You’re my missing puzzle piece, finally I solved it. Fou filled every piece of my heart, even the scarred part of it to the fullest, and somehow, you’ve become my everything. My missing puzzle piece.
puzzle piece - NCT Dream
' ' '
BAGIAN 13
- and finally you remember me -: :
Knock! Knock!
Rigel mengerjap pelan ketika sebuah suara menyeruak ke dalam gendang telinganya, menarik Rigel dari alam mimpi dan membuat kedua mata indah itu terbuka sepenuhnya.
Pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah sebuah lemari berukuran sedang yang terbuat dari kayu, disebelahnya pajangan bertema vintage ikut serta menyapa paginya. Dan aroma cinnamon yang khas menguar dari nakas tak jauh dari tempat Rigel tertidur. Pemandangan khas yang mengingatkan Rigel bahwa sekarang ia tidak sedang berada di rumahnya.
Rigel mendudukkan diri, ia kemudian mengusap wajahnya perlahan dan menarik rambutnya yang berantakan kebelakang. Lalu ia menghela.
"Bentar, Om Yeda. Rigel baru bangun!" teriak Rigel begitu kesadarannya sudah sepenuhnya kembali dan menyahuti ketukan pintu yang membangunkannya tadi.
"Am, om, am, om, lo pikir bapak gue setua apa sih?" sahut suara dibelakang pintu. Sontak, Rigel melebarkan matanya dan segera menuruni kasur. Sejak kapan suara Om Yeda jadi seperti ABG laki-laki seperti itu?
Apakah ada penyusup di rumah ini? Tidak, Om Yeda orang tidak akan membiarkan orang asing bernapas di rumahnya dengan mudah.
Dulu saja saat Rigel pertama kali berkunjung kesini Yeda tidak pernah berhenti memperhatikan Rigel tiap detik. Rasanya ... yah, begitulah, tidak bisa bernapas.
Lalu siapa yang ada dibalik pintu kamarnya? Suaranya terdengar tidak asing.
"Cepet elah buka kamarnya, lo nggak bawa seragam, kan? Nih gue punya dua," ucapnya lagi membuat Rigel mengernyit dan segera membuka pintu kamar.
Matanya langsung saja membelalak ketika mendapati Ares yang ternyata ada didepan kamarnya. Siapa yang membawa anak tidak waras ini ke sini?
"Lo kok ada disini?" tanya Rigel bingung.
Rigel melebarkan pintu kamarnya dan menatap Ares dari atas ke bawah yang sudah mengenakan seragam lengkap. Sedangkan Ares hanya menghela dan memberikan satu set seragam SMA miliknya.
"Lo pikir? Ini rumah gue tau," jawab Ares dengan wajah datar. Ia kemudian kembali memakan es stik yang ada di tangannya sejak tadi dan berbalik begitu saja kembali ke ruang makan dimana ayahnya telah mempersiapkan sarapan pagi ini.
"... ha?" Rigel melongo. Menatap punggung Ares yang pergi menjauh.
Tunggu, kejutan apa ini?
Setelah selesai dengan ritual pagi serta memakai seragam dengan rapi-tentu dengan waktu secepat kilat, Rigel segera keluar dari kamarnya dengan tas yang ia sampirkan di punggung kirinya dan berjalan cepat menuju ruang makan.
Rigel tidak bisa berlari, walau dia ingin. Karena nantinya dia pasti ketahuan dan Om Yeda akan memarahinya habis-habisan karena berlarian di dalam rumahnya.
Kalian tahu, di sepanjang lorong menuju ruang makan adalah ruang koleksi benda-benda kuno bernilai ratusan atau bahkan mungkin milyaran dollar. Jadi, Rigel mana berani berlari.
Lima menit berjalan, akhirnya Rigel berhasil menembus lorong panjang itu dengan napas sedikit memburu.
Kadang Rigel tak habis pikir kenapa Om Yeda membangun rumah sebesar ini hanya untuk dirinya sendiri tinggal-ralat, dengan Ares. Bukankah pagi tadi Ares mengatakan bahwa dia tinggal juga di rumah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Return
Teen FictionLet's return our story © namudedo, 2020 write 01.07 // 01.10