12. A belief

335 123 13
                                    


"Kita harusnya terlihat begitu dekat, namun kenyataannya kita malah terlihat seperti orang asing"

---oOo---

"Jam berapa sekarang?" tanyaku.

"Jam 12 siang" jawab Mark.

"Ah pantas aja cuacanya terik sekali"

Sejak kami singgah karena kelelahan setelah olahraga pagi tadi, kami masih menetap di sini sampai sekarang. Pulang? Tentu tidak.

Aku dan Mark bersantai di sebuah gazebo taman. Di sini, tentunya kami masih memakai pakaian olaharaga.

Hanya tersisa kami berdua di sini, sementara yang lainnya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Jelas saja, mana ada yang masih mau berolahraga di siang hari yang terik begini.

Sedari tadi aku dan Mark hanya mengobrol di sini. Tidak ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Aku hanya membahas topic pembicaraan yang ringan dengan Mark. Seperti kartun kesukaanku misalnya, hal-hal apa saja yang kusuka, aku juga menceritakan pada Mark beberapa pengalamanku.

Begitu asik mengobrol sampai aku tidak sadar bahwa waktu terus berputar dan kami sudah berada di sini berjam-jam lamanya.

"Kalau begitu kita harus pulang sekarang, ini sudah waktunya jam makan siangmu" sahut Mark.

Aku mengangguk kecil. Tapi baru saja kami akan beranjak dari posisi kami sebelumnya, seseorang bersuara dari jauh di sana menyapa kami. Tidak terkejut, sebab kami mengenal orang itu.

"Hei anak-anak!" itu teriakan Prof. Jeffrey.

Yah, Professor muda itu ada di sini. Dia terlihat datang dengan memakai kemeja putih dan sebuah tas kain di tangannya.

Aku tidak tau alasan kenapa dia ada di sini. Aku rasa di antara aku dan Mark tidak ada yang menghubungi Prof. Jeffrey untuk menyuruhnya datang kemari.

"Professor di sini? Apa ada sesuatu yang sedang professor urus di sekitar sini?" tanyaku.

"Tidak, saya datang ke sini untuk menghampiri kalian" jawabnya.

"Ya? Tapi bagaimana bisa professor tau kita ada di sini?"

"Saya melacak kalian. Sebelumnya saya memasang alat pelacak di dalam server Mark"

"Ya? Tapi kenapa?"

"Saya sudah bilang kan? Kalian berdua itu begitu penting bagi saya. Tadi saya melihat kalian berdua terus ada di sini selama berjam-jam. Jadi saya memutuskan untuk bergabung dengan kalian sembari menghabiskan jam makan siang"

Prof. Jeffrey meletakkan tas yang ia bawa tadi di depan kami. Ternyata isi tas itu adalah makan siang. Namun Mark merentangkan salah satu tangannya tepat di depanku yang artinya ia melarangku untuk mendekat dengan kotak makanan yang tersusun itu.

"Ada apa, Mark?" Tanya Prof. Jeffrey.

"Elle tidak percaya dengan orang-orang di luar sana. Dia selalu takut makan makanan dari orang asing untuk menghindari sesuatu yang buruk terjadi padanya. Termasuk Professor" jawab Mark.

"Saya tau, kamu bisa memeriksa makanan ini sendiri. Saya yakin kamu tidak akan menemukan zat beracun di dalamnya"

Humanoid itu mengulurkan salah satu tangannya. Ia hanya menyentuh makanan-makanan itu sedikit saja kemudian terdiam. Aku tidak tau apa yang sedang ia lakukan sekarang.

Tapi mendengar Prof. Jeffrey menyuruh Mark untuk memeriksa makanan itu, sepertinya itu yang dilakukan Mark sekarang. Mungkin sama halnya dengan apa yang terjadi ketika aku mengambil minuman bersoda waktu itu.

CODE NAME MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang