05. Money and connection

644 171 29
                                    

"Ketika uang dan koneksi membuat seseorang diperlakukan seperti raja dan ratu. Sementara yang tidak memiliki keduanya , hanya akan dianggap sampah"

---oOo---

"Pergi lo dari sekolah ini!"

"Atau mati aja lo sekalian!"

"Lo Cuma bisa nyusahin gue aja!"

Di ruangan yang gelap gulita, suara-suara itu terus menusuk di telingaku. Suara yang sedari tadi terus berbicara itu adalah suara Luna. Namun di sini aku tidakbisa melihat wajahnya. Yang kulihat hanyalah kegelapan.

Tempat ini, tempat yang hanya ada di satu titik alam bawah sadarku ㅡaku sangat mengenalinya. Aku sudah sering berada di sini hampir setiap malam.

Apalagi kalau bukan mimpi buruk yang selalu menghantuiku di sepertiga malam. Dan Luna selalu yang menjadi tokoh utamanya. Aku juga tidak mengerti kenapa hal ini sering terjadi padaku.

"Gue cekik aja kali lo ya? Biar cepat mati"

Suara Luna kembali terdengar di telingaku, namun kali ini berbeda. Tidak hanya suara yang kudengar. Melainkan tangan Luna benar-benar terasa sedang memenuhi setiap sisi di leherku. Bahkan cekikannya pun begitu terasa. Aku merasa hampir kehabisan napas.

"Lun..Luna.." pekikku.

"Luna!"

Seketika mataku terbelalak setelah teriakan itu. Kali ini bukan kegelapan lagi di sekitarku, tapi aku sudah bisa melihat seisi kamarku. Untunglah mimpi buruk itu cepat berakhir. Aku bisa bernapas lega sekarang.

"Elle, kenapa nak?" ujar mama yang kemudian masuk ke dalam kamarku.

Wanita berambut panjang itu pun datang menghampiriku. Ia mengusap bagian wajahku yang basah karena keringat padahal AC di kamar sedang menyala.

Wanita cantik bernama Brigitta Greene dan biasa dikenal di luar sana dengan nama dokter Egi itu menatapku dengan wajah yang sedikit panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik bernama Brigitta Greene dan biasa dikenal di luar sana dengan nama dokter Egi itu menatapku dengan wajah yang sedikit panik.

"Mimpi buruk lagi?" tanyanya begitu.

"Iya, hehe" aku tersenyum bodoh.

"Udah nggak papa, Cuma mimpi. Ayo bangun mandi"

Mama pernah bilang kepadaku, lebih baik untuk bermimpi buruk daripada bermimpi indah.

Sebab bermimpi buruk, kita akan merasa lebih baik ketika bangun karena semua yang menakutkan itu hanyalah mimpi.

Tapi jika kita bermimpi indah, kita hanya akan merasa buruk ketika bangun karena semua yang membuat kita tersenyum itu hanya sebuah mimpi.

CODE NAME MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang