"Ara langsung berangkat ya Bun yah kak bang" Clara langsung berlari meninggalkan rumahnya.
Disana sudah ada Revan yang berdiri dimotornya sambil menunggu Clara. Clara berjalan kearahnya tersenyum Revan.
"Udah nunggu lama?"tanya Clara dengan lembut.
"Belum kok baru sampe" jawab Revan sambil menaiki motornya.
Clara segera menunggangi motor Revan. Ia memeluk tubuh Revan dengan erat. Revan melajukan motornya. Tidak lama motor tersebut sudah sampai disekolah.
Mereka turun dari motor dan berjalan menuju kelas. Tangan Revan terus melingkar di pinggang Clara. Semua cacian sudah menghiasi pagi harinya.
Setelah sudah sampai kelas Clara Revan melepaskan rangkulan nya.
"Kamu masuk gih nanti istirahat kita ketemuan kantin oke?"
"Iyaa"jawab Clara dengan tersenyum.
Revan mengecup kening clara. Membuat sang empuh terkejut bukan main. Clara buru-buru memasuki kelasnya.
"Cie yang di kiss pagi-pagi" ejek Reva dengan mencolek pipi Clara.
"Apaan si Lo sok tahu!"ketus Clara lalu duduk didekat Jeje.
"Ciee yang bingung mau milih siapa"ejekan dari Jeje membuat dirinya terdiam.
"Lo kenapa Ra?Lo beneran bingung?"tanya Siska yang melihat wajah Clara menjadi diam.
"Ra Lo harus bisa yakin diri Lo kalo emang Lo mau milih salah satu dari mereka"lanjut Siska dengan meyakini sahabatnya.
"Iya Ra kita dukung kok apapun pilihan Lo"ujur Jeje dengan menepuk pundak Clara.
"Gue gak tahu gue bimbang sama pilihan gue"jawab Clara sambil menundukkan kepala.
"Eh iya Ra kapan-kapan futsal yuk"ajak Siska.
"Boleh tuh"
Tidak lama Dino sebagai ketua kelas datang dengan pakaian putih-putih dasi abu-abu tidak lupa topi abu-abu nya.
"Woy upacara mau dimulai semuanya ngumpul kelapangan!"teriak Dino mendapatkan tatapan tajam dari Clara.
"Berisik Lo dinosaurus!"umpat Clara membuat teman sekelasnya tertawa sedangkan yang ditertawakan hanya menggerutu.
"Dino Ra bukan dinosaurus!Lo mah nambah-nambahin Mulu!" Dino mendengus dan meninggalkan kelas.
"Hahaha Dino ngambek noh Ra!"ucap Jo sambil tertawa.
"Bodoamat emang gue maknya!" Clara pun berjalan keluar kelas diikuti teman-temannya.
Kini semuanya sudah berada dilapangan. Clara Lupa membawa topinya. Tapi ia hanya pasrah karena memang sudah sering dihukum.
"Lo gak bawa topi lagi?"tanya Jeje jengah yang melihat temannya selalu dihukum karena tidak pernah membawa topi.
"Lupa"jawab Clara dengan terkekeh.
"Eh noh pak gorbon kesini"Reva menunjukkan paktoni guru yang sering Mereka usili berjalan kearahnya mereka.
"Eh kok gue deg-degan apa ini yang namanya jatuh cinta?"ujur Clara sambil memegang dadanya.
"Astaga Ra masa itu Lo jatuh cinta Ama pak gorbon" ucap Siska menggelengkan kepala.
"Hay pak"sapa Clara dengan ramah.
"Ngapain kamu Clara?"tanya pak Toni menatap Clara dengan tajam.
"Gak kok pak"jawab clara menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara
Teen FictionCover by: adinda putri cerita ini saya terinspirasi dengan kebiasaan anak remaja jaman sekarang. Kehidupannya tenang-tenang saja, dengan memiliki banyak pacar itu pun seminggu bisa dihitung. Adeline Clara putri, gadis cantik,body goals, kulit putih...