwkwkw, aku ngetik apasih ya ampun:")



[LS2] : You Finally Answer [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang