sembilan || demi jeje

83 8 0
                                    

Pagi hari setelah kejadian kemarin sore Clara jadi berdiam dikamar. Ia takut jika keluar orang tuanya atau keluarga akan menanyakan luka dilututnya.

Clara tidak lagi membawa motornya. Ia akan membawa mobil milik nya dan menjemput ketiga sahabatnya di basecamp mereka.

"Bun yah aku berangkat ya"mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Kak bang aku berangkat"clara mengecup pipi Rayhan juga jaki.

Clara berjalan menuju garasi. Ia membuka pintu mobil sport kuningnya. Clara terpaksa tidak membawa motornya lagi karena luka dilututnya menyebabkan Clara tidak bisa memakai celana jeans.

Clara melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya. Ia melajukan mobil nya kearah basecamp nya. Setelah sampai ketiga sahabatnya masuk kedalam mobilnya.

Clara memarkirkan mobilnya diarea sekolah. Lalu keluar dari mobil bersamaan dengan teman-teman nya. Mereka berjalan menuju kelas. Semua murid tidak ada yang hilang pandangan dengan lutut Clara yang terlihat luka.

Mereka berpapasan dengan Revan cs. Soal masalah Eric dan Revan belum selesai tetapi mereka tetap bersama walaupun Revan hanya diam dengan Eric.

"Ra plis bantuin jelasin hubungan gue sama Eric ke Revan"bisik Jeje dengan memohon.

Clara hanya diam malas menjawab. Sampai akhirnya mereka juga Revan cs sudah berada depan-depanan. Clara menatap Revan lalu menatap Eric dengan tatapan memohon.

"Kak Revan bisa ngomong sebentar"

"Lo seriusan mau ngomong sama gue?"tanya Revan dengan masih heran.

"Iya kak"Clara langsung menarik tangan Revan menjauh dari teman-temannya.

"Semoga aja clara orang yang tepat"ujur Eric sambil menggenggam tangan Jeje.

©©©

Clara juga Revan sudah berada di rooftop. Clara bingung harus berawal dari mana ia berbicara. Ia menatap Revan dan pria itu juga menatap Clara.

"Mm kak Revan marah sama kak Eric?"

Revan yang mulai Tidak mengerti maksud pembicaraan dari Clara.

"Maksud nya gimana?"

"Gue tahu Lo kecewa sama kak Eric tapi gak seharusnya Lo bersikap kalo dia salah besar"

"Lo gak tahu kan gimana rasanya dibohongi sama sahabat sendiri?"

"Gue sama ketiga temen gue udah dari smp sama-sama. Gue juga udah kenal kak Eric semenjak kak Eric gangguin rombongan gue. Gue tahu disitu kak Eric berusaha mencari cara agar Jeje bisa melihatnya. Kak Revan gak tahu kan gimana perjuangan kak Eric waktu bikin Jeje Nerima kak Eric?kak Eric sampe kita kerjain kak. Kak Eric sampe gue suruh ini-itu dan dia nurut aja. Gue bilang Jeje punya penyakit padahal gak sama sekali
ada dia tetep kekeh buat deketin Jeje. Jeje bukan cewek yang gampang jatuh cinta kaya gue kak. Justru itu gue sama kedua sahabat gue berusaha buat Jeje gak salah pilih. Dan kita berfikir kalo kak Eric yang terbaik bisa jaga Jeje dengan baik"jelas Clara dengan meneteskan air matanya. Bagaimana tidak,ia ingat sekali perjuangan Eric mendapatkan sahabatnya yang sulit untuk jatuh cinta.

Revan hanya diam mendengar ucapan clara. Ia melihat disana Clara mengeluarkan air matanya. Ini sangat langkah untuk nya,karena yang ia tahu Clara tidak pernah menangis karena lelaki dan ini ia menangis demi sahabatnya.

"Gue akan minta maaf sama Eric karena udah egois"ujur Revan sambil mengelus kedua pipi Clara.

Clara secara refleks memeluk tubuh Revan dengan erat. Revan senang mendapatkan pelukan dari Clara. Ia segera membalas pelukannya Clara.

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang