Sesuai janjinya semalam, Sely akan mengantarkan putri tercintanya itu ke rumah sang mertua. Dan kini ia sudah berada di depan gerbang sekolah SMA Taruna Bakti menunggu kedatangan gadis itu.
Selang lima menit, Felysha pun datang dan segera masuk ke dalam mobil yang di kendarai Sely. Gadis itu tak lupa mencium punggung tangan serta pipi ibunya. Yang dibalas kecupan mesra dari Sely.
"Sayang, kalau misal nanti ayah kamu gak ngizinin pindah sekolah gimana?" tanya Sely membuka percakapan.
"Fely gak peduli! Dan Fely akan tetap pindah sekolah, ma. Karena tujuan Fely kesana sekarang cuman dua," jawab gadis itu cepat.
"Kok dua, sayang?" Sely tampak mengerutkan keningnya heran.
Gadis itu pun menatap ibunya. "Iya dua. Yang pertama, Fely cuman mau ngasih tau soal pindah sekolah. Masalah setuju atau enggaknya keluarga disana, Fely GAK PEDULI! Karena yang penting Fely udah ngasih tau mereka. Dan yang kedua__Fely mau bawa si Zordan ke rumah mama. Abis itu kita pulang deh," tutur Felysha panjang lebar.
"Zordan? Siapanya kamu dia?"
"Meong kesayangannya Fely, ma." Sely pun hanya manggut-manggut mendengar jawaban gadis itu.
Waktu tak terasa. Kini Felysha dan Sely, telah sampai di pekarangan rumah keluarga Alfatih. Mereka pun segera turun dari mobil. Setelah sampai di depan pintu, gadis itu pun memencet bel yang ada di samping pintu tersebut.
"Assalamualaikum... Permisi," ucap gadis itu sopan.
"Waalaikumsalam, tunggu sebentar!" sahut seseorang di dalam rumah.
Ceklek...
"Neng Fely___" wanita paruh baya itu memeluk Felysha. "Masyaallah... Neng Fely apa kabar?" tanya bi Nani dengan wajah berbinar.
Felysha tersenyum manis, kemudian mencium punggung tangan bi Nani.
"Alhamdulillah baik bi. Bibi sendiri gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah bibi juga baik neng. Tapi semenjak neng Fely pergi, bibi teh jadi galau kieu neng," ucap bi Nani sendu.
"Ya ampun... Bibi gak boleh ngomong gitu dong. Fely kan jadi gak enak,"
Bi Nani pun terkekeh. "Aduh si Ibunya di kacangin sama bibi. Maaf ya bu, hehe. Mari masuk bu!" ucap bi Nani sopan.
"Iya gak papa, bi. Mami sama papi nya ada?" tanya Sely lembut.
"Tuan masih di kantornya, bu. Tapi kalau nyonya, ibu, bapak sama neng Kia ada kok."
"Gitu ya, bi. Kalau gitu saya sama Fely masuk ya,"
"Iya bu, silahkan tunggu di ruang tamu. Biar saya panggil nyonya sama yang lainnya dulu,"
Kemudian Sely dan Felysha pun segera masuk ke dalam rumah tersebut. Dan menunggu kedatangan tuan rumah.
Tak perlu membutuhkan waktu yang lama. Sosok Syakir pun datang dengan raut wajah yang tidak bersahabat, kala melihat Felysha dan Sely.Sepertinya Syakir ingin berkata sesuatu, namun tiba-tiba bu Arin dan Syakira datang.
Mereka pun tak henti-hentinya memeluk serta mencium wajah gadis itu sembari menangis bahagia. Padahal baru beberapa hari Felysha tinggal bersama ibunya. Namun bu Arin dan Syakira seperti bertahun-tahun tak jumpa dengan gadis itu."Jadi, apa tujuan kalian datang kesini?" ketus Syakir to the point.
"Syakir__"
"Mas Syakir__"
Ucap bu Arin dan Syakira barengan dengan sangat geram.
"Fely mau pindah ke yayasan oma setelah pembagian raport nanti," jawab Felysha datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
FELYSHA
Teen Fiction"Jika seorang anak adalah anugerah yang Tuhan titipkan dalam suatu hubungan rumah tangga. Lalu mengapa meski ada perpisahan diantara kalian?" Kalimat itulah yang selalu gadis itu tanyakan pada dirinya sendiri. Sebab perpisahan orang tuanya, membuat...