13

1.2K 305 24
                                    

"Gyu lo kok bisa ada di rumah Ryujin gini sih?"

Beomgyu menoleh ke arah Yeonjun, "Gue emang sengaja dateng kesini buat nanya tentang mimpi itu sama dia, tapi malah gue lihat dia udah kayak gini."

Yeonjun manggut-manggut tanda mengerti.

Omong-omong mereka lagi dirumah Ryujin untuk membantu mengevakuasi jasad cewek berambut sebahu itu.

Saat Yeonjun datang sudah ada mobil polisi serta garis kuning yang membentang disekeliling rumah.

"Beomgyu, lo bisa jelasin kronologinya gimana?" Tanya Jimin pada Beomgyu.

Beomgyu menggeleng, "Gue beneran gak tahu Kak, waktu gue dateng kesini gue lihat Ryujin udah kayak gini."

Jimin mengangguk paham, pasti Beomgyu masih syok dengan kematian Ryujin.

"Tapi lo tahu gak keluarganya dimana?"

"Kalo setahu gue sih Ryujin udah gak punya keluarga, dia hidup dari uang warisan orang tuanya."

Jimin manggut-manggut tanda mengerti, "Kak Namjoon, kita harus hubungi rumah sakit sekarang buat ngurus jasad Ryujin dan menguburnya dengan layak."

Laki-laki yang bernama Namjoon tersebut mengangguk setuju dan mulai menghubungi pihak rumah sakit.

"Siapa ya yang udah bunuh Ryujin?" Celetuk Kai tiba-tiba.

"Apa ada hubungannya sama mimpi itu?" Taehyun bertanya penasaran.

Beomgyu yang mendengar itu lantas menoleh ke arah Taehyun, "Maksud lo tentang psikopat gila itu?"

Taehyun mengangguk, "Iya, gue rasa dia deh yang udah bunuh Ryujin."

"Tapi kenapa dia bunuh Ryujin coba? Kan yang mau dibunuh sama psikopat itu kita bukan Ryujin" Yeonjun bersuara.

"Justru karena itu Kak, karena Ryujin tahu kalo psikopat itu mau bunuh kita makanya dia bunuh Ryujin dulu supaya Ryujin gak ngasih tahu siapa psikopat itu."

Beomgyu mengangguk setuju, ucapan Kai ada benarnya juga.

"Sebentar kalian bilang Ryujin dibunuh sama psikopat? Siapa psikopat yang kalian maksud?" Tanya Jimin yang penasaran dengan obrolan mereka.

"Kita gak tahu Kak, gue juga bingung siapa pelakunya. Gak mungkin lah kalo itu Sanha dia kan lagi dipenjara lagipula dia juga gak kenal Ryujin" Beomgyu menjelaskan.

"Atau jangan-jangan ini ulah Kak Yoongi?"

Yeonjun menatap teman-temannya yang terkejut dengan pertanyaannya barusan.

"Gue gak tahu, tapi kita gak boleh curiga gitu aja lagian kita gak punya bukti kalo dia yang bunuh Ryujin."

Semua yang mendengar ucapan Beomgyu mengangguk setuju.

Belum tentu kan kalau Yoongi pelakunya?

Tapi lain dengan Yeonjun, firasatnya mengatakan kalau emang beneran Yoongi yang udah bunuh Ryujin.

"Udah jangan dibahas, gak baik bahas kayak gitu didepan orang yang udah meninggal" Namjoon tiba-tiba menyahut.

Lalu mereka semua mengangguk dan memilih untuk diam.

"Ambulance udah dateng, sebaiknya kalian pulang sekarang biar kita yang urus jasad Ryujin" Perintah Namjoon pada mereka.

"Gyu ayo kita pulang udah mau malem nih" Ajak Yeonjun.

Beomgyu hanya mengangguk lesu, "Kita pulang dulu ya Kak, nanti kalo udah beres kabarin gue ya."

Namjoon tersenyum tipis, "Tenang aja nanti gue bakal kabarin lo."

Beomgyu tersenyum tipis lalu beranjak pergi dari bersama yang lainnya.

Namjoon memandangi punggung Beomgyu yang mulai menghilang, "Jim, bantu gue angkat jasad Ryujin."

Jimin yang mendengar itu lantas mengangguk dan membantu Namjoon untuk mengangkat jasad Ryujin.
























































































































"Gyu, gue mau nanya deh sama lo. Emang bener ya kalo Ryujin meninggal karena dibunuh?"

Haechan menatap Beomgyu yang tengah duduk disampingnya.

Mereka berdua sedang berada dikelas, hanya berdua karena memang semua siswa lagi berada di kantin.

Dan Beomgyu memutuskan untuk tidak pergi ke kantin, mendadak moodnya menjadi buruk.

Itu karena semua siswa menanyakannya perihal kematian Ryujin.

Memang, seantero sekolah sudah mengetahui kematian dari cewek yang bernama lengkap Shin Ryujin tersebut.

Dan karena itu membuat Beomgyu kesal, dirinya terus ditanyai ini dan itu oleh semua orang tentang kematian Ryujin.

Bukannya dia tidak mau menjawab, tapi semua itu hanya sebatas penasaran dengan kematian Ryujin bukan untuk peduli.

Bahkan satu pun diantara mereka tidak ada yang bersedih dengan kematian cewek itu.

Hanya ada beberapa orang yang berduka, termasuk juga dirinya.

"Gue gak tahu, Chan" Ucap Beomgyu pada Haechan.

"Jutek amat lo, gue tahu lo pasti sedih dengan kematian Ryujin kan? Makanya lo murung terus."

"Apasih lo, gue biasa aja tuh gak murung terus" Beomgyu mencoba mengelak.

Bukan, Beomgyu hanya sedang kacau pikirannya melayang kemana-mana.

Dia masih penasaran dengan pelaku yang sudah membunuh Ryujin.

Siapa sih orang itu?

Membuatnya geram saja.

"Halah bohong lo, bilang aja lo ngrasa kehilangan sosok Ryujin" Haechan masih tidak percaya.

"Terserah lo, Chan."

"Udah Chan, gak usah ganggu Beomgyu dia lagi sensitif" Jeno tiba-tiba datang dengan satu gorengan yang ada ditangannya.

"Dih, siapa juga yang ganggu dia gue kan cuma nanya."

"Iya iya serah lo aja, Chan" Jeno mengalah, dia tidak mau ribut dengan Haechan.

Bisa repot nanti urusannya.

"Kalian bisa diem gak sih? Pusing nih kepala gue!" Sewot Beomgyu pada mereka berdua.

Mendengar itu baik Jeno dan Haechan seketika diam.

Memang, kalau Beomgyu lagi sensitif auranya agak menyeramkan.

Makanya mereka langsung diam, gak mau diamuk Beomgyu nantinya.

Sedangkan Beomgyu dia memilih untuk menenggelamkan kepalanya di meja, sembari menutup matanya perlahan.

Entahlah untuk saat ini dia hanya butuh istirahat.

Psycho 2 | TXT √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang