Part 43. Masa lalu Jina

3 1 0
                                    

[Jeongguk POV]

Ah, aku tak tau mengapa manajer sangat lama. Ia bilang hanya dalam 10 menit, tapi ini lebih dari 30 menit.

Pintu apartment diketuk, aku beranjak perlahan agar tidak membangunkan Jina, lalu aku membuka pintu, menunduk hormat kepada bibi. Aku menatap nya dengan rasa bersalah, tapi dia tetap tersenyum sambil menepuk bahuku. Lalu aku mengantarnya sebentar ke kamar untuk melihat kondisi Jina yang lumayan membaik, suhu tubuhnya mulai normal.

Lalu kami duduk di ruang tengah. Aku masih bingung bagaimana memulainya. "Aku tidak marah padamu Jeongguk, jangan gugup" ucap bibi sambil tersenyum.

"Aku minta maaf karena memperburuk situasi kondisi Jina" ucapku sambil menunduk. "Jina punya traumatis dengan mantan kekasihnya, mungkin ini akan menyakitimu secara tidak langsung Jeongguk" ucapnya lirih. Aku mendengarkannya dengan seksama.

Bibi menjelaskan bagaimana Jina tumbuh di Idn, titik jatuh hidup Jina saat lulus kuliah, mendapat pekerjaan, naik jabatan singkat, memiliki musuh bahkan kekasih nya sendiri, diselingkuhi, mendapat perlakuan kasar, dan tuduhan secara sengaja.

Sumpah demi tuhan, senyum Jina yang kulihat selama ini? Ternyata tidak sepenuhnya seperti yang ada di realita kehidupannya. Malaikatku pernah disakiti oleh pria bejat? Sumpah, aku ingin membunuh pria itu saat itu juga.

Lalu bibi berjalan menuju kamar, aku dan manajer mengikutinya. Ia menunjukkan bekas luka yang masih bisa terlihat, di punggung kaki Jina, lutut, ujung kening Jina, dan siku lengannya.

Itu luka yang banyak, belum luka yang sudah hilang bekasnya. Pikiranku benar-benar kacau.

"Jina menutupi semua ini berbulan-bulan dari kami, ia tidak ingin membuat kami khawatir akan kondisinya" ucap bibi

Lalu bibi berbicara pada manajer, "Mungkin kau bisa mengamati cara keluarga kami tumbuh bukan? Tuan Park yang hangat namun tegas. Aku yang mudah cemas dan khawatir" jelasnya.

"Jina menahan semuanya, hatiku tersayat, tapi kagum dalam waktu bersamaan, mengakui betapa hebat nya putriku bertahan dalam hidupnya"

"Dengan masa lalu Jina, aku akan mendukung apapun yang membuat Jina bahagia, termasuk kedekatan Jina dengan Jeongguk" ucapnya sambil menatapku.

"Tapi, dengan masa lalu Jina seperti itu, sangat besar kemungkinan pria-pria dalam keluarga Park akan membatasi pergerakan Jina dalam berhubungan dengan pria" jelasnya lagi.

"Jeongguk, perjalananmu akan sangat panjang dan sulit, jikalau kamu memutuskan untuk memilih Jina" peringatan bibi untukku.

"Aku akan menjaga Jina semaksimal mungkin" jawabku menunduk meminta izin. Bibi tersenyum, menepuk bahu ku.

"Aku membawakan Jina baju ganti, dan manajer membawakanmu pakaian resmi. Makan malam lah dengan Jina, nikmati malam ini. Tuan Park mendadak kembali ke Busan siang tadi, karena urusan Magnate" ucapnya tersenyum, aku benar-benar tidak percaya. Bahkan aku belum meminta izin padanya walau aku sudah memesan apartment ini untuk dua hari.

"Aku percaya padamu Jeongguk, jaga Jina dengan baik ya" ucap bibi, lalu pamit, manajer mengantar bibi kembali. Meninggalkan ku berdua dengan Jina.

Aku mematung di sisi kasur, melihat betapa teduhnya wajah Jina, yang banyak menyimpan luka dan kekuatan dalam dirinya. Aku mengecup keningnya cukup lama.

"Jeongguk..." panggil Jina, ah dia bangun, syukurlah:)

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang