Sebelum baca klik dulu
Bintangnya
🌟🌟🌟Tengkyuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘Episode 12
Detik jam berbunyi terasa kencang diruangan yang sangat sepi menyadarkan seseorang untuk membuka matanya. Dia mengedarkan matanya pada sekeliling, dia berada di ruangan yang asing dengan bau menyengat yang membuatnya tidak nyaman.
Tangannya terasa sakit seperti ada yang menusuk dan dilihatnya ternyata jarum infus menancap terpasang dipunggung tangannya. Sedangkan tangan satunya terasa kebas dan berat seperti ada yang menindihnya. Ternyata sang suami tercinta menjadikan tangannya bantal untuk keningnya.
"Maaass.... "
Suara kecil dan pelan samar-samar terdengar memanggilnya. Sathya mencoba membuka matanya yang masih terasa berat. Dia mengangkat wajahnya dan mendapati istrinya telah siuman.
"Sayank... Ada yang sakit?? Aku panggilkan dokter dulu."
Sathya panik memencet bel berkali-kali. Tak lama kemudian dokter Robert datang juga. Dia memeriksa Merra.
"Bagaimana keadaan istriku Rob?"
"Tidak apa, semuanya sudah normal, makanannya harus dijaga harus yang sehat, obatnya jangan lupa diminum, dan satu lagi jika ingin melakukan sex lakukanlah sex dengan pelan dan aman, jangan menindih perut istrimu. Jangan pula dikeluarkan didalam. Dan jangan lupa periksa rutin nantinya. Aku pergi dulu." ujar Robert sambil meninggalkan ruangan.
Merra yang mendengar hal itu sontak wajahnya memerah. Dia malu sekali. Kenapa harus menyinggung tentang aktivitas panas segala. Dia kan hanya pingsan.
"Mau minum sayank? Perutnya sakit ngga?"
"Boleh mas, minta airnya, perutku masih sedikit sakit dan ngilu" seru Merra dengan mengelus perutnya.
"Kenapa dokter tadi menyinggung soal aktivitas pasutri mas? Memangnya aku kenapa?" tanya Merra bingung"Disini ada buah cinta kita sayang. Umurnya baru 3 minggu." Sathya mengelus pelan perut Merra.
"Maksudmu aku hamil mas?"
Merra kaget menutup mulutnya tak percaya, sekilas bayangan tentang perkelahiannya dengan April melintas begitu saja, sekarang dia ingat, April menendang perutnya dan dia kesakitan bersamaan dengan darah yang keluar dari selangkangannya.
Merra sangat bahagia akhirnya penantiannya selama ini membuahkan hasil. Matanya berkaca-kaca menatap perutnya sambil mengelusnya lembut.
"Aku masih ga menyangka mas ada kehidupan didalam perutku. Pantas saja sewaktu kemarin ulang tahun perusahaan aku muntah-muntah. Anak kita baik-baik saja kan mas?"
"Dia baik-baik saja, dia sehat dan kuat dia bertahan untuk mu untuk kita untuk masa depan kita. Terimakasih sayank kamu telah memberikan hadiah yang sangat istimewa. Terimakasih karena kamu baik-baik saja dan bisa kembali lagi padaku." Sathya memeluk Merra menyalurkan kerinduannya. Tangannya mengelus rambut Merra pelan. Dia sesekali mencium pucuk kepala istrinya.
*******
Merra sudah kembali bersiap-siap berangkat kerja. Istirahat 2 minggu dirumah terasa sangat membosankan.Sathya sebenarnya melarang Merra bekerja lagi tapi Merra memaksa. Sathya lebih baik menurutinya daripada istrinya merajuk, kalau sudah merajuk istrinya pasti lama mendiamkannya, tidak berbicara dan mengabaikannya seolah-olah tidak mengenalnya.
Yang menderita bukan hanya dirinya tapi 'si jack' juga menderita, bukan hanya menderita tapi super menderita. Bagaimana tidak tidur satu ranjang dengan seorang Merra tanpa melakukan apapun adalah penyiksaan terberat dalam hidupnya.
Melihat kulitnya yang mulus dan seputih salju dengan wajah secantik bidadari, dibawahnya terdapat 2 buah melon menggantung yang pastinya kenyal melebihi agar-agar plus bisa diremas-remas seperti squishy terus semakin kebawah kamu akan menemukan hutan hujan tropis disertai jurang sedalam palung mariana yang wangi dan begitu basah, lembab serta menggairahkan.
Hanya dengan melihatnya saja kamu akan terpesona dan itu akan membuatmu lengah dan jatuh ke dalam kenikmatan yang tak berujung hanya dalam sekejap, membuatmu terbang melayang tinggi bagaikan rajawali yang tak kenal lelah mengitari keindahan alam dan jika kamu masuk sekali saja maka kamu sudah terjebak, semakin masuk kedalam maka kamu tak akan pernah mau keluar dan tak akan pernah bisa lepas darinya.
Akhirnya Sathya harus rela mengalah. Biarlah istrinya yang keras kepala itu senang daripada nantinya 'si jack' mendapat malapetaka, membuatnya uring-uringan dan kerja juga tidak fokus.
"Mas cepetan mandinya, aku sebentar lagi beres dandannya." ucap Merra dengan keras
"Iyaaaa yank. Ini udah kok." jawab Sathya dari kamar mandi.
Sathya memakai baju yang telah disiapkan istrinya. Dia melirik kearah istrinya yang sedang mengikat rambutnya. Sathya mendekat ikut merapihkan poni istrinya. Merra yang melihatnya dari cermin tersenyum dengan perlakuan manis suaminya.
"Sudah siap sayank? Ayo kita berangkat." ucap Sathya
Mereka pergi bersama dengan tangan saling bergandengan. Senyum tak luntur dari bibir keduanya. Merra berharap semoga hari pertamanya bekerja setelah 2 minggu cuti bisa dilaluinya dengan tenang tanpa hambatan.
Sabtu, 18 juli 2020
Hargai karya gw
Dengan klik
VOTE
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
my secret wife (TAMAT) (Sudah Terbit)
RomansaSebagian part di unpublish untuk kepentingan penerbitan WARNING AREA 21++ 🔞🔞🔞 Merra yang dulu bekerja di kantor cabang Bandung bersedia pindah demi suaminya Sathya ke kantor pusat di Jakarta asalkan statusnya sebagai istri dari sang presdir tak...