Prolog

24 4 0
                                    

[Author POV]

Park Jina. Biasa dipanggil Jina, tinggal di Idn, namun berkewarganegaraan Korea Selatan.

Perempuan yang sudah dewasa sejak ia kecil? Bisa disebut begitu. Pasalnya ia berpisah sejak berumur enam tahun dengan orang tuanya. Ia adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakaknya, Park Jimin, seorang idol dunia. Adiknya, Park Jihyun, seorang playboy, gamers, tapi memiliki personality yang bijak.

Keluarganya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Sampai suatu ketika, Tuan Park ditipu oleh rekan kerjanya. Membuat kehidupan mereka memburuk.

Jina adalah anak kesayangan Tuan Park, ia anak yang berbakti, setia menunggu ayahnya kembali pulang kerja, untuk sekedar menepuk-nepuk punggung ayahnya yang lelah. Jina sering bersepeda bersama ayahnya, menikmati udara sore Busan yang segar. Jina adalah pendengar yang baik, bahkan bagi ayahnya, ayahnya suka bercerita tentang kota metropolitan seperti Seoul, banyak kejahatan, persaingan sadis dan hal lainnya. Membuat Jina tanpa sadar tumbuh sebagai pembenci Seoul. Bahkan ketika mengingat rekan kerja ayah yang menipu keluarganya berasal dari Seoul.

Jimin adalah anak tertua keluarga Park. Ia sangat dekat dengan ibu, sering membantu memasak, dan hal lainnya. Itulah penyebabnya ia tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan manis. Ia memikul tanggung jawabnya sebagai kakak dari adik-adiknya, membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab, tangguh dan bersungguh-sungguh. Sampai akhirnya ia bisa masuk ke dalam suatu agensi di umurnya yang masih muda.

Jihyun, lahir saat kondisi keluarga Park mulai stabil dan naik. Banyak fasilitas yang mulai memanjakan dia. Seperti TV, PlayStation, dan lainnya. Membuat ia tidak terlalu dekat dengan orang tuanya, bahkan dengan kedua kakaknya sendiri, kebiasaannya juga membuat ia menjadi pribadi yang tertutup dan mengekspresikan kehidupannya di luar.

Saat kondisi keuangan keluarga Park menurun, Jihyun adalah orang pertama yang menarik diri dari keluarganya, ia sedikit terguncang, karena fasilitasnya yang berkurang. Tapi karena ia tumbuh bersama Jimin yang hebat di Busan, ia banyak belajar dari perjalanan hidupnya, dan tidak membenci keluarganya. Apalagi sekarang dengan kondisi keuangan keluarganya yang sangat berkecukupan karena karir Jimin.

Jina turun dari mobil, menurunkan dua koper dari bagasi. Berjalan menuju pintu masuk, lalu ia tersenyum kepada bibi dan pamannya. "Astaga, ponakan kami akan kembali ke keluarganya, kami harus apa, tapi kami menyayangimu dan tidak akan menghalangimu Jina" ucap bibinya.

"Bibi, terima kasih atas 17 tahun berharganya, terima kasih kau telah menolongku saat keluarga kami jatuh, kau membantu aku terus memiliki pendidikan" jawab Jina menunduk hormat, sedikit lama, karena ini perpisahan mereka. "Salam untuk Tuan Park" ucap Paman. "Nee, aku pamit" Jina menunduk dan masuk ke ticketing check.

Detik-detik terakhir Jina ada di Idn, sebelum ia benar-benar tinggal di Korea, bukan seperti tahun-tahun sebelumnya yang hanya liburan. Ia menatap sebuah photocard, "apakah tahun ini adalah tahun kita?" gumamnya melihat fotonya bersama teman kecilnya, Jeongguk.

Lalu ia beranjak dari kursi tunggu, berjalan menuju pesawat yang sudah siap mengantarkannya kembali ke negara asalnya.

————————————————————————
Notes :

"Nee/녀 adalah frasa yang digunakan orang korea untuk menyetujui atau mengutarakan pendapat positif. Singkatnya, dalam bahasa indonesia, artinya Iya"

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang