"Dia terus mengikutiku di kehidupan nyata. Andaikan dia juga bisa mengikutiku sampai ke alam mimpi, maka tidak akan ada yang perlu kutakutkan lagi ketika tidur"
---oOo---
"Luna jangan!" teriakku.
Seiringan dengan teriakan itu, mataku terbuka dan segala hal di ruangan ini terlihat jelas di mataku.
Bukan hal yang asing lagi, aku kembali bermimpi buruk. Tapi kali ini berbeda, bukan mama yang ada kulihat setelah mimpi buruk. Melainkan Mark.
Terlihat jelas humanoid itu sedang duduk di sebuah sofa besar yang ada di kamarku.
Sedang apa dia pagi-pagi begini di sini -begitu pikirku.
Aku melihat keluar jendela, merasa ada yang aneh di sini sebab matahari begitu panas di luar sana. Tidak seperti matahari pagi yang biasanya.
Akupun melihat jam yang terletak di meja kecil yang berada tepat di samping tempat tidurku. Ah-ternyata ini masih sore, kupikir sudah pagi.
Sepertinya aku baru saja bangun dari tidur siangku.
"Kamu bermimpi buruk?" tanya Mark yang juga kemudian berjalan menghampiriku.
"Iya" jawabku.
"Kamu menyebut nama Luna, aku tidak yakin itu adalah mimpi baik"
"Kamu benar, yang tadi itu mimpi buruk. Tapi itu sudah sering terjadi, bahkan mungkin hampir setiap hari"
Mark membetulkan posisinya dengan duduk di sampingku. Tangan itu bergerak mengusap keringat yang ada di wajahku.
Aku tidak begitu mengingat jelas bagaimana alur mimpiku tadi, mungkin begitu mencekam sampai-sampai aku mengeluarkan keringat. Yang kuingat hanyalah aku meneriakkan nama Luna saja.
"Sering terjadi? Kamu pasti sangat menderita" ucap Mark.
"Begitulah.."
"Mau keluar? Kita cari udara segar untukmu"
"Boleh"
Begitu aku menjawab, Mark menyodorkan tangannya padaku. Aku paham apa maksudnya -dia ingin aku meraih tangannya. Aku lakukan, kemudian langsung saja aku beranjak dari tempat tidurku dan menarik tangan Mark untuk keluar.
Tapi tubuhku kembali tertarik ke belakang sebab Mark tidak bergerak selagi aku menariknya ke luar kamar. Aku juga tidak mengerti kenapa dia diam saja di sana padahal dia yang mengajakku untuk mencari udara segar.
Aku hanya menaikkan kedua alisnya sebagai isyarat aku tidak mengerti dengan sikapnya sekarang ini.
"Kamu akan keluar dalam keadaan begini? Rambutmu berantahkan dan wajahmu masih terlihat jelas seperti orang yang baru bangun tidur. Kamu harus cuci muka dulu" kata Mark.
Sekarang giliran humanoid itu yang menarikku menuju kamar mandi. Ah benar juga, aku tidak bisa keluar dengan penampilan seperti ini. Setidaknya aku harus terlihat segar jika keluar rumah.
Seperti kata Mark tadi, aku pun mencuci wajahku di dalam sana. Kemudian keluar dan memoleskan beberapa alat make up ke wajahku -seperti bedak dan liptint.
"Kamu berdandan agar bisa menarik perhatian orang-orang karena kamu cantik? Kamu tidak perlu melakukannya, kamu sudah cantik" ujar humanoid itu.
"Terkadang seseorang berdandan bukan untuk menarik perhatian, tapi untuk diri mereka sendiri. Aku merasa sedikit lebih percaya diri dengan pakai make up meskipun Cuma sebatas bedak dan liptint"
KAMU SEDANG MEMBACA
CODE NAME MARK
Ciencia Ficción[ Science fiction] "He is a bright light at the end of my dark road" Cover design by : Putri_Graphic