lima belas || dihukum bersama

56 4 0
                                    

"ck! Bodoh banget si Rev!"ketus Jeje yang melihat tingkah Reva kekanak-kanakan.

"Apa si! Gue Mulu yang salah!"

"Gak ada yang salah lah! Kan kita disini cewek semuanya"jawab Clara spontan membuat ketiga temannya menatap Clara aneh.

"Masalahnya apa si emang?"tanya Siska sambil menyantap mie rebus nya.

Ya,pagi ini mereka sudah sampai disekolah. Freeclass membuat ketiga gadis itu sibuk diarea kantin untuk mengisi perutnya.

"Gini loh, si Reva penasaran sama kedekatannya sultan sama salah satu murid cewek kelas sepuluh IPA satu, si Reva nyari tahu tapi gobloknya nih temen Lo malah berantem di sosmed!"jelas Jeje dengan kesabaran yang habis.

"Kok bisa?"tanya Clara.

"Dia nya nyolot Ra, gue ngomong baik-baik malah ngegas iyaudah gue gas balik"jawab Reva dengan wajah kesal.

"Ohh Lo balapan apa emang? Kok ngegas? Motor apa mobil?"tanya Clara mendapatkan toyoran dari ketiga temannya.

"Anjir kok jadi gue yang ditoyor"ringis Clara mengelus kepalanya.

"Maksud Reva ngegas itu ngomongnya gak bisa lembut langsung hajar aja gak pake titik apa lagi koma"jawab Jeje.

"Ohh gitu, bilang aja sama dia kalo pelajaran bahasa Indonesia jangan ngabur biar pinter-pinter kalo ngomong bahasa Indonesia nya"sahut Clara memainkan ponselnya.

"Bodo amat ya! Kesel gue lama-lama ngomong Ama Lo"geram Jeje menyantap gorengannya.

"Lo pms ya je? marah-marah Mulu Heran gue!"balas Clara.

"Lagian Lo bikin orang naik darah Mulu!"ketus Jeje.

"Turunin lah je darahnya biar gak naik"sahut Siska terkekeh.

"Ish bodo amat ya!"

Ketiga sahabatnya pun tertawa melihat tingkah Jeje saat marah. Mereka memang senang membuat Jeje marah. Karena bagi mereka Jeje kalau marah bukan menakutkan tetapi lucu.

©©©

Dikelas Revan. Mereka juga sedang freeclass. Mereka sibuk dengan kegiatan nya. Sedangkan Revan hanya diam tak banyak bicara.

"Lo sama Ara jadinya gimana Van?"tanya Eric sambil fokus memainkan ponselnya.

"Gak tahu, tadi gue sempet lihat dia tapi dia gak pake hadiah yang gue kasih"jawab Revan.

"Emang Lo lihatnya dimana?"tanya Vito.

"Di koridor kelas sepuluh"

"Dah lah van, mungkin dia emang beneran gak mau ketemu Lo, mending Lo putusin aja"ucap Arga membuat ketiga sahabatnya menatap tidak percaya.

"Maksud Lo apaan Ar?"tanya Revan menatap arga kesal.

"Dia bilang kan nyesel udah kenal sama Lo, iyaudah putusin aja"

"Gak mungkin gue ngelepasin Clara"

"Lagian Lo kan sibuk sama Sandra, ngapain juga Lo pertahanin Clara"jawab Arga santai.

"Maksud Lo ngomong gitu apaan si Ar?!" Geram Revan dibalas acuh dengan Arga.

"Mikir aja sendiri!" sahut Arga santai aku keluar kelas.

Revan dan ke dua sahabatnya menatap arga Heran. Mengapa pria itu kekeh meminta Revan memutuskan Clara.

©©©

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang