sudah siapkah engkau untuk
mendengar sebuah rahasia?' ' '
Brakkk!
"Elo udah beli motor beli sarapan sendiri napa sih, minta traktir mulu dah sama gue tiap hari.”
Rigel yang sedang main game di ponselnya terlonjak kaget. Ia menatap Rasi yang menatapnya galak dengan dua tangan menenteng.
"E-eh? Ya ... maap. Sumpah, gue lupa bawa uang jajan beneran kalo ini, Ras," jawab Rigel meletakkan ponselnya diatas meja. Ia kemudian melirik sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi dan asap mengepul membuat prrut Rigel auto keroncongan.
Rasi mendengkus. "Simpih giwi lipi biwi iwing halah basi. Lo udah sering alesan kek gitu, jangan harap gue percaya." Rasi melirik Rigel tajam dan segera memakan bakmi goreng yang ia pesan tadi.
"Lah, terus gue bayar ndiri gitu?"
"Lo pikir? Gue mau bayarin lagi, hah?!"
"Y-yah, Ras—”
"Bayar sendiri, jual aja tuh motor buat bayar nasgor!”
Rigel mengerucutkan bibirnya, ia menunduk sambil bergumam, "Padahal gue mau ngajak elo jalan pake tuh motor tau."
Rasi mencibir. "Tida sudi saia jalan dengan yu."
"Kok Rasi jahat ...."
"Baru tau? Haha!"
Rigel mendengkus kemudian. Kesal karena Rasi tidak mempercayainya kalau ia benar-benar lupa tadi pagi tidak bawa uang dari rumah-saking semangatnya mau jemput Rasi sebelum keduluan sama Rion.
"Berangkat yuk, Ras."
"Gue sama Rion tau."
"Tadi Rion bilang ke gue dia diare jadi mau boker dulu. Udah buru, entar telat lho."
Dan ya, soal Rion diare Rigel berbohong. Karena setelah beberapa meter Rasi dan Rigel melaju meninggalkan pelataran rumah Rion datang dan menunggu Rasi.
Rigel bergumam dalam hati, kasihan sih, tapi ini kompetisi bruh dan lo nggak boleh menang dapetin Rasi lagi."Hai, Ras!"
Shit.
Rigel ingin mengumpat keras-keras didepan muka sok ganteng Rion itu. Apanya sih yang bikin Rasi gamon terus? Ganteng? Masih gantengan Rigel kali. Baik? Ah Rigel ragu kalo Rion sebaik yang Rasi banggakan. Pinter? Oh, ini Rigel mundur.
"Gue tadi jemput lo, kok udah berangkat?" Lontaran pertanyaan dari Rion membuat Rasi segera menatap Rigel dengan tatapan bertanya.
"Loh, Rigel bilang lo diare jadi gue suruh bareng dia," jawab Rasi menatap Rion, ekor mata gadis itu masih memperhatikan Rigel yang berpura-pura lahap mengunyah makanannya-padahal udah ditelan sejak tadi.
"Diare?" Rion menatap Rigel.
Mampus.
"Semalem sih iya, salah makan kayanya. Tapi pagi tadi udah mendingan sih," lanjut Rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return
Teen FictionLet's return our story © namudedo, 2020 write 01.07 // 01.10