20 - our

29 9 10
                                    

| | |

BAGIAN 20
- our -

_________
_____

The last, but not least

_________
_____

"Honeymoon, yuk!"

Rasi mengeplak helm Rigel keras membuat si empunya langsung berhenti mendadak karena kacanya tiba-tiba saja jatuh di depan muka dan membuat pandangannya gelap seketika.

"Mulutmu, hanimun hanimun nikah aja belum," balas Rasi. Mereka lagi jalan-jalan di sekitar perumahan ceritanya.

Omong-omong, ini sudah sebulan semenjak Rigel akhirnya mengutarakan perasaannya. Dan tentu saja, mereka akhirnya memiliki hubungan pasti lebih dari sekedar sahabat. Ekhem, pacar. Sudah resmi, tidak bisa diganggu gugat.

Rigel meringis kecil. "Aduh, lagi PMS ngerepotin banget."

"APA?!"

"Buwung ape tu man?" tanya Rigel pura-pura tidak dengar.

"Udah sih, jalan lagi. Panas diem disini," omel Rasi membuat Rigel akhirnya hanya mendengkus kecil, mengiyakan.

Mereka kemudian saling diam lagi, menikmati angin semilir disekitar mereka. Rasi diam-diam mengeratkan pelukannya pada pinggang Rigel dan Rigel tersenyum tertahan. Ia benar-benar senang, sampai ingin meledek Rasi sekarang.

"Tapi beneran deh. Gue pengen honeymoon. Lagipula kita kan liburan tengah semester. Ya kali jalan-jalan doang. Gabut banget," ucap Rigel di sela ia menyetir. Rasi menghela, menyandarkan dagunya di pundak Rigel tapi berakhir kesal karena helm Rigel yang kebesaran menghalanginya membuat dagunya tidak bisa sempurna bertopang pada pundak pacarnya itu.

" Mau kemana sih," balas Rasi sedikit ngegas.

"Hm ... kalo ke hatinya Rasi aku udah sering---"

Plak!

"Apa sih lagi mikir juga!"

"Ngalus aja terus. Serius ih!"

Rigel mencibir pelan. "Dih, pacar kamu ini. Masa nggak mau di gombalin pacar sendiri."

"Bukannya nggak mau, tapi kamu gombal tuh hampir tiap detik tau nggak. Heran, nggak abis-abis stoknya," jelas Rasi.

"Woh, iya dong. Kembarannya Dilan." Rigel tersenyum bangga. "Dan kamu Mileanya," sambungnya dengan nada lembut.

Rasi hampir tersenyum lebar sekarang. Benar-benar, dia overdosis dengan semua gombalan Rigel. Entah dari mana lelaki itu belajar.

"Nggak mau ah jadi Milea," tolak Rasi membuat Rigel mengernyit.

"Kenapa? Cantik lho."

"Siapa yang cantik?"

"Y-ya, kamu lah."

"Bagus. Aku tuh emang cantik." Rasi mengibaskan rambutnya yang bebas di belakang helm. Ia kemudian mengulum bibir.

"Tau nggak kenapa aku nggak mau jadi Milea?"

"Kenapa?"

"Karena kisah cinta mereka nggak berakhir bahagia. Dan aku nggak mau. Yang aku ingin kita bahagia, sampai nanti."

: :

"Kamu suka sekolah barumu?"

Rion mendongak menatap Fany yang tengah memasak makan malam untuk mereka berdua.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang