"Dia kenapa?"
****
Relva membaringkan tubuhnya ditempat tidurnya yang empuk. Dia menghela nafasnya berulang kali seperti sebuah penyesalan.
"Kok gue gini sih."
"Apa karena dia nggak ngucapin gue?"
"Ah.. bodo amat. Dia cuek gue juga bisa."
Relva meraih tasnya dan mengeluarkan ponselnya, berharap jika orang yang dipikirkannya memberinya ucapan selamat.
"Dia bener-bener nggak ada ucapin apapun. Setelah apa yang gue lakuin buat dia."
Relva keluar dari kamarnya, berjalan ke dapur untuk mengisi perutnya yang kelaparan.
"Rel, tadi temen kamu kesini buat kasih hadiah sama kue ini buat kamu." Kata Clara mama Relva.
"Kok aku nggak tahu."
"Iya, tadi kamu masih disekolah."
Relva sedikit menyeritkan keningnya bingung, siapa yang mengiriminya hadiah seperti ini. Karena rasa penasaran yang di atas rata-rata, dia kembali ke kamarnya untuk membuka hadiah yang diberikan.
"Niat banget ni orang."
Perlahan Relva membuka hadiah yang diberikan, senyumnya perlahan menghilang ketika melihat sebuah nama diatas hadiahnya. Nama yang ingin selalu Relva lupakan, nama yang Relva ingin lupakan sekarang.
Relva membaca isi surat dalam kotak hadiahnya.
Hai Relva... Masih inget kan sama aku?
Kalau lupa.. namaku itu Franda. Selamat ulang tahun ya Relva, aku berharap kalau aku sama kamu bisa ketemu lagi... Mendadak aku kangen sama kamu. Aku harap kamu masih kayak dulu ya..
Oke sekian dari Aku..Salam hangat,
Franda tersayang.Seulas senyum muncul tanpa diundang di bibir Relva.
Relva membuka hadiahnya dan melihat beberapa kenangannya bersama Franda saat masih duduk di bangku SMP. Momen momen manis yang dulu sempat Relva ambil saat berpacaran dengan Franda. Relva menghela nafasnya dalam, dia menunduk dan melihat foto-foto kenangannya dulu. Perasaan rindu datang tanpa pemberitahuan. Franda satu-satunya perempuan yang dulu bisa membuat Relva tertawa sangat lepas karena sikapnya dan sifatnya yang imut dan lucu. Mereka terjebak cinta dalam waktu singkat, dan putus tanpa pemberitahuan.
***
Nada mengelilingi toko buku yang berada tidak jauh dari rumahnya, dan berharap jika dia bisa menemukan hadiah yang tepat untuk Relva. Ya, dia akan memberikan hadiah untuk Relva sebagai rasa terima kasihnya karena sudah banyak membantunya.
Setelah 30menit mencari, akhirnya dia menemukan hadiah yang tepat.
Saat Nada berjalan kerumahnya, sosok yang begitu familier menunggunya didepan gerbang, otomatis Nada mempercepat langkahnya bahkan berlari kecil.
"Bunda?!"
Adinita menoleh lalu bernafas lega.
"Kamu kemana? Bunda telpon ngga angkat, rumah sepi."
"Nada habis beli sesuatu tadi. Kok bunda tiba-tiba Dateng gini aja, kenapa?!"
"Owh ini bunda mau ajak kamu kumpul dikomunitasnya bunda?"
"Komunitas? Nada? Tapi kan itu untuk rumah sakit Bunda emang aku boleh?"
"Siapa bilang? Ini bisa semua orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
K-popers vs handsome boy(Slow Update)
Teen FictionDenada Arabell Chalondra, si gadis penggila K-POP. Kehidupannya yang selalu berhalu bertemu cogan ala boyband Korea ternyata terwujud di dunia nyata. Relvaeno Abelard namanya. Cowok yang selalu suka pamer karena ketampanannya. Hingga takdir akhirny...