chapter 10

26.8K 696 7
                                    

Sebelum baca klik dulu
Bintangnya
🌟🌟🌟

Tengkyuuuu buat yang udah VOTE
😘😘😘😘😘

Episode 10

Mobil berhenti diparkiran, Sathya turun terlebih dahulu untuk mengecek keadaan sekitar, setelah dirasa sepi dia baru membukakan pintu untuk istrinya. Merra merapihkan dasi suaminya dan mencium bibir suaminya cepat lalu Merra pergi meninggalkannya.

Mereka pergi kearah yang berbeda, Merra yang pergi untuk menemui Siska sedangkan suaminya Sathya pergi menuju lift.

Lift berhenti dilantai tiga dan pintu terbuka, April berada didepan lift, ketika dia akan masuk sepatunya menginjak dressnya. Dia oleng seketika tapi untungnya Sathya menahannya sehingga wajah April mendarat di dada Sathya, andaikan saja Sathya tidak ada mungkin April sudah jatuh tersungkur ke lantai.

"Maaf pak saya tidak sengaja." Seru April membungkuk merasa bersalah.

"Tidak apa, lain kali hati-hati." balas Sathya

April berdiri dibelakang bosnya, dia menyeringai usahanya untuk menjauhkan Merra dari Sathya pasti akan berhasil malam ini. Dia sudah menunggu lama untuk malam ini, dia akhirnya bisa menjalankan rencana busuknya mulai dari memfoto Merra dan bosnya tadi diparkiran dan satu lift dengan Sathya untuk meninggalkan bekas lipstik dibajunya.

*******


Merra merasakan tidak enak badan. Merra merasa tidak salah makan, tapi kenapa perutnya begitu mual. Dia berlari ke toilet dan muntah-muntah. Tapi tidak ada makanan yang keluar hanya cairan bening saja yang dia keluarkan. Dia mengelap bibirnya dengan tisue sambil bercermin dan terlihatlah wajahnya yang pucat. Merra menambahkan lipstik lagi agar kelihatan lebih fresh.

Merra masuk menyusul Siska pergi ke ruangan tempat diadakannya pesta. Pesta sudah dimulai ternyata, dan dia ketinggalan 10 menit.

"Habis ngapain sih lama banget lu dari tadi gw tungguin." gerutu Siska kesal

"Maaf tadi aku muntah, sepertinya aku ga enak badan deh dari tadi mual terus" jawab Merra sambil memegang perutnya.

"Sini gw pakein minyak kayu putih biar lu mendingan atau lu mau pulang aja?" ucap Siska membawa Merra ke pojok belakang.

"Baru juga mulai acaranya masa udah pulang, lagian aku udah janji mau pulang bareng mas Thya, tapi dianya lagi ada perlu sekarang." seru Merra.

"Yaudah lu diem aja disini jangan kemana-mana, gw mau makan dulu. Klo ada apa-apa telpon gw."

Siska meninggalkan Merra sendirian. Merra masih memegang perutnya yang mual. Dia merogoh tasnya untuk mengambil tisue, tapi tasnya terjatuh didepan kakinya dan isinya berhamburan keluar. Merra pun membungkuk ingin mengambil barang-barangnya.

Langkah kaki seseorang mendekat dan berhenti didepannya, dia mengambil kupon undian Merra. Merra mendongakkan kepalanya dan ternyata yang mendekatinya adalah sekretaris suaminya April.

"Nih kupon undian lu, tukeran sama punya gw." April menjatuhkan kupon undiannya dipangkuan Merra dan pergi meninggalkannya.

Merra memasukkan kembali barang-barangnya serta kupon undian dari April. Dia tak mempermasalahkan hal itu mau dia menang ataupun tidak itu tak penting untuknya.

Acara pengumuman pemenang hadiah doorprize akhirnya tiba. Siska merapatkan tangannya gugup menantikan nomor undiannya yang terpilih. Merra hanya tersenyum geli melihat ekspresi Siska yang tegang.

Pembawa acara memasukkan tangannya kedalam kotak undian, dia mengaduk kertas undian dan memilihnya satu. Nomor itulah yang diharapkan hampir seluruh karyawan.

"Dan nomor yang terpilih untuk hadiah utama kita malam ini adalaaah... Jeng jeng jeng... Ayooo ... Tebak nomor berapa" sang pembawa acara sungguh sangat mendramatisir membuat para karyawan harap-harap cemas.

"Dan pemenangnya adalah nomor 37, kepada pemenang harap segera naik keatas panggung."

Merra menutup mulutnya tidak percaya ternyata kupon undian yang diberikan April menjadi pemenangnya. Merra memperlihatkan kuponnya pada Siska, ekspresi Siska lebih terkejut darinya. Siska mendorong Merra menuju panggung.

Merra dengan gugup menaiki panggung dan menyerahkan kupon undian pada pembawa acara.

Tubuh April merosot kebawah seolah-olah tak bertenaga. Dia tak menyangka kuponnya akan menjadi pemenangnya. April pikir kupon Merra yang akan memenangkan undian karena bisa saja bosnya berbuat curang menjadikan Merra pemenangnya. April tidak terima dia yang harusnya menang doorprize. April melangkahkan kakinya menuju panggung.

"Saya keberatan ini tidak sah, Merra mengambil kupon saya jadi yang harus menang adalah saya." April berbicara dengan kerasnya membuat suasana pesta menjadi gaduh.

"Kamu jangan memutar balikkan fakta April, kamu sendiri yang mengambil kupon saya dan menukarnya dengan punyamu tanpa persetujuan dari saya." Merra membela diri, dia tak terima difitnah apalagi didepan banyak orang.

"Pokoknya gw ga mau tau balikin kupon gw, gw yang seharusnya menang disini bukan lu."

"Enak aja kamu yang ngasih sendiri jadi ini hak aku dong"

Merra tidak akan mengalah pada April, walaupun perhiasan yang dia punya lebih mahal berkali-kali lipat dari doorprize ini tapi melihat tingkah laku April yang makin keterlaluan padanya tidak bisa dia biarkan.

"Asal kalian tau si Merra ini sebenarnya jalang, dia wanita simpanan."

Merra semakin tersulut emosinya mendengar perkataan April, dia mendekati April dan

Plaaaakkk

Suara tamparan keras dari tangan Merra mendarat di pipi April semakin membuat gaduh suasana pesta.

"Jaga omonganmu."

"Berani-beraninya lu nampar gw hah. Rasakan ini."

April menjambak rambut Merra dan Merra pun membalasnya. Mereka saling menyerang. Merra mencakar tangan April. Orang-orang berusaha melerai mereka berdua termasuk dengan Sathya, dia memegang tubuh Merra.

Merra dan April berhasil dipisahkan. Penampilan mereka berdua sangat awut-awutan seperti habis terkena badai angin.

April tanpa diduga berlari kearah Sathya. Sathya yang tidak siap dengan pergerakan April menjadi oleng dan terjatuh dengan posisi April diatasnya, April segera menciumnya rakus. Sathya marah dia menyingkirkan April dengan kasar. Merra yang melihat ciuman itu menjambak lagi April dengan lebih buas, April tak tinggal diam dia menendang perut Merra dengan kuat.

"Aaaaahhh.... Saaaakkiiiittt... " Merra terjatuh memegangi perutnya. Merra berteriak kesakitan. Merra kaget darah mengalir dari selangkangannya cukup banyak. Dia merasa kepalanya berat dan berputar cepat dan akhirnya kegelapan menghampirinya.

Jumat, 17 juli 2020

Hargai karya gw
Dengan klik
VOTE
🌟

my secret wife (TAMAT) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang