###
Nada masih memejamkan matanya, dia benar-benar ketakutan. Badannya bergetar dan mengeluarkan keringat dingin. Kejadian yang dialaminya waktu kecil tidak akan pernah hilang dari pikirannya.
Terkunci dalam kegelapan seorang diri, dan menjadi korban penculikan saat dia kecil, dan hampir dibunuh adalah hal yang sulit dilupakan oleh Nada. Ketakutan akan kegelapan masih saja mengganggunya meskipun kini telah beranjak dewasa.
Nada tidak bisa mengatur nafasnya, dia sangat ketakutan dan benar-benar trauma saat itu.
"Nad, Lo nggak apa?" Tanya Relva memastikan.
Nada diam saja, sambil mencoba mengambil nafas sedalam-dalamnya. Setelah beberapa saat dia bisa mengatur nafasnya sedikit.
"Gue... Pengen keluar Rel.." kata Nada dengan suara yang bergetar.
Relva langsung bangun dari duduknya dan langsung mencari jalan keluar dari sana. Beruntung Relva menemukan sebuah jendela dipojok gudang, yang dia rasa bisa keluar dari gudang sumpek ini.
Relva menarik tangan Nada agar dia ikut dengannya.
Hampir 30 menit mereka terjebak, dan akhirnya bisa keluar menghirup udara segar, begitu pula Nada yang bisa bernafas lega.
Mereka kembali ke perpustakaan, tentunya dengan amplop soal yang tadi diambil. Pak Joko yang mendengar cerita itu tidak terkejut sama sekali, karena memang pintu itu rusak dan sering macet-macetan.
Pulang setelah pelatihan, mereka banyak berbagi cerita saat menunggu jemputan dihalte sekolahnya.
"Kok Lo takut banget sama gelap? Kek anak kecil tau." Tanya Relva.
" Lo nggak tahu segimana takutnya gue sama gelap. Waktu gue kecil, gue pernah diculik. Itu udah lama banget, waktu gue pulang sekolah. " Nada mulai bercerita dengan wajah sedikit tertunduk. " Gue disekap ditempat yang gelap selama dua hari, gue ditampar, dijambak waktu itu, dan hampir banget dibunuh waktu itu. Kalau aja nyokap gue nggak tepat waktu datengnya, mungkin gue nggak bakal hidup dan bisa ngomong kek gini sama Lo." Katanya sedikit menoleh ke Relva dengan senyum tipisnya.
"Gue nggak pernah tahu kalau ternyata Lo punya trauma sama hal kecil gini, yang selama ini gue lihat dari Lo cuman belajar dan selalu ceria."
Tanpa disadari, hubungan keduanya kini semakin dekat dan mengerti satu sama lain.
Obrolan mereka berhenti ketika sebuah sedan hitam berhenti didepan halte. Jemputan Relva tiba.
Relva berjalan sebentar ke arah mobilnya, lalu kembali duduk disampingnya Nada, membuatnya kebingungan.
"Kenapa? Lo udah dijemput kan? Kok duduk?"
"Nunggu Lo dijemput, kasian udah magrib. "
"Gue nggak papa, bentar lagi dijemput kok."
"Nggak, kalau entar ada yang nyulik Lo lagi gimana? Kan bahaya."
Nada sedikit tertawa pelan, tapi ketika Relva menyadari dan menoleh Nada mengentikan tawanya.
"Kok ketawa?"
"Lucu."
"Apanya"
"Lo"
"Gue udah gede, bisa jaga diri sekarang, nggak kayak dulu yang nggak tahu apa-apa."
"Tetep aja, gue nggak masalah."
"Terserah"
Relva menunggu agar Nada dijemput, barulah dia akan pulang jika Nada sudah dijemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-popers vs handsome boy(Slow Update)
Teen FictionDenada Arabell Chalondra, si gadis penggila K-POP. Kehidupannya yang selalu berhalu bertemu cogan ala boyband Korea ternyata terwujud di dunia nyata. Relvaeno Abelard namanya. Cowok yang selalu suka pamer karena ketampanannya. Hingga takdir akhirny...