chapter 4

44.1K 969 14
                                    

sebelum baca yuk klik dulu
bintangnya
🌟🌟🌟

Tengkyuuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘

Episode 4

Merra berjalan menuju ruangan presdir, tempat suaminya berada. Suaminya selalu saja mencuri-curi waktu untuk bermesraan dengannya. Ada saja alasan untuk memanggilnya. Merra berhenti didepan meja sekretaris suaminya.

"Hai mbak." sapa Merra dengan senyuman ramahnya.

"Masuk saja nyonya, pak Ibra sudah menunggu anda." seru Yuli dengan hormat seraya membalas senyuman istri bosnya

"Oh oke. Kapan perkiraan melahirkannya mbak Yul?" tanya Merra

"Kira-kira 3 mingguan lagi, saya besok sudah cuti dan akan digantikan sekretaris baru." jawab Yuli sambil mengelus perutnya.

"Semoga persalinannya lancar yah mbak, saya masuk dulu."

Merra melangkahkan kakinya membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Sathya tidak menyadari kehadiran istrinya. Dia terlalu fokus dengan berkas-berkasnya.

Sathya dikejutkan oleh kecupan di pipinya. Dia menoleh dan tersenyum kearah istrinya seraya mendudukkan istrinya di pangkuannya. Tangannya meraih lengan lentik istrinya dan mengalungkan ke lehernya.

Sathya membuka kancing kemeja istrinya. Terlihatlah bra berwarna merah yang kontras dengan kulit putihnya. Sathya yang gemas langsung menenggelamkan wajahnya didada Merra seraya menghirup wangi tubuh yang selalu membuatnya rindu.

Sathya memainkan bibir dan lidahnya di payudara istrinya, mengecup menjilat dan memberikan kissmark disekitar putingnya. Tangannya meremas-remas pantat istrinya menekannya pada 'jack'. Di naikkannya rok istrinya dan mengubah posisi duduk Merra menjadi mengangkangi pinggangnya.

"Aaah maashh." Merra menekan kepala Sathya ke dadanya. Tangannya menjambak lembut rambut suaminya.

Desahan Merra membuat Sathya semakin bernafsu. Sathya membuka kasar dasinya dengan cepat, merasa sesak akan gairahnya yang selalu cepat tersulut bila bersama istrinya.

"Maaa maaasshh," Merra menjauhkan wajah suaminya dari dadanya.

"Pintunya belum dikunci." tambah Merra dengan mata sayunya.

Wajahnya yang memerah, bibir ranumnya yang terbuka seakan meminta Sathya untuk menciumnya.
Sathya mencium bibir Merra dengan rakus, dia bangkit membawa Merra ke gendongannya dan berjalan kearah pintu serta menguncinya.

"Kita bermain cepat sayank, aku ada meeting 30 menit lagi." ujar Sathya

"Oke mas." Merra mengecup telinga suaminya, menggigit pelan di sana perlahan turun ke leher suaminya memberikan kissmark tipis.

Dan terjadilah pergumulan pasangan yang dilanda hasrat gairah membara. Desahan dan teriakan mereka saat mencapai pelepasan akhirnya menjadi akhir kebersamaannya dikala siang bolong itu.

*******


"Mer lu kok sering banget dipanggil bos, emang ada masalah yang serius?" tanya Siska dengan penasaran.

"Ga ada, biasa aja bos cuma minta laporan keuangan." jawab Merra santai
"Udah cepetan makan ketopraknya, 15 menit lagi jam istirahat habis. Belum lagi kita solat." tambah Merra dengan terburu-buru menyuapkan soto betawi ke mulutnya.

*******


Sepulang kerja Merra dan Siska berniat berbelanja. Mereka memasuki butik langganan Siska.

"Mer bagus yang mana? Kiri apa kanan?" tanya Siska. Siska memilih sebuah gaun untuk hadiah ulang tahun adiknya.

"Kanan lebih oke." jawab Merra. Merra memilih sebuah dress sabrina simple dengan aksen brukat di pinggangnya. Dia berencana memakainya besok.

"Lu beneran milih dressnya yang simple aja?" tanya Siska lagi

"Iya, dressnya buat besok kencan bareng suami, palingan nonton dan maen ke pantai doang."

Merra dan Siska membayar belanjaannya. Setelahnya mereka pergi ke salon untuk melakukan pijat dan spa. Merra akan tampil cantik untuk kencan besok, kencan pertamanya setelah resmi menikah.

*******


Merra menyiapkan baju kaos dan celana pendek selutut untuk suaminya. Sambil menunggu Sathya mandi dia menyisir rambut panjangnya dan memberikan jepitan kecil di pinggir telinganya.

Pintu kamar mandi terbuka, Sathya berjalan dengan handuk di pinggangnya dan memamerkan otot perutnya. Butiran-butiran air berjatuhan dari rambutnya menambah kesan seksi padanya.

Merra terpaku menelan ludahnya kasar, walaupun dia setiap hari melihatnya entah mengapa dia tak pernah bosan menatapnya.

Sathya berjalan seraya menatap mata istrinya yang tidak berkedip, Sathya menyeringai nakal. Dia tau kalau istrinya itu pasti ngiler.

"Hayoo kamu ngiler yank," Sathya mengambil tisue disamping Merra dan mengelap dagu istrinya seolah-olah Merra memang benar-benar ngiler.

"Ih apaan sih, siapa juga yang ngiler." Merra mengelak sambil menepis tangan suaminya. Merra berpura-pura merapihkan lagi rambutnya, mencoba bersikap santai padahal dihatinya dia malu dan merutuki kebodohannya.

Kamis, 16 juli 2020

Hargai karya gw
Dengan klik
VOTE
🌟

my secret wife (TAMAT) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang