chapter 8

28.3K 704 7
                                    

Sebelum baca klik dulu
Bintangnya
🌟🌟🌟

Tengkyuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘
Episode 8

Merra mencuci tangannya di toilet kantor. Dia merasa ada yang memperhatikannya. Seseorang mendekatinya, menggeser paksa badannya dari depan keran air.

"Minggir lu, ck ck ck ternyata ada jalang merangkap karyawan disini. Sudah berapa lama lu jadi jalangnya si bos hah?" April berdecak menatap Merra sinis.

"Bukan urusan kamu." Merra mencoba bersabar.

"Ga disangka rumor si bos yang sudah menikah dan tipe setia ternyata sering bermain dengan jalang. Gw yakin si bos sebentar lagi juga ngebuang lu Hahaha." April tertawa mengejek sembari melengos pergi meninggalkan toilet.

"Kalau cewek modelan si Merra aja bisa deketin bos, gw juga harus bisa. Gw bakalan rebut si bos dari si Merra kalau perlu dari istrinya sekalian." batin April dengan senyuman liciknya. Dia merasa lebih segalanya dari Merra, lebih cantik, lebih tinggi, lebih seksi. April yakin bosnya akan tergoda olehnya.

*******


Merra memasak oseng kangkung dan sop iga malam ini. Dia sudah menyiapkan semuanya di meja makan. Merra menonton TV sembari menunggu kepulangan suaminya.

Kecupan dikepalanya membuatnya menoleh. Merra tersenyum sambil menyalami tangan suaminya. Diambilnya tas suaminya dan disimpannya.

"Mau makan dulu atau mandi dulu mas?" tanya Merra seraya melepaskan dasi suaminya.

"Makan aja deh aku lapar banget." jawab Sathya

Mereka makan dengan lahap sambil sesekali mengobrol. Merra ingin bercerita tentang kejadian tadi siang di toilet tapi melihat suaminya yang kelelahan membuatnya mengurungkan niatnya.

*******


Sathya berdiri didepan kaca menghadap ke luar sambil menelpon Rifky asistennya menanyakan perkembangan hotel di Malang. Raut mukanya sedikit berubah menjadi tidak senang saat seseorang masuk ke ruangannya tanpa disuruh. April meletakkan kopi di mejanya.

"Apa ini?" tanya Sathya bingung

"Kopi pak," jawab April terseyum menggoda

"Iya saya tau ini kopi, tapi saya merasa tidak memintanya." Sathya makin bingung

"Saya cuma takut bapak haus saja." April memasang wajah semanis mungkin.

"Yasudah terimakasih." ucap Sathya dingin.

"Sama-sama pak." April tersenyum bahagia kopinya diterima bosnya.

"Kenapa masih disini? Masih ada yang mau disampaikan?" Sathya heran kenapa sekretarisnya ini kelihatan caper sekali.

"Tidak pak, kalau begitu permisi." April pergi dari ruangan Sathya. Dia meremas tangannya, kenapa susah sekali membuat sang bos meliriknya padahal dia sudah bersikap lebih dari perhatian.

******


Merra keluar dari ruangan suaminya, dia berhenti didepan meja April. 

April dengan wajah merahnya menahan amarah karena tahu apa yang Merra dan bosnya lakukan di dalam sana, dia menatap Merra dengan mata melotot.

Merra membuka kancing teratas kemejanya. Dia memamerkan dengan bangga beberapa kissmark didadanya pada April dengan senyum mengejek. Merra melengos pergi meninggalkan April. Dihatinya dia tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sekertaris suaminya. Merra senang membuat si songong April kebakaran jenggot.

April sudah melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian bosnya, tapi dirinya seolah-olah tak pernah terlihat dimata sang presdir. Memakai baju bermerek, tampil seseksi mungkin, memberikan perhatian lebih pada bosnya pun sudah dia lakukan tapi tetap saja hanya Merra yang bisa berada didekat bosnya.

"Awas aja lu Merra, tunggu pembalasan gw.. " batin April dengan senyuman jahatnya. April memikirkan berbagai cara untuk menyingkirkan Merra dari sisi bosnya. Dia harus bisa menggeser posisi Merra dengan dirinya.

*******


Pergulatan panas di ranjang telah selesai, menghasilkan aroma percintaan yang khas memenuhi seprai yang mereka gunakan. Sepasang suami-istri itu tak langsung tidur. Mereka asik mengobrol dengan posisi tiduran. Sang suami terlentang dan sang istri menyampingkan badannya menindih dada sang suami dengan kepalanya. Jari lentiknya tak bisa diam bergerak seolah-olah membentuk lukisan abstrak di dada suaminya.

"Mas... "

"Hmmm.??"

"Si April makin songong aja, tiap kali aku keluar dari ruanganmu ekspresi mukanya itu bikin aku pengen kentutin."

"Hahaha kamu ini ada-ada saja, mau aku pecat aja dianya?"

"Ga usah lah lagian cuti mbak Yuli tinggal sebulan lagi kan? Nanti ribet mas mesti nyari sekretaris baru lagi, mending kalo dapetnya yang baik, lah gimana kalo dapetnya yang lebih songong dari si April coba?"

"Baiklah istriku sayang, lagipula kerja si April cukup memuaskan yah walaupun kadang kelakuannya bikin kesal, caper mulu. Sekarang sih masih dalam batas wajar. Nanti kalo dia sudah berani kurang ajar aku ga akan segan-segan memecatnya."

"Kamu ga pernah merasa tergoda mas? Padahal kan si April seksi banget."

"Buat apa aku nyari yang lain, punya satu aja ga habis-habis padahal aku garap tiap hari. Hahaha"

"Iiih dasar kamu yah ga di rumah ga di kantor mesum terus. Sudah ah mendingan kita tidur. Besok kan mau jemput orang tua kamu di bandara."

"Hmmm baiklah istriku sayank...Good night."

Sathya mencium pucuk kepala istrinya sambil menutup badannya dengan selimut. Mereka memejamkan matanya dan tidur nyenyak dengan saling memeluk.

Jumat, 17 juli 2020

Hargai karya gw
Dengan klik
VOTE
🌟

my secret wife (TAMAT) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang