chapter 23

11 2 2
                                    

Pipi Debora merona, ini kali pertamanya dalton memanggilnya dengan sebutan sayang. Debora memalingkan wajahnya agar Dalton tak bisa melihat semburan merah pada wajahnya.

Dalton mengerjap menetralkan cahaya di ruangan putih itu, saat sudah jelas penglihatannya dalton melihat kearah Debora. Gadis itu sedang memalingkan wajahnya, terlintas ide gila dilam otak dalton.

Dalton mendekatkan wajahnya dengan wajah Debora, hembusan nafas terasa di pipi kiri Debora. Seketika bulu kuduk berdiri, debaran jantung Debora semakin tak karuan.

"Sayang liat aku," ucap dalton pelan di telinga Debora, Debora segera mengikuti perkataan Dalton. Seketika.

Cup!

Dalton benar-benar gila, wajah Debora memerah. Dirinya sangat terkejut, terlebih sekarang retakan jantungnya tak bisa bekerja sama.

Dalton tersenyum menggoda, melihat wajah gadisnya memerah. Sungguh dalton pun tak tau apa yang dirinya lakukan, ini di luar dugaan.

"Lo--" ucap Debora tertahan, gadis itu masih syok.

Dalton menyengir.

"Ahhh dalton pergiii! Jangan liat muka gue!!! Gue maluuuuu,"jerit Debora.

Gadis itu segera mengambil selimut dan langsung masuk kedalam selimut itu dan menutupi seluruh dirinya, dalton tak bisa menahan tawanya. Saat ini juga tawanya pecah, melihat tingkah laku lucu dari gadisnya.

Beberapa menit kemudian, posisi mereka masih seperti itu. Dokter pun masuk untuk memeriksa Debora sebelum gadis itu pulang.

"Dera, ada dokter." Dalton mengguncangkan badan kecil itu.

Debora mengeliat dari ujung selimut, benar dokter datang. Segera Debora mengubah posisi.

"Selamat pagi dalton, Debora," sapa dokter itu.

"Pagi dok." Debora membalas senyum dokter tersebut.

"Saya periksa dulu ya, agar lebih memastikan kamu sudah bisa pulang atau belum." Debora mengangguk.

Daltonpun menunggu Debora di periksa, ponsel dalton yang berada di saku celana itu bergetar, dalton melihat siapa yang telah menganggunya di pagi hari ini. Terpangpang nama adiknya di ponsel itu, segera Dalton mengangkat telfonnya.

"Kenapa?"

"....."

"Gue masih di rumah sakit"

"....."

"Yaudah gue sama Debora kesana"

Dalton mematikan telfonnya, dokter yang memeriksa Debora melihatnya sambil tersenyum.

"Pasien Debora sudah boleh pulang sekarang." Senyum Debora merekah.

"Terimakasih dok"

Dokter dan perawat itupun ijin pergi dari ruangan itu, untuk memeriksa yang lainnya. Dalton segera membantu Debora untuk duduk, setelah itu lelaki itu membereskan barang-barang.

"Kepala Lo jangan sering-sering liat kanan kiri, jaitannya belum sembuh sempurna." Debora membalasnya dengan memberikan jempol.

******

Mereka sudah berada di dalam mobil sekitar 15menitan, namun. Mobil Dalton masih tak kunjung maju, dalton menatap stirnya kosong.

"Dalton." Debora menepuk lengan dalton pelan, namun berhasil membuat dalton terperanjat kaget.

"Eh?" Dalton melihat Debora.

"Kenapa?" Tanya Debora.

"Kita kerumah bonyok gue" jelasnya.

Debora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang