Rani merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur Nara,diikuti oleh Nara.Karena sudah berjanji pada bunda Nara untuk menjaga Nara,apalagi sekarang Nara dalam keadaan tidak baik baik saja.
Nara memejamkan matanya dengan sangat rapat.namun masih bisa dilihat ia belum tertidur.Rani melihat kearah sahabatnya menatapnya dengan sangat kasihan.dengan air mata yang masih mengambang namun ditahan untuk tidak jatuh.
"Udah dong ra,kamu kok sedih terus sih"Ucap rani karena merasa sahabatnya ini terus meratapi kesedihannya
"Hem,aku gak sedih kok ran" jawab Nara tanpa melihat ke arah Rani
"Aku sahabatmu ra,aku kenal kamu"
"Aku juga gatau,padahal ini bukan yang pertama kali aku melihat sikap Aksa begini.Tapi,ini yang pertama kali aku melihat Gita bersikap seperti itu."
"Gimana sih ra,kata katamu berat"
"Dahlah males"
Tinggg....
Nara memilih membuka hp nya yang terdengar notif pesan.Nara membuka layar kuncinya dengan malas ia membuka pesan yang baru saja masuk.
Aksayang:* : Kata dokter jgn lupa lukanya dibersihkan.
Nara langsung membuka matanya lebar,tak lupa dengan sedihnya yang berganti dengan senyuman lebar.masih tidak percaya,Nara akhirnya memilih mengucek matanya melihat ketidakmungkinan ini.meskipun sungguh berlebihan.Nara merasa sangat bahagia.ini adalah keajaiban yang semesta berikan pada Nara.
Rani yang awalnya menatap sahabatnya dengan wajah prihatin,kini berubah menjadi wajah yang penuh tanda tanya,bingung bahkan takut.Jujur ia takut sekali melihat Nara yang awalnya sedih,sekarang menjadi sebahagia ini.
"Raa"
Tidak ada jawaban.namun rani melihat Nara sedang tersenyum sambil menatap ponselnya.tak lupa dengan sujud syukur seperti orang yang baru saja mendapat keberuntungan.
"Ra pliss jangan gini aku takut" ucap Rani menjauh dari Nara,karena merasa sikap Nara sungguh berlebihan.
"NARAAAAAAA" Rani memilih mengeraskan suaranya.
Nara yang melihat Rani berteriak akhirnya memilih menatap Rani,ternyata ia membuat sahabatnya takut dengan sikapnya.
"Apasih ran kamu kira aku kesurupan"
"Kamu kenapa?"
"Kenapa apanya?" Nara bertanya balik kepada Rani lalu mulai tersenyum lagi.
"Naraaaaa,aku takut" teriak Rani
"Yaallah Rani kenapa sih.Aksa chat aku,katanya suruh bersihin lukanya,udah,gausah takut"
"Yaallah..."
Nara kemudian kembali tersenyum sambil jingkrak jingkrak,tak peduli lututnya yang masih terluka,namun rasanya mendapat pesan seperti itu langsung membuat rasa sakitnya reda,sangat reda.
"Bales cepet" ucap Rani
"Bales apa ya ran" tanya Nara
" 'iya,sudah.makasih sudah mengingatkan' " Ucap Rani memberi saran
"Ih gak ah,kok kaku gituuuuuu" balas Nara tak menyetujui saran Rani yang terlihat kaku.
" yaudah serah"
"Gimana kalau 'makasih Aksa' "
"Jangan,nanti gak dibales lagi."
"Serah ra,capek aku"
Nara : Iya Aksa,makasih udah
Ngingetin,hampir saja
Nara lupa.heheheehehe
(Read)Aksayang:* : Oke
Nara : Besok jadi jemput Nara kan?
Aksayang :* : ya
Nara : yaudah Aksa dahhhh.jangan lupa
(Read)Nara meletakkan handphonennya dengan perasaan yang sangat senang.ia melirik kearah Rani yang rupanya sudah tertidur.
Nara langsung memejamkan matanya dengan perasaan yang sangat baik baik saja.Namun ternyata Nara masih belum benar benar terlelap.ia masih memikirkan pesan yang baru saja Aksa kirim.Ia sungguh bahagia sekali.Efeknya sungguh luar biasa.
"Ra masih belum tidur?" Ucap Rani yang menyadari Nara sepertinya belum tertidur
"Belum,masih gabisa"
"Kenapa?kepikiran chat yang Aksa kirim?"
Nara menganggukkan kepalanya
"Yaampun Naraaa,kok bisa punya temen kaya gini" ucap Rani merasa gemas terhadap sahabatnya yang menanggapi pesan Aksa sangat berlebihan.Padahal Aksa menganggapnya biasa saja,tapi Nara menganggap itu adalah hal yang sangat luar biasa.
Sekecil apapun hal yang membuat Nara senang,Ia tidak akan pernah memudarkan senyumanannya.Bagitupun sebaliknya.sekecil apapun hal yang membuat Nara sedih,ia tak akan meredakan kesedihannya.Tidak akan ada yang mengerti tentang hal itu.kecuali Allah dan Nara.
Nara hanya tertawa mendengar jawaban Rani
"Ran gimana kalau nonton drakor aja?belum ngantuk kan?"
"Oke deal" ucap Rani menyetujui tawaran Nara
"Aku punya stok mie dibawah,kita masak dulu ya"
"Siap"
Nara dan Rani mengurungkan niatnya untuk tidur.mereka memilih menonton drakor malam ini.karena mereka sangat sulit untuk tidur,entah apa yang sedang mereka pikirkan,yang jelas Nara sedang memikirkan Pesan Aksa yang tadi ia terima.
Tak membutuhkan waktu lama mereka berdua kembali dengan membawa semangkuk mie tak lupa dengan segelas susu untuk menjadi pelengkapnya.Nara dan Rani fokus menonton tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 00.45
"Rani tidur ahhh besok sekolah" ucap Nara dengan mata yang berat
Rani tak menjawab namun langsung beranjak ke tempat tidur langsung merebahkan tubuhnya.
Malam itu akan menjadi saksi,betapa bahagianya Nara.entah apa yang akan terjadi besok,Nara tidak memikirkannya.Ia sangat berterimakasih kepada semesta karena telah mengizinkannya bahagia meskipun ia yakin ini semua tidak akan bertahan lama,karena hingga saat ini hanya Nara yang menaruh rasa,sementara Aksa tidak sama sekali.
Nara yakin jika suatu hari nanti semesta akan menjawab semua pertanyaan pertanyaan yang dari dulu ia suguhkan namun tetap saja tak kunjung mendapat jawaban.Ia yakin jika suatu hari nanti ia akan mendapatkan semuanya.Semua yang terbaik untuknya.Apapun yang terjadi hari esok,bagaimanapun akhirnya nanti.meskipun seandainya jalan hidupnya tidak seperti yang Ia harapkan,Nara berharap ia tak akan pernah menyalahkan siapapun terutama dirinya sendiri.Ia akan belajar menerima.menerima kenyataaan walaupun terasa tidak menyenangkan.Ia berharap semua yang terjadi hanya sebagai pelajaran hidup.Karena ia yakin.bahwa Ia akan menjadi orang paling bahagia di Bumi.
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA GUYS🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
R(asa)
Teen FictionTidak ada yang tau perasaan seseorang sebenarnya. Ada yang pergi lalu kembali. Ada yang hilang namun tak berniat untuk pulang. Ada yang mencintai namun pura pura tidak peduli. Ada yang selalu berandai pada sesuatu yang sulit untuk digapai. Ada yang...