Gemes

2K 131 59
                                    

Udah lama ga update, mungkin karena mental lagi down.

.
.
.
.
.
.

Kasih semangat dong, pelukan virtual gitu?
.
.
.
.
.

"Hehe kelincinya imut, duduk yang manis ya sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hehe kelincinya imut, duduk yang manis ya sayang."

Sedari tadi Changbin bermain dengan Runn. Changbin memberi nama tersebut karena kelinci tersebut lebih banyak berlari bukan melompat seperti kelinci Jisung.

"Kak taruh dulu gih kelincinya. Gantian kamu yang makan, masa dari tadi ngerawat kelinci, diri sendiri malah dibodo amatin." omel Papa Brian.

"Tapi Binn masih mau main sama Runn, Pa. Bentar lagi deh, Binn janji!" Changbin sudah memasang wajah melas andalannya saat mau sesuatu.

Mau tak mau Brian mengalah menuruti permintaan anak pertamanya. Ia tak lagi mendebat Changbin yang kembali bermain dengan Runn.

"Badan doang kek Hulk, hati tetap aja Dora The Explore." celetuk Jae yang membuat Changbin melempar remote tv.

"Dulu Papi kira kamu seme kayak papi, taunya sama kayak Papa. Semua gen nurun si Papa." Jae memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.

"Ya bagus kita berdua nurun papa, gennya bagus banget kalem padahal tampang kek fakboi. Ga kayak papi, keliatan doang kalem aslinya pecicilan." Jisung menyahut pembicaraan papanya.

"Bodo amat uke seme, yang penting ga jadi pelakor ihiiiirr." sarkas Changbin.

Changbin dan Jisung kembali bermain dengan kelinci peliharaan mereka. Awalnya tidak diperbolehkan sebab Jae yang tidak memberi izin. Tak hilang akal si kembar bertingkah imut hingga mau tak mau Jae menuruti.

"Lihat tuh gen kamu semuanya nurun ke mereka, serekah amat gen suami sendiri ga ada samsek di itu bocil." Jae menyindir Brian yang mengelus rambut Changbin.

"Apa sih Kriukan Sabana bacot banget." celetuk Jisung sewot melihat tingkah papinya.

"Ye, boneka santet diem aja napa!" jawab Jae tak kalah sewot tentunya.

"Jisung, ayo siap-siap nanti diajak pergi Minho!"

Jisung segera bergegas ke kamarnya tak lupa menaruh Picko ke dalam kandang. Changbin memberi elusan terakhir pada bulu tebal Runn. Si kembar berencana berkencan dengan pasangan masing-masing.

Jisung telah pergi terlebih dahulu, sebab Minho bilang telah menunggu di teras. Sementara Changbin masih bermain ponsel menunggu Seungmin menjemputnya.

| Lebih manis aku atau Runn?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Lebih manis aku atau Runn?

C.Binn
Lebih manis Runn|
Kalo kamu banyak gantengnya|

|Diajarin siapa gombal mulu
|Ayo turun, kita jalan!

Dengan segera Changbin berlari mengambil jaket dan menemui Seungmin. Tak lupa salim pada Jae dan Brian yang sedang asik di depan tv.

"Seungmin. Eh ada Om Wonpil." Changbin yang berteriak semangat langsung menjadi malu, Wonpil yang mengerti tabiat tersebut hanya menggelengkan kepala.

"Mirip banget ama Bang Brian, Seungmin jangan kebablasan lho ya!" Wonpil beranjak dengan sepeda gunung. Changbin masih menunduk bahkan, sampai Seungmin menggenggam tanggannya.

"Duh, masih malu aja." Seungmin malah merangkul pundak kekasih pendeknya. Mencuri pandang pada Changbin yang masih malu.

"Min, ntar dilihatin orang lho, kamu tau kan aku ga suka dilihatin banyak orang."

Seungmin bodo amat dengan tatapan orang, ia malah menatap garang para fakboi yang melirik ke arah Changbin.

"Sayang mataku perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang mataku perih."

Changbin menatap Seungmin yang berakting matanya sakit. Ekspresinya datar, bingung harus bagaimana.

"Mau ditiup? Nunduk dikit dong." pinta Changbin dengan menangkup pipi Seungmin yang tak kalah bulat darinya.

Cup!

Mata bulat itu melebar, tidak menduga Seungmin mengecupnya didepan banyak orang. Awalnya mengecup, lama-kelamaan berubah lumatan kecil.

Changbin terpaku, diam dan kaget. Dia tahu pasti ada sesuatu dibalik ini. Walaupun agak kaku ia membalas lumatan Seungmin.

Dibalik topeng tenangnya Seungmin menyeringgai. Merapatkan diri pada Changbin. Salah satu tangannya berada dibalik punggung Changbin, mengacungkan jari tengah pada sekelompok remaja yang melirik penuh minat Changbin.

"Seunghh."

Detik selanjutnya Seungmin melepas cumbuan tersebut. Seutas benang saliva menjadi bukti cumbuan panas mereka. Seungmin terkekeh gemas, sekali lagi mengecup bibir merah Changbin.

"Udah ih, ntar kebablasan kayak tadi gimana?"

"Ya dilanjutin di gang sempit, saran si Hyunjin tuh. Mau nyoba ga?"

"Kamu mau disambit Papi?"

Seungmin hanya memutar bola matamya bermaskud mengejek. Changbin berjalan terlebih dahulu. Saat menemukan Seungmin masih terdiam, berbalik dan menggandeng tangan Seungmin.

"Dilanjut pas udah sah aja, kebablasan biar dapret dedek hehe."

Changbin nyengir dan membuat Seungmin mencubit pipinya.

Segerombolan pemuda tersebut langsung pergi saat Seungmin menatap tajam mereka. Seungmin walaupun terlihat anak baik tapi, sebenarnya sangat pandai berkelahi. Kemampuan karate miliknya sudah cukup dikenal.

"Mereka takut gara-gara aura aku yang dark, iya kan?" tanya polos Changbin.  Seungmin mengangguk saja daripada Changbin mengambek dan mendiamkannya. Sebucin itulah Seungmin.

End

𝔸𝕝𝕝 𝕩 𝔹𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang