11| Words That Are Hard To Say

4.1K 400 30
                                    

"Aku merasa lebih emosional beberapa waktu ini, dalam waktu yang sama aku bisa bahagia bahkan sedih. Aku kadang terlalu optimis tapi detik berikutnya pesimis dalam banyak hal. Apakah menurutmu ini wajar?"

Krist meremas jemarinya ketika mengatakan hal ini, ia tak tahu mengapa tetapi ini aneh, semakin hari tingkah lakunya sendiri membuat diri Krist terasa asing, bahkan ia tidak paham bagaimana harus menghadapi situasi ini. Sungguh ini diluar kendalinya.

"Itu wajar, kau akan merasakan lonjakan emosional yang cukup drastis. Tidak masalah, kau pasti akan terbiasa nantinya."

"Aku sering tidak bisa tidur dan tak bisa berhenti memikirkan sesuatu."

"Jangan buat dirimu tertekan, jangan berpikiran macam-macam."

"Phi Saint, aku takut pada diriku sendiri sekarang. Aku benci ketika aku terus menangis untuk sesuatu hal yang menurutku tak berguna di tangisi. Ini bukan aku, rasanya ada yang aneh. Aku bahkan tidak pernah menangis sebelumnya."

"Tidak ada yang perlu di takutkan, semuanya akan baik-baik saja, okay? Beberapa pasienku juga sering mengeluhkan hal yang sama, jadi ini masih di batas wajar, jangan khawatir," Ia menyerahkan beberapa botol vitamin dan penguat kandungan untuk pria itu, "apa kau masih sering merasa sakit?"

Krist mengganggukkan kepalanya, "Iya, aku merasakannya kemarin ketika aku jatuh, sebenarnya tidak terlalu sering tapi rasanya sangat sakit, lebih dari biasanya."

"Jika terasa sangat sakit, pergi ke rumah sakit jangan hanya diam saja. Bagaimana juga kau bisa jatuh, sudah aku bilang hati-hati, jangan membuatku takut, kandunganmu sangat lemah. Apa suamimu masih belum tahu?"

"Dia tidak akan tahu."

"Kenapa? Bukankah kalian mulai dekat? Kau bisa menceritakan ini padanya, pria itu juga harus tahu."

"Ku rasa dia menyukai anak ini, dia bahkan bertanya padaku sampai kapan dia harus menunggu untuk melihat anak kami lahir. Jadi aku pikir lebih baik aku tidak akan mengatakannya."

"Semakin besar kandunganmu, itu akan berisiko untuk kalian berdua, kau tahu itu, 'kan?"

"Aku akan berdiam diri, aku tidak akan melakukan apapun, aku akan menjaga anakku dengan baik. Lihatlah dia masih bertahan dengan sehat sampai sekarang."

Embusan napas berat keluar dari bibir pria itu, "Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu atau kau merasa sakit tolong hubungi aku secepat atau pergi ke rumah sakit, jangan hanya diam dan menahannya. Apa kau mengerti?"

"Heummm, akan aku lakukan." Krist menundukkan kepalanya, seraya terus memainkan jarinya, "Phi apa menurutmu aku terlalu jahat?"

"Tidak ada orang jahat yang berkata dirinya jahat, begitu pun sebaliknya."

"Aku merasa bingung. Dengan seperti ini, apa bedanya aku dan Kakakku? kami berdua sama-sama mengkhianati satu sama lain hanya kerena seorang pria."

"Kadang cinta itu buta dan ketika kau menjatuhkan hati pada seseorang maka semuanya hanya akan terlihat gelap kecuali sosok yang kau cintai."

"Tidak. Aku yang melakukan segala cara untuk mendapatkan pria itu. Aku yang iri. Aku yang berusaha untuk merebut, merusak segalanya hanya karena ingin memiliki seseorang yang bukan milikku. Pria yang bahkan tidak pernah sama sekali mencintaiku," Krist menghela nafasnya, "aku rasa ini balasan atas apa yang aku lakukan."

"Kau sudah membicarakan hal ini dengan priamu?"

"Dia tidak mau membicarakan hal seperti ini, phi Singto tak mau menjawabku, tapi ketika aku memintanya untuk menceraikan aku kemarin, dia marah dan... Phi Singto menyuruhku untuk menunggunya. Apa dengan seperti ini aku masih punya harapan?"

Eccedentesiast [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang