"Dia membuatku merasakan apa yang belum pernah kurasakan dari orang lain ㅡterima kasih untuk itu"
---oOo---
Tidak ada pembicaraan yang tercipta sepanjang perjalanan kami dari sekolah sampai ke rumah Prof. Jeffrey. Mark tidak mengajakku bicara dan begitu juga dengan sebaliknya ㅡsebab aku tidak tau apa yang harus kubicarakan dengannya. Jadi aku lebih memilih untuk diam saja. Sampai akhirnya kami tiba di depan rumah Prof. Jeffrey.
"Kamu boleh masuk, aku mau pulang ke rumah" ucapku.
"Sudah kubilang kan? Aku harus terus bersamamu" jawabnya.
"Aku mau pulang ke rumah, Mark. Kamu gak boleh ikut"
"Kamu ownerku, aku harus melindungimu"
Aku hanya bisa menghela nafas. Apa yang harus kulakukan? Aku benar-benar tidak bisa membiarkan Mark untuk ikut pulang ke rumah. Aku hanya takut jika papa sedang ada di rumah. Bukannya apa, aku tidak ingin papa tau kalau mark adalah humanoid dan memanfaatkannya.
"Kamu di sini aja dulu. Aku pasti balik ke sini lagi kok setelah aku ganti baju" ujarku.
"Sebelumnya kamu juga mengatakan hal seperti itu tapi kamu tidak menepatinya. Kamu tidak datang pagi tadi"
"Kali ini aku bener-bener janji bakal balik ke sini secepatnya"
"Sebelumnya kamu juga berjanji tapi kamu mengingkarinya"
Ahㅡ apa yang harus kukatakan selanjutnya. Mark benar-benar tidak mau menuruti perkataanku. Harusnya aku menepati janjiku untuk datang kemari pagi tadi jika aku tau pada akhirnya dia akan menjadi murid di kelas yang sama denganku. Dengan begitu dia akan terus percaya dengan perkataanku. Tapi jika sudah seperti ini keadaannya, aku harus apa?
Aku melihat jam tangan yang kupakai di salah satu pergelangan tanganku. Sekarang jam itu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore yang artinya mama dan papa belum ada di rumah. Mama biasanya akan pulang dari rumah sakit ketika malam hari. Sedangkan papa akan pulang kerumah ketika jam sudah menunjukkan pukul enam sore.
Tapi terkadang dia juga akan pulang sebelum pukul segitu ㅡitu yang sedang kukhawatirkan. Bagaimana jika ketika aku membawa Mark ke rumah kemudian papa juga ada di rumah? Bisa bahaya.
Aku berpikir sejenak kemudian kembali mendongakkan sedikit kepalaku agar bisa dengan leluasa melihat wajah Mark yang sedari tadi pandangannya terus tertuju padaku.
"Yaudah kamu boleh ikut ke rumah" kataku.
Tidak ada yang bisa kukatakan selain itu. Jika aku masih saja menyuruhnya untuk menunggu di sini, dia pasti akan kembali menolak dan terus menolak sampai aku mengatakan dia boleh ikut.
Soal papa ㅡentahlah, kuharap dia tidak ada di rumah. Kalaupun dia ada di rumah, aku akan memikirkannya nanti mengenai apa yang harus kulakukan.
"Apa jarak rumahmu masih jauh?" tanya Mark.
"Lumayan"
"Kalau begitu kamu bisa naik ke punggungku, aku akan menggendongmu sampai ke rumah. Kakimu pasti lelah"
"Eh gak usah, aku jalan kaki aja. Masih kuat kok"
Mark terdiam sejenak. Namun beberapa detik setelahnya, tangan itu bergerak menyentuh permukaan wajahku. Perlahan ia mengusap bagian yang terletak di atas pelipisku ㅡaku juga tidak tau apa yang sedang dilakukannya sekarang tapi ia berhasil membuatku tertegun.
"Kamu berbohong lagi" ucapnya.
"Ya?" Aku tidak mengerti dengan apa yang dia katakan.
"Wajah yang penuh dengan keringat dan bibir pucat ㅡkamu sedang kelelahan tapi kamu berkata masih kuat untuk berjalan. Kamu berbohong. Jika kamu memaksakan diri untuk masih tetap berjalan, 10 meter di depan sana kamu akan jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CODE NAME MARK
Fiksi Ilmiah[ Science fiction] "He is a bright light at the end of my dark road" Cover design by : Putri_Graphic