Part 17. Menikmati Seoul.

10 4 0
                                    

[Jina POV]

"Lalu, hari ini kita akan melakukan apa?" tanyaku. Semuanya diam.

"Bagaimana jika menemani ibu berbelanja? Kita belum punya banyak persediaan untuk dua minggu kedepan" ajak ibu. "Kita benar-benar dua minggu disini?" tanyaku meyakinkan. "Kau tidak mau?" tanya ayah. Lalu aku melihat pemandangan Hannam-dong lewat Jendela. Tidak buruk.

"Boleh saja sih" jawabku. "Yasudah, temani ibumu" perintah ayah. "Ayah tidak ikut?" tanyaku. "Ayah harus memeriksa laporan keuangan Magnate" jelas ayah. "Jihyun?? Ah aku tidak akan berharap padamu" ucapku ketika melihat Jihyun memberikan kode menggenggam handphone nya ke kanan dan ke kiri.

"Aku mandi dulu bu" aku pamit pergi ke kamar. "Tidak usah berdandan Jina, kamu sudah cantik, dan hari ini kita tidak melepas masker" ucap ibu seperti biasa, meyakinkan bahwa anaknya memang sudah terlahir cantik.

Jam delapan tepat, aku sudah selesai bersiap. Butuh waktu sebentar jika memang tidak memerlukan make up, hahaha. Lalu kami memesan reservasi taksi.

Lalu kami turun ke lobby, bergegas menuju taksi yang sudah dipesan. Lalu di pintu komplek Hannam The Hill. Aku melihat mobil agensi Jimin. Aku bergegas menelpon Jimin.

"Jimin, aku melihat mobil agensimu! Hati-hati ya!" sapaku di telpon. Hah, aku benar-benar sulit berpisah dengan Jimin jika sudah bertemu. Dan sepertinya Jimin melihat taksi kami di belakang.

"Kau mau kemana?" tanya Jimin. "Aku akan berbelanja sedikit stock untuk di apartment, aku akan menghabiskan waktu berharga bersama ibu hari ini!" ucapku bergembira, karena berbelanja adalah momen berharga ku bersama ibu sejak kecil, setidaknya jika aku membantu mendorong keranjang, aku akan mendapatkan eksrim kesukaanku. Ah masa kecilku.

"Kau juga hati-hati, Jina. Jaga ibu dengan baik ya!" jawab Jimin. "Iya kak! Kau juga jangan terlalu lelah, terima kasih telah menemaniku begadang semalam, semangat untuk schedule mu hari ini. Aku menyayangimu!" jawabku. "Aku juga menyayangimu" jawab Jimin, lalu telepon terputus. Dan mobil taksi kami sudah berbeda arah dengan mobil agensi Jimin.

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang