Part 1. Kembali

27 4 0
                                    

[Author POV]

Jina memberhentikan langkahnya. Menatap betapa sibuknya hiruk pikuk kota ini. "Hai Seoul" ucap Jina. Setelah 17 tahun meninggalkan negara ginseng tersebut. "Huh, harusnya aku benar-benar memilih Gimhae Airport saja" ucap Jina kecewa. Menjalani penerbangan panjang, lalu disambut dengan hiruk pikuk perkotaan Seoul, Korea Selatan.

"Ayah, aku sudah sampai" ucap Jina menggenggam teleponnya. "Ayah melihatmu nak, ayah disini" ucap ayah Park sambil melambaikan tangan. Lalu Jina menghampiri ayahnya, memeluk erat pahlawan yang sudah lama ia rindukan.

"Hei nak, apa yang terjadi? Mengapa kamu murung? Kau tidak bahagia bertemu ayah?" Tanya ayah Park. "Aniyooo, aku hanya lelah ayah, aku disambut dengan kesibukan kota ini, membuatku semakin lelah" ucap Jina.

"Kamu masih membenci Seoul?" Tanya ayah. "Sedikit" ucap Jina singkat, padat. "Aku percaya kamu akan mencintai Seoul suatu saat nanti, ia akan memberikan experience yang luar biasa untukmu" ucap ayah Park membelai rambut anaknya yang berwarna coklat gelap itu. Jina hanya mengangguk pelan.

"Jimin dan lainnya menunggu di mobil, cepat, sebelum banyak yang menyadari" rangkul ayah sambil membantu membawa koper Jina.

"JINAAAAAAAAAAA!" Teriak Jimin sambil memeluk Jina yang baru saja memasuki mobil. "Jiminah, badanku sakit" ucap Jina.

"Hei, kamu tak merindukanku? Mengapa kau jarang memberi kabar padaku? Dan bahkan pertemuan pertama kita tahun ini, kau tak terlihat bahagia, hei? Apa yang salah?" tanya Jimin yang sedikit bawel.

"Aku sedang tidak mood membicarakannya, maafkan aku jika memberi kesan buruk di momen aku kembali" ucap Jina meminta maaf.

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu membicarakannya sekarang, kau boleh mempersiapkan diri, telinga ibu akan terbuka selalu untukmu" ucap Eomma, ah hubungan batin Jina dan Eomma memang sangat kuat daridulu.

"Selamat datang di Seoul kak, ayo liburan!" Ucap Jihyun.

Mobil berjalan melewati Sungai Han, mengingatkannya akan tragedi kakak sepupunya, Joy. Anak paman dan bibi yang bunuh diri karena perundungan saat taman kanak-kanak. Astaga, kejadian saat ia berumur 4 tahun itu masih membekas hangat di pikirannya. Bagaimana Joy memanjat pagar jembatan Sungai Han.

Jina yang masih tidak paham, hanya berteriak apa yang dilakukan kakaknya disana. Dan tiba-tiba Jimin berlari menghampiri Joy, tapi terlambat, Joy sudah melompat sebelum Jimin berhasil meraih tangannya.

Paman dan bibi menangis saat melihat jasad Joy di pinggir Sungai Han yang ditemukan polisi. Sejak saat itu, Keluarga Park tidak pernah kembali ke Seoul.

Mereka belajar banyak dari kisah Joy. Jimin dan Jina mengalami hal yang sama dengan Joy. Tapi Jimin bangkit, Jimin belajar bela diri sejak kecil, sehingga ia sedikit mampu melawan, dan melindungi adiknya dari perundungan. Dan Jina juga tumbuh sebagai anak kecil yang berdiri di garis terdepan anti perundungan, mengingatkannya pada pria kecil yang Jina tolong saat itu, yang tumbuh bersamanya kurang dari setahun, menggantikan Joy sebagai sahabatnya, Jeongguk.

————————————————————————
Notes :

Gimhae Airport / 김헤 adalah bandar udara yang terletak di Pusan (Busan). 108 Gonghangjinim-ro, Daejeo 2(i)-dong, Gangseo-gu, Busan, Korea Selatan

"Aniyo/아니요 adalah frasa yang digunakan orang korea untuk tidak menyetujui suatu pendapat, atau mengutarakan kesalahan yang terjadi. Singkatnya, dalam bahasa indonesia, artinya tidak"

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang