Part 10

80 10 5
                                    

Jumat, 03 Juni 2016.
Dimana hari ini adalah hari yang sangat menegangkan bagi siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMA Taruna Bakti. Karena di hari tersebut, mereka akan menerima hasil UKK yang telah dilaksanakan satu minggu yang lalu.

Dan sedari tadi, Felysha tampak mondar-mandir dengan raut wajah yang sangat gelisah. Karena pembagian raport kali ini, Sely lah yang akan mengambilnya.

"Fely, lo bisa diem gak sih? Dari tadi gue perhatiin bulak-balik wae. Puyeng nih pala gue," ucap Salsa geram.

"Aah... Diem lo Cha! Gak liat apa gue tegang gini," Gadis itu menggigit kukunya.

"Ya elah__lebay banget si lo. Gue aja santai-santai bae kalau nyokap gue kesininya bakal telat,"

"Lo kan udah biasa, Cha. Lah gue? Baru pertama kali ngambil raport sama nyokap. Kalau nanti nilai gue turun gimana? Kan gue sendiri yang bakal malu,"

"Mustahil itu. Lo kan siswa yang paling cerdas. Udah cepet sini duduk!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. Kemudian dia menurut, dan duduk di samping Salsa.

"Nyokap lo ke sini jam berapa, Cha?" tanya gadis itu sembari memainkan ponselnya.

"Paling jam sepuluhan," jawab Salsa sekenaknya.

"Kebiasaan banget si, orang udah pada pulang ini baru datang," canda Felysha.

Salsa langsung menatap tajam gadis itu.

"Gak usah di omongin, Fel." sentaknya. "Lo kan tau sendiri kerja nyokap gue gimana," ucap Salsa tak terima.

"Ya ampun Cha___gak usah segitunya juga kali. Orang gue cuman becanda juga,"

"Tau ahh!" melipat kedua tangannya di dada. "Kesel gue sama lo,"

Felysha tersenyum kecut sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Dihh__bodo amat," Felysha bangkit dari duduknya. "Bye, gue duluan ya Cacha sayang___"

"Iihh... Lo mau kemana, Fel?"

"Minta surat pindah ke kantor," teriaknya.

Kini gadis itu tengah berada di kantor guru bersama Sely. Pak Anton tampak keberatan setelah mengetahui tujuan Felysha bersama ibunya itu.

"Maaf bu Sely, apa gak sebaiknya ibu mempertimbangkannya kembali? Karena sangat disayangkan sekali jika Fely harus pindah dari sekolah ini. Dua tahun berturut-turut, dia telah berhasil mengharumkan nama baik sekolah kami di berbagai bidang tertentu," pak Anton menatap Felysha. "Bapak harap___Fely juga mau mempertimbangkannya, nak. Jujur, bapak sangat keberatan. Karena cuman kamu satu-satunya siswa yang bisa bapak banggakan," tutur pak Anton panjang lebar.

"Sekali lagi saya minta maaf pak Anton," Sely menangkup kedua tangannya. "Tapi keputusan anak saya sudah bulat. Dan terima kasih untuk sebelumnya, karena bapak telah mempercayai anak saya akan prestasi yang ia miliki. Namun saya harap, bapak juga bisa menghargai keputusan Fely," Sely tersenyum ramah.

"Iya pak. Dan Fely minta, bapak jangan pernah bilang kalau hanya aku lah siswa satu-satunya yang paling bapak banggakan. Karena Fely yakin, disini masih banyak siswa yang mempunyai bakat dan kemampuan lebih dari Fely, pak. Hanya saja__mereka malu untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki," timpal gadis itu dan membuat pak Anton takjub mendengarnya.

"Kamu benar juga nak." pak Anton menghembuskan nafasnya pasrah. "Baiklah, semoga nanti kamu betah di sekolah barumu nak Fely. Jangan lupa datang di acara perpisahan kelas 12 ya!"

"Iya pak siap," Felysha tersenyum ramah.

Kemudian pak Anton menyerahkan surat pindah yang telah ia tanda tangani kepada Sely.

FELYSHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang