Part 15. Cara sembuh.

8 4 0
                                    

[Author POV]

"Langkah apa yang sudah kamu ambil?" tanya Jimin. Jina berpikir sebentar. "Aku memutus relasi rekan kerja lamaku, termasuk mantan kekasihku. Menutup semua akun social media yang aku gunakan di Idn. Aku juga berniat mengganti handphone ku besok. Aku masih ingin berkomunikasi dengan sahabat-sahabatku. Sehingga aku tidak bisa menghapus kontaknya. Tapi aku tidak ingin teringat masa lalu ketika aku melihat handphone itu" jawab Jina sambil melihat handphone yang diletakkan di meja sejak tadi pagi.

"Aku tidak tahu kau benar-benar trauma dengan masa lalu mu, sampai melihat handphone mu pun kau sedih ya?" tanya Jimin lirih. "Ah itu hanya usahaku, kau tidak perlu menganggapnya berlebihan Jim" jawab Jina.

"Aku tau semuanya sudah mendengar ceritaku dari Jihyun. Tapi aku bercerita itu akhir 2019. Kau tau aku pribadi yang kuat kan? Sekarang aku bahkan lebih kuat Jim, kau tidak perlu khawatir dengan ku" jelas Jina, sambil mengusap dada Jimin memberi intuisi agar Jimin tidak terlalu khawatir.

Jimin mencium tangan Jina lama. Jimin benar-benar tidak tahu harus melakukan apa selain berada di sisi adiknya, mendengar keluh kesahnya.

"Jim mengapa kita seperti sepasang kekasih? Haha, berhentilah. Jangan sedih" ucap Jina lalu mencium sisi kanan pipi Jimin.

"Besok aku akan memberikan handphone baru untukmu" ucap Jimin. "Tapi aku bisa—" ucap Jina terpotong, "aku tidak menerima penolakan" jawab Jimin sambil mengelus rambut adiknya dan mengecup puncak kepalanya pelan.

Malam itu berlalu, setelah film selesai. Mereka bernostalgia dengan masa kecil mereka, mendekap satu sama lain, bernyanyi bersama, dan Jimin menyanyikan beberapa lagu buatannya yang benar-benar punya efek membantu tidur. Dasar lelaki lembut.

IDOLOVEUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang