Part 6

69 10 2
                                    

Gadis itu terlihat sangat bahagia. Karena keluarga barunya bisa menerima dia dengan begitu cepat. Ternyata mereka semua mempunyai sifat humoris, sehingga Felysha pun tidak susah untuk beradaptasi dengan keluarganya.

Seperti saat ini, mereka tak henti-hentinya tertawa karena tingkah sang oma yang terus menjaili anak sulungnya Gio. Melihat itu, hati Felysha terasa damai dan tentram.

'Andai ayah tak seegois ini. Pasti dari dulu aku menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Ya Allah, tolong jangan biarkan kebahagiaan yang baru Fely dapat ini kau ambil kembali,' batinnya dengan tatapan kosong.

"Fely kenapa sayang?" tanya Sely membuyarkan lamunan gadis itu.

Felysha sedikit terperanjat. Kemudian ia mentap Sely sembari menggeleng lemah.

"Fely gak papa kok ma," ucapnya tersenyum tipis.

Sely mengelus lembut punggung gadis itu. "Yaudah, kalau gitu kamu samperin kak Ari gih! Dia ada di belakang sama Rasyid dan Riyan. Sekalian kamu kenalan sama mereka,"

"Tapi ma__"

"Udah gak ada tapi-tapian. Vera tolong temenin Fely ketemu sama kakak kamu dan Riyan ya," pinta Sely yang diangguki langsung oleh keponakannya itu.

Gadis itu pun hanya bisa pasrah dan mengikuti Vera dari belakang. Sesampainya disana, Felysha hanya diam dan menatap kakaknya dingin. Karena jujur, ia masih kesal dengan perlakuan Farizal tadi.

"Hai, Felysha ya? Kenalin gue Rasyid," ucap Rasyid sopan sembari mengulurkan tangannya yang di balas langsung oleh gadis itu.

"Panggil Fely aja kak,"

"Oke Fely. Oh iya, kenalin ini Riyan sepupu kakak." Rasyid menepuk bahu cowok itu.

Felysha pun langsung menatap ke arah cowok tersebut dan hendak mengulurkan tangannya.

"Gue dah tau nama lo. Dan gue rasa lo juga udah denger nama gue barusan kan? Jadi kita gak perlu kenalan lagi," ucap Riyan dingin sembari memainkan ponselnya.

Gadis itu pun hanya mengerutkan keningnya dengan perasaan kesal. Namun berbeda dengan Farizal, Rasyid dan juga Vera. Mereka hanya tertawa, karena sudah terbiasa dengan sikap cowok itu.

Farizal menepuk lembut punggung adiknya. "Sabar ya dek. Iyan emang kayak gitu orangnya. Tapi percayalah dia itu sebenarnya baik kok," ujar Farizal sembari melenggang pergi. 

"Bener banget Fely. Dan gue rasa dia suka sama lo," timpal Rasyid dan pergi menyusul Farizal.

Kedua bola mata Felysha pun spontan membulat sempurna mendengar ucapan Rasyid barusan.
Kemudian ia menatap Vera untuk meminta penjelasan. Vera yang menyadari hal itu, segera bangkit dari duduknya untuk pergi ke toilet.

Gadis itu hanya bisa membuang nafasnya kasar. Ia tak habis pikir dengan kakak-kakaknya itu. Kenapa bisa mereka meninggalkan dirinya bersama pria dingin dan asing seperti Riyan.

Kini keheningan pun terjadi diantara mereka berdua. Felysha hanya memainkan kedua kuku tangannya yang panjang itu. Ia tak tau harus melakukan apa. Rasanya canggung jika harus berhadapan dengan pria seperti Riyan.

"Lo gak usah dengerin ucapan kak Rasyid. Dia cuman becanda," ucap Riyan membuka suaranya walaupun masih terdengar sangat dingin.

"It's oke. Sekalipun ucapan dia benar gue gak akan peduli," ucap Felysha ketus.

Riyan pun menatap dingin gadis itu. "Sorry.  Tapi gue gak demen sama cewek kayak lo,"

"Dih bodo amat,"

"Si Amat gak bodo. Jadi lo gak usah sotoy,"

"Terserah__"

                🍂🍂🍂🍂🍂

Malam semakin larut. Namun gadis itu masih tak bisa memejamkan matanya. Ia terus memikirkan permintaan bu Sheni yang menyuruhnya pindah sekolah setelah UKK selesai.

Felysha hanya memiliki waktu enam hari lagi untuk menjawab permintaan omanya. Gadis itu benar-benar bingung, ia tak tau bagaimana cara nanti menjelaskan semua ini kepada Salsa.
Terutama kepada kekasihnya Fabyan. Apalagi pria itu belum mengetahui jika ia telah bertemu dengan ibunya.

Tunggu-tunggu, Fabyan? Ah iya, sekarang Felysha baru sadar jika sedari tadi gadis itu tak mendapat kabar dari kekasihnya. Apa mungkin pria itu masih marah? Tapi kenapa? Hah entahlah...
Gadis itu pun segera mengambil ponsel dan earphone yang ada di atas nakas. Kemudian ia membuka aplikasi WhatsApp dan menghubungi pria itu.

"Tumben video call gue malem-malem,"  ujar Fabyan bingung.

"Emang kenapa?" gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Gak papa. Tidur gih dah malem!"

"Gue gak bisa tidur,"

"Alesan! Mau besok sakit lagi, hemm?"

"Kok ngomongnya gitu sih,"

"Makannya kalau dibilangin jangan ngeyel. Kalau lo sakit kan gue yang repot sendiri," canda Fabyan.

"Yaudah, kalau lo gak ikhlas besok-besok gak usah nolongin. Biarin aja tuh gue pingsan sampai koma. Terus abis itu gue meninggal. Biar gak ada yang ngerepotin lo lagi," ucap Felysha emosi.

Fabyan pun memijat keningnya yang tiba-tiba terasa sakit saat mendengar ucapan gadis itu. "Kok lo baperan gitu sih? Tadi kan gue cuman becanda,"

"Emang kenapa kalau gue baperan? Lo gak suka, hah? Gue sadar kok, Byan. Jika selama ini gue selalu nyusahin lo. Kalau emang udah gak sanggup,lo tinggal lepasin gue aja Byan. Biar lo bisa hidup lebih ten__"

"Fely cukup!" bentak Fabyan memotong ucapan Felysha.

Gadis itu pun langsung terdiam. Tiba-tiba kedua bola matanya memanas dan dadanya pun terasa sesak. Hingga pada detik berikutnya buliran bening tersebut berhasil membasahi kedua pipi mulusnya.

Fabyan pun menyesal telah membentak gadis itu hingga membuatnya menangis. Karena jujur, ini adalah pertama kalinya ia berani membentak Felysha.

"Maaf Fely. Gue gak suka lo ngomong kayak tadi," ucap Fabyan lirih sembari menjambak rambutnya frustasi.

Felysha terisak sembari mengahapus air matanya. "Lo pikir gue suka dengan apa yang udah lo katakan tadi, Byan?"

"Gue minta maaf, Fel. Udah lo jangan nangis lagi."

"Susah Byan, ini terlalu sakit. Hiks... hiks...," ucap gadis itu sembari memukul pelan dadanya.

"Maafin gue Felysha. Udah ya, lebih baik sekarang lo istirahat. Selamat malam ratu jutek,"  Fabyan tersenyum manis. Kemudian gadis itu memutuskan sambungannya secara sepihak.

Entahlah, sekarang hati Felysha benar-benar terasa hancur. Padahal ia sadar, jika tadi Fabyan memang tidak serius mengatakan hal tersebut.

Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Akhirnya gadis itu pun beranjak dari tempat tidurnya untuk membasuh wajah.
Setelah itu, ia kembali merebahkan tubuhnya. Hingga beberapa menit kemudian gadis itu mulai terlelap dalam tidurnya.

                    🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Gimana Nih  Di Part Kali Ini?
Semoga Kalian Semakin Suka Ya😊
Jangan Lupa Kritsarnya Wokke😉
Dan Satu Lagi Ya Gaesss...
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak
Karena Vote Itu Akan Selalu Gratis Buat Kalian Semua☺

Terimakasih😇

        

FELYSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang