10. He Forgot me?

400 131 16
                                    

"Kamu masih mengingatku? kenapa tidak merespon? ayo jawab aku"

---oOo---

Perbedaan dunia bukanlah hal yang harus menjadi sebuah penghalang untuk menyukai seseorang. Tapi bagaimana cara dia bersikap terhadapmu, bagaimana cara dia membuatmu tersenyum dan bagaimana cara dia membuatmu terlepas dari segala gelapnya dunia ㅡitulah hal-hal yang bisa membuat hatimu untuk mengenal dengan yang namanya cinta.

Sementara pertanyaan mengenai siapa dia, makhluk seperti apa dia dan bagaimana cara ia diciptakan.. bagiku hal itu tidak begitu penting. Kenapa? Karena sekalipun dia adalah manusia namun sikapnya sama seperti kebanyakan orang di luar sana, aku tetap akan membencinya lebih dari apapun.

Seperti Mark, tidak masalah bagiku jika dia adalah seorang humanoid, otaknya yang merupakan syaraf tiruan, matanya yang terbuat dari logam nano, aku tidak peduli dengan semua itu.

Yang kutau hanyalah Mark adalah orang yang sudah menyelamatkan hidupku berulang kali. Dia juga yang selalu melakukan segala hal untuk membuatku tersenyum.

"Elle..." suara merdu itu menyadarkanku dari lamunan singkat itu tadi.

"Oh, ya mama?" jawabku.

"Makan malam sudah siap, ayo"

"Oh iya, sebentar Elle keluar"

Wanita cantik berambut panjang itu tersenyum kecil kemudian keluar dari kamarku. Em? Kamar? Yah, aku sedang ada di rumah saat ini.

Prof. Jeffrey menyuruhku untuk kembali ke rumah sampai daya baterai Mark sudah terisi penuh. Karena hanya akan membuang-buang waktu jika aku hanya duduk di sana sembar menunggu Mark.

Beberapa kali aku mengecek ponseku untuk menunggu kabar dari Prof. Jeffrey namun hasilnya nihil, sampai sekarang aku masih mendaat notifikasi apapun darinya.

Ah sudahlah, aku akan pikirkan itu nanti. Mungkin daya baterai Mark memang belum terisi penuh, karena itu Prof. Jeffrey belum mengabariku.

Tanpa berpikir panjang lagi, langsung saja kau berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Di sana sudah ada mama dan papa yang sedang menyantap makan malam mereka.

Suasana meja makan begitu hening, tidak ada pembicaraan sama sekali. Sebenarny aku tidak begitu heran dengan hal ini karena setiap harinya memang selalu seperti itu.

"Dddrrrrtttt... ddrrrrttttt..."

Ponselku bergetar selagi aku tengah menyantap makan malamku. Meskipun benda itu ku simpan di saku celanaku, tapi suara getarannya begitu jelas terdengar karena suasana di ruangan ini begitu sunyi.

Seketika mama menatapku diam. Sementara papa, dia tidak merespon apapun dan tetap menyantap makanannya. Bahkan melirikku saja tidak.

"Elle, mama sudah pernah bilang kan? Jangan pernah bawa ponselmu ke meja makan" tegur mama.

"Iya ma, maaf" aku sedikit menundukkan kepala.

Setelah getaran ponsel itu terdengar, langsung saja aku cepat menghabiskan makan malamku. Aku yakin itu adalah notifikasi dari Prof. Jeffrey.

Dia pasti mengabariku bahwa daya baterai Mark sudah terisi penuh.

Oh ya, sebelumnya aku mengatakan pada Prof. Jeffrey untuk tidak mengaktifkan Mark sebelum aku datang. Tidak ada yang boleh mengaktifkan Mark selain aku.

Sebab aku masih mengingat apa yang dikatakan Mark ketika kami pertama kali bertemu, orang yang ia lihat pertama kali ketika ia diaktifkan kembali adalah ownernya.

CODE NAME MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang