delapan belas || Daffa, Tara, Atau Revan?

57 5 0
                                    

Kini tim futsal Clara merayakan kemenangan mereka di cafe milik bunda Clara.

Bukan Clara yang meminta tetapi pak zio. Sedangkan yang lain dengan senang hati makan disana. Karena makanan disana terjamin enak dan tidak begitu mahal.

Tidak hanya anggota futsal yang ikut. Tetapi juga para anak Trisakti yang sendari tadi terus mendukung mereka disana. Dan sebagai gantinya mereka mendapatkan traktiran dari anggota futsal.

"Ini tempat jadinya dibooking?"tanya Reva menatap sekeliling cafe yang isinya hanya mereka.

"Hehehe iya. Santai aja nyokap gue gak masalah"

Mereka menikmati makan dengan tenang. Revan cs pun ikut bergabung. Hanya butuh setengah jam mereka berkumpul dan melanjutkan istirahat dirumah.

Clara sudah merebahkan tubuhnya. Lelah rasanya pertandingan tadi. Sungguh menguras tenaga.

Ceklek.

Pintu kamar Clara terbuka dan menampilkan sosok Daffa yang menggunakan pakaian casualnya.

"Kamu belum tidur?"tanya Daffa berjalan kearah Clara.

"Gak bisa tidur. Pengen jalan-jalan tapi badan aku capek semua"

Daffa tersenyum simpul. Daffa mengerti mode mood Clara yang gampang berubah. Ia mulai mendekati Clara dan duduk samping Clara.

"Sini tiduran"ucap Daffa menunjukan pahanya.

"Boleh?"

"Boleh dong"

Dengan senang hati Clara menidurkan kepalanya dipaha Daffa. Tangan Daffa yang terus mengelus puncak kepala Clara.

"Aku semakin merasa bersalah sama kamu"ujar Clara menatap wajah Daffa dari bawah.

"Ini bukan salah kamu"

"Tapi tetep aja. Pengorbanan kamu ke aku itu gak bisa dihitung daf, belum lagi perasaan kamu"

"Ra aku sayang sama kamu! Aku tulus cinta sama kamu! Dan aku gak suka kamu ngomong itu lagi!"

"Apa aku harus kembalikan ini ke kamu daf?"

"Gak Ra! Aku mau kamu bahagia"

"Aku gak bisa bahagia kalo kamu gak bahagia daf!"

"Udah lah Ra aku udah bilang sama kamu berkali-kali jangan bahas itu lagi"

"Tapi karena aku kamu begini daf!"ucap Clara terisak.

"Hus! Udah ya jangan sedih! Aku udah berkali-kali bilang sama kamu udah gak bahas ini lagi!"

"Maaf"

"Kamu gak salah Ra"

Clara sangat ingat kejadian satu tahun yang lalu. Tepat di anniversary nya kesatu tahun dengan Daffa. Dimana mereka ingin merayakan nya.

"Aku mau ambil hape aku dulu kayanya ketinggalan di mobil kamu"

"Hati-hati Ra"

"Iya"

Clara berjalan menuju parkiran. Saat berjalan ia tidak melihat kanan kiri untuk menyebrang. Sampai akhirnya.

Brak.

Tubuh mungil clara terpental begitu jauh. Kini tubuhnya dilumuri banyak darah. Banyak warga mengelilingi tubuhnya itu.

Daffa yang memiliki perasaan tidak enak langsung berlari ke tempat kejadian. Betapa terkejutnya ia melihat korban tabrak lagi itu.

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang