Part 7

82 11 4
                                    

Assalamualaikum...
Hai, apa kabar para readers-nya Felysha?
Maaf ya minggu kemaren aku gak bisa up. Soalnya ada beberapa masalah yang mengganggu author jadi bad mood
nulis cerita ini. Ya, semoga kedepannya aku gak kayak gini lagi oke.
Sebagai ganti dan permintaan maafnya, di part kali ini aku akan mengenalkan sosok si cantik Felysha dan si tampan Fabyan😍😍😍

                 ~Happy Reading~

Cahaya matahari mulai terlihat terang. Gadis itu pergi dari rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Tujuan utamanya sekarang adalah pergi ke rumah sakit. Karena setelah melaksanakan sholat subuh tadi, tiba-tiba pinggangnya terasa sangat sakit.

Sekarang wajahnya pun terlihat semakin pucat. Ia yakin setelah sampai di rumah sakit nanti, Haris pasti akan memarahinya habis-habiasan.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit. Akhirnya angkot yang di tumpangi Felysha berhenti tepat di depan RSKB Halmahera Siaga. Gadis itu segera turun. Kemudian ia terdiam sejenak, memperhatikan gedung yang selama dua tahun belakangan ini selalu di datanginya.

Felysha tersenyum miris. Hingga pada detik berikutnya ia berjalan gontai memasuki gedung tersebut karena menahan rasa sakit. Ketika sampai di lobi, tiba-tiba pandangan gadis itu terasa berputar. Hingga beberapa saat kemudian ia pun jatuh pingsan di tempat tersebut.

Satu jam setengah telah berlalu. Namun gadis itu masih enggan untuk membuka matanya juga.
Haris yang masih setia menunggu, akhirnya meminta suster Dara untuk menggantikan posisinya.

"Aawshh..." rintih Felysha sembari memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Alhamdulillah... Akhirnya mbak Fely sadar juga," ucap suster Dara penuh syukur.

Felysha pun menatap suster Dara sendu. "Om Haris nya kemana, sus?" tanyanya lirih.

"Dokter Haris baru saja keluar mbak. Dari tadi dia nungguin mbak di sini,"

"Dari tadi? Maksudnya apa sus?"

"Iya, mbak Fely pingsan sudah satu jam setengah."

Mendengar hal tersebut, gadis itu hanya bisa menghela nafasnya kasar. Baginya, ini adalah hal biasa yang sering terjadi pada dirinya.

                  🍂🍂🍂🍂🍂

Sekarang Felysha bisa bernafas lega. Karena kali ini ia hanya menghabiskan waktu selama dua jam setengah untuk melakukan cuci darah. Tak ingin berlama-lama lagi di tempat ini, gadis itu pun segera pergi menemui Haris ke ruangannya.

Kini Felysha hanya bisa menundukkan kepala kala mendapatkan tatapan yang tidak bersahabat dari Haris.

"Kemana aja kamu baru kesini sekarang, hemm?" Haris menatap tajam Felysha.

Namun gadis itu masih tetap menunduk dan tak menjawab pertanyaan Haris.

"Jawab pertanyaan om, Fely." gertak Haris.

"Ad_ada om,"

Haris tersenyum sinis. "Ada? Jawaban yang sangat konyol," Ia melipat kedua tangannya di dada. "Dengarkan baik-baik Fely. Penyakit kamu ini bukanlah  penyakit biasa. Jadi saya tekankan sekali lagi sama kamu, untuk selalu rutin melakukan cuci darah sesuai dengan jadwal yang sudah saya kasih. Kalau tidak__maka dengan sangat berat hati saya akan membongkar semua ini kepada keluarga kamu dan juga Bastian," ucap Haris tegas.

"Om udah janji untuk merahasiakan semua ini dari keluarga aku maupun Fabyan. Jadi om gak akan bisa melakukan hal itu," Felysha mendongakkan kepalanya dan menatap tajam Haris.

FELYSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang