chapter 17

1 0 2
                                    

Votte!! Coment!! Votte !! Coment!!!

Biar author tambah semangat 💚

Ada yang kangen Glen dan Elan gak nih?

******

Setelah jam istirahat pertama selesai, siswa-siswi pergi meninggalkan kantin. Geng dalton pun dengan berat hati harus menjadi murid baik-baik dulu, karna Megan masih menjadi murid baru.

Sepanjang koridor menuju kelasnya, siswi-siswi yang penasaran dengan murid baru di kelas XII IPS 1 itu berdiri di depan kelasnya untuk melihat murid baru. Geng dalton pun melewati koridor yang banyak sekali siswi-siswi, tatapan dalton, Megan, dan Alan sangat dingin.

"Ciwi-ciwi nungguin Abang lewat ya?" Ucap Glen sambil melambaikan tangan keatas, Elan pun mengikuti apa yang di lakukan oleh Glen.

******

Debora dan Dalton hari ini sedang berada di toko buku, dalton menemani gadisnya untuk membeli buku yang dia inginkan.

Debora melihat-melihat novel yang terpajang di rak-rak buku, Dalton memperhatikan setiap Debora bergerak.

Setelah memberi buku, mereka berjalan menuju caffe terdekat dari toko buku tersebut. Mereka mencari tempat duduk Dan memesan.

"Debora," panggil Dalton.

"Kenapa?" Tatapan Debora teralih dan menatap kekasihnya itu.

"Ko setiap gue ke rumah Lo, orang tua Lo gakada?"

"Ayah bunda gue masih di luar negri, gatau tuh pulang kapan."

Saat dalton ingin bertanya lagi tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari handphone milik Debora, Debora meminta ijin kepada dalton untuk mengangkatnya.

"....."

"Kangen!" ucap gadis itu dengan mengerucutkan bibirnya.

"....."

"Kapan ketemunya?" Raut wajah gadis itu masih terlihat sedih.

Dalton mengerutkan dahinya, kekasihnya sedang berbicara dengan siapa? Sampai-sampai percakapan seperti itu. Akhirnya Dalton berpindah duduk menjadi di selebah debora, dan mendekati telinganya pada ponsel Debora agar bisa mendengar percakapan itu.

"Iya sayang-" belum sempat Debora mendengar kelanjutanya, handphonenya sudah di ambil lebih dulu oleh Dalton.

"Woi! Siapa Lo berani-beraninya manggil sayang sama pacar gue!" Bentak dalton dengan amarah yang meluap-luap.

Debora tersentak, ingin rasanya memberitahu siapa lelaki di ujung telpon itu.

"Kamu siapa ya?" Ucap dingin lelaki di ujung telpon itu.

"Gue pacarnya debora! Berani Lo sama gue?" Ucap dalton tajam.

"Ngapain mesti tak berani?"

"Wah nyari mati! Siapa nama Lo? Gue cari sampe keujung dunia!" Dalton nantang.

"Saya Herman. Ayahnya Debora" ucap dingin lelaki itu.

Dalton terdiam, bahkan mulut lelaki itu tiba-tiba saja tak bisa bergerak untuk mengeluarkan suarapun sangat susah. Dalton melihat Debora, wajah tampan Dalton menjadi pucat.

"Kenapa diam? Tadi mau cari saya kan?" Ucap ayah Debora.

"O-om m-maaf om sa-saya tidak tau" ucap dalton terbata-bata.

Tawa Debora tertahan melihat tingkah laku kekasihnya ini, sangat menggemaskan. Padahal beberapa menit yang lalu lelaki itu sedang membentak-bentak ayahnya, namun sekarang menjadi diam.

Debora [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang