Part 12

54 6 2
                                    

Setelah kepergian Farizal, gadis itu kembali melangkahkan kakinya dengan ragu menyusuri rumah sakit tersebut. Jantungnya kembali berdetak tak normal kala gadis itu tinggal beberapa meter dari ruangan Alena. Apalagi saat ia melihat Syakir yang tengah mondar-mandir khawatir.

"Fely__" ucap seseorang menyentuh pundak Felysha.

Gadis itu memejamkan matanya sembari mengusap dada. "Ish... Tante Kira__bisa gak sih gak usah ngagetin Fely kayak gitu?" geram Felysha kesal.

"Ngagetin?" tanya Syakira mengerutkan keningnya heran.

"Iya," ketus gadis itu.

Syakira mengacak gemas rambut Felysha. "Yaudah...  Tante minta maaf ya Fefel sayang,"

Gadis itu memalingkan wajahnya. "Tau ah, Fely masih ngambek." ucap Felysha sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Yaudah kalau masih ngambek," balas Syakira dingin.

Gadis itu pun memutar bola matanya malas sembari mengerucutkan bibirnya kesal.

"Btw Farizal kenapa gak jadi ikut ke sini?" tanya Syakira penasaran.

"Kak Farizal? Ma_mak__sud tante ap_a?" tanya balik Felysha dengan gugup.

"Iya, cowok yang tadi ke sini sama kamu Farizal kan? "

"Bu_bukan kok,"

Syakira menyentuh pundak gadis itu. "Udahlah Fely, tante tau kok kamu lagi boongin tante."

"Maaf tan," gadis itu menunduk. "Tadinya kak Ari mau ikut jenguk Alena. Tapi__dia lupa kalau mama nyuruh jemput ke rumah temennya," lirih gadis itu.

Syakira membuang nafasnya kasar. "Oke. Yaudah yuk kita ke sana sekarang!" ajak Syakira namun gadis malah menggelengkan kepalanya.

"Kenapa Fely?"

"Fely belum siap ketemu ayah lagi, tan." gadis itu menatap Syakira sendu. "Titip salam aja buat mami sama papi ya. Dan bilang ke Alena, kalau Fely bakal jenguk dia. Tapi gak sekarang,"

"Nggak! Alena butuh kamu sekarang sayang. Sejak dua hari yang lalu, dia gak sadar dan terus nyebut nama kamu, Fely__" Syakira memegang erat tangan Felysha. "Tante mohon sama kamu, tolong jenguk dia sekarang ya. Kondisi Alena semakin tidak membaik. Fely gak mau kan kalau Alena kenapa-napa? Kasian dia masih kecil sayang," ucap Syakira dengan lembut.

Gadis itu memejamkan matanya. "Tapi tan___"

"Gak ada tapi-tapian Fely! Kamu gak usah takut. Ada tante, mbak Susan, mami dan juga papi yang akan ngelindungi Fely jika ayah kamu  berbuat yang enggak-enggak." ucap Syakira tegas.

Dengan sangat terpaksa, gadis itu pun menuruti keinginan Syakira. Felysha berjalan di belakang tantenya itu sembari menunduk. Perasaannya semakin tak nyaman. Gadis itu merasa jika sekarang ia akan kembali beradu mulut dengan ayahnya.

Sesampainya di depan ruang Alena, Felysha segera menghampiri kakek dan juga neneknya yang sedang duduk. Rasa khawatir Pak Arman dan bu Arin pun mulai menghilang kala melihat gadis itu. Mereka langsung menyambut cucu kesayangannya dengan sangat baik.

Namun lain halnya dengan Syakir. Saat menyadari kehadiran putrinya itu, raut kebencian pun semakin terlihat.

"Mau ngapain kamu ke sini hah?" Syakir berjalan menghampiri gadis itu. "Sekarang kamu puas liat Alena kayak gini? Iya?" tanya Syakir dengan amarah yang sangat memuncak.

"Maksud ayah apa nanya kayak gitu sama Fely?" tanya balik gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Syakir mengibaskan tangannya. "Udahlah gak usah banyak tanya. Kamu pasti seneng kan liat Alena sakit? Dan ini kan yang selama ini kamu mau?" Syakir menunjuk ruangan Alena. "Liat Alena terbaring sakit, biar dia juga merasakan apa yang dulu pernah kamu rasakan. Iya kan, hah?" sentak Syakir.

FELYSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang