15 - mistake

24 6 7
                                    

mohon maklumi typo
yang bertebaran :D

enjoy guys <3

: :

aku titipkan rindu ini pada sang surya,
aku sampaikan rasa ini pada rembulan
dan sinarnya. agar mereka bisa berbisik
padamu, dan mengatakan disini aku
tengah menunggu.

'''

BAGIAN 15
- mistake -

: :

Gema berjalan santai sembari bersenandung pelan. Ia baru saja selesai makan malam bersama ayah tadi dan sekarang waktunya memanggil adik kesayangannya untuk makan. Sejak pulang sekolah tadi Rasi belum keluar dari kamarnya. Apakah adiknya itu sedang mengerjakan tugas?

Knock! Knock!

"Dek, makan dulu. Jangan belajar terus nanti otaknya gosong." Gema mendekatkan telingannya pada pintu kamar Rasi. Tangannya hendak membuka kenop pintu tetapi urung karena adiknya belum merespon apapun.

Satu menit terlewat dan hanya angin yang menjawab ucapan Gema membuat lelaki itu mengernyit samar.

"Dek?"

Jantung Gema tiba-tiba saja berdegup lebih cepat. Tidak, kemarin yang terakhir. Seharusnya Rasi sudah mengingat semuanya. Dan kenapa Rasi tidak menjawab Gema sekarang?

"Adek abang yang paling cangtip, makan dulu, sayang." Gema masih berusaha membujuk walaupun Rasi masih belum merespon. Tangannya sudah gatal ingin memutar kenop pintu kamar Rasi.

Lagi, tak ada jawaban.

Sudah. Gema sudah tidak sabar. Lelaki bertubuh tegap itu segera memutar kenop dengan perasaan aneh. Mengingat kemarin ia menemukan Rasi pingsan di lantai kamarnya membuat Gema was-was ketika Rasi tak menjawabnya dari dalam kamar sekarang.

"Ras---"

Netra Gema langsung menangkap Rasi yang tengah duduk di menghadap meja belajar, tengah menunduk dengan buku---tidak, itu sebuah album photo.

"Rasi, makan dulu, yuk," ajak Gema berusaha membujuk Rasi. Tapi tidak ada respon, bahkan gadis itu tidak bergerak sama sekali.

"Dek? Are you okay?" Gema menyentuh pundak Rasi. Dan perlahan kepala Rasi tertoleh dengan raut wajah kacau.

"Abang ... bohong sama aku."

Wajah Gema yang tadinya khawatir jadi terkejut samar. Ia melepas tangannya dan pundak Rasi dan mengulum bibir, bingung menjelaskan.

"Kenapa abang bohong?"

Rasi memutar kursinya, menghadap Gema dengan tatapan sayu. Kantung mata gadis itu membengkak. Gema tahu, Rasi habis menangis.

"A-abang nggak bermaksud."

"Jelasin sekarang sebelum aku salah paham lebih jauh lagi." Rasi mengalihkan pandangan.

Siapa lagi? Siapa lagi yang membohonginya? Ayah? Mama? Om Leo? Tante Fany? Orang-orang yang dekat dengannya termasuk Rigel dan Rion hingga Gema, abangnya sendiri, kenapa mereka menyembunyikan sebuah fakta besar seperti ini?

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang