Part 31. Menjelaskan kepada Jimin.

6 3 2
                                    

[Jina POV]

Setelah kembali ke apartment, kami memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di suatu mall di pusat Seoul. Aku berpisah dengan ibu dan ayah. Agar mereka menikmati waktu berdua. Aku dan Jihyun melewati sebuah toko aromatherapy.

Seketika aku kepikiran Jeongguk yang menyukai aroma susu. Lalu aku membeli aromatherapy varian vanilla yang manis mirip seperti aroma susu. Dan juga untuk Jimin dan aku, aroma jasmine tea yang kami suka.

Kami makan di sebuah restoran daging barbeque. Wah, pesta! Benar-benar sangat mengenyangkan hari itu. Seperti biasa, aku merekam video singkat untuk ku kirim ke Jimin, bahwa hari ini aku menjalani hari yang cukup bahagia bersama keluarga kami.

Aku mengirim video itu, tepat satu jam sebelum flightnya. Lalu kami pulang ke apartment setelah perut kami sudah tak mampu terisi lagi.

Aku beristirahat sebentar. Lalu sekitar jam 18.00 KST, aku sudah bersiap untuk menuju asrama Jimin. Aku bergegas menuju asrama membawa data diri dan pesan Manajer Sejin untuk akses masuk ke asrama grup. Aku juga membawa aromatherapy yang sudah ku beli beberapa waktu lalu.

Tidak lama setelah itu, langkah member terdengar mendekat ke pintu. Lalu pintu terbuka, dan aku berdiri dan mengucap salam sembari menunduk. Aku menyembunyikan aromatherapy yang kubawa, agar tidak mencurigakan member lain karena aku hanya membawa dua aromatherapy.

Aku tersenyum menyambut Jimin dan memeluknya, para member terkekeh dan membiarkan kami berdua, lalu semuanya masuk ke kamar masing-masing terkecuali Jeongguk, yang mungkin terkejut akan kehadiranku.

Lalu Jimin mengajakku masuk ke ruangannya, aku menatap Jeongguk yang mematung sambil meninggalkannya.

'Semuanya butuh proses' kata-kata ibu, hanya itu yang ada di pikiranku sekarang. Aku akan memulai proses itu dari sekarang.

"Jimin, aku membawakan aromatherapy untukmu, semoga kau menyukainya" ucapku menaruh aromatherapy itu di rak. Berharap situasi akan lebih baik dengan kehadiran aromatherapy itu. Aku tau sebenarnya kurang bagus berbicara hal seperti ini ditengah Jimin yang lelah. Tapi ia memaksa. Aku hanya mengikutinya.

Jimin menyuruhku untuk duduk, selagi ia mengambil minuman di kulkas. Aku tau pasti dia akan mengambil soju. Kebiasaan Jimin ketika lelah namun ingin melakukan sesuatu, meminum soju.

Udara Hannam benar-benar membantu kami tenang untuk membicarakan hal ini. "Orang itu adalah Jeongguk kak" ucapku memulai pembicaraan. Jimin yang sedang menuang soju ke cangkir kecil dan tetap membisu, membiarkan aku melanjutkan penjelasanku.

"Aku berteman dengannya kurang dari satu tahun, tepat setelah kita berpisah saat kau lulus dari taman kanak-kanak. Aku tidak punya teman, dan aku melihat Jeongguk yang di dorong oleh teman-teman kecilnya" jawabku. Jimin memperhatikanku dengan seksama.

"Sederhana sebenarnya, kami bermain layaknya seperti anak kecil. Tapi mengingat bahwa aku tidak memiliki teman dekat selain Jeongguk saat masa kecil. Membuatku mudah mengingatnya, bahkan setiap aku pulang ke Busan. Aku selalu menyempatkan diri untuk pergi ke taman. Berharap bisa bertemu Jeongguk" jelasku.

"Tapi nihil...."

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang