Kukejar Bapak-mu | 04

2.6K 297 12
                                    

Promosi.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Abyan duduk dengan tegang saat berhadapan dengan bapak Dira, dia dibuat tak berkutik, untuk bernafaspun rasanya dia kesusahan. Berbeda terbalik dengan Ibu Anandira yang tampak sangat walcome padanya.

"Ada apa kemari?" Tanya Pak Ahmad dengan sarkas, tatapan yang mengintimidasi membuat Abyan mati kutu.

"Saya Abyan Om, saya--"

"Saya gak nanya nama kamu, ada urusan apa kamu kemari? Saya gak rasa, saya gak punya hutang" Ujar Ahmad dengan wajah datar dan sorot mata tajam.

Abyan meneguk ludahnya kasar, tenggorokannya tercekat. Ini diluar ekspetasinya, dia kira Bapak Dira akan sama dengan ibunya nyatanya berbeda jauh.

"Sa..- Saya--"

"Ngomong kamu bikin saya ngantuk" Potong Ahmad lagi,

"Saya menemui om karena saya menyukai putri om" Ujar Abyan dengan sekali helaan nafas,

"Putri saya ada dua, yang satunya sudah menikah. Kamu ingin poliandri?"

"Anandira, om"

Ahmad yang mulanya sedikit santai mulai menatap Abyan semakin intens, seakan tatapan itu bisa menembus kulit luar Abyan.

"Punya apa kamu?" Tanya Ahmad dengan sarkas,

Abyan sedikit menghela nafasnya, untung dia kerja keras saat masa muda.

"Saya sudah memiliki rumah dan mobil sendiri om, saya juga memiliki tabungan yang..--"

"DIRAA" Pak Ahmad dengan keras memanggil anak perempuannya itu, lagi lagi memotong ucapan Abyan.

Anandira datang dari arah dapur, berjalan dengan ekspresi wajahnyawajah yang sulit di baca.

"Ya, pak?" Anandira berdiri dengan sopan santun di dekat bapaknya itu.

"Bapak mengantuk, suruh dia pulang dan kamu langsung ke kamar, anak gadis gak baik tidur malam malam" Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun pada Abyan  yang wajahnya sudah pias mendengar itu,

Maksudnya dia di tolak? Hati Abyan berdenyut sakit saat memikirkan hal itu. Di tambah anggukan dari Anandira membuat hatinya semakin dibuat remuk,

"Baik pak" Anandira mengangguk tanpa bantahan sedikitpun,

Ahmad berdiri membenarkan sarungnya lalu dia melangkah menuju kamar nya, namun baru beberapa langkah dia berbalik,

"Bilang juga pada laki laki itu, bapak tak mau lagi melihat wajahnya" Setelah itu tanpa rasa bersalah, Ahmad berlalu begitu saja.

Ruangan hening, Anandira hanya diam mengunci mulutnya, sedangkan Abyan sudah menunduk lesu di sofa tempatnya duduk sampai tak lama langkah tergesah datang dari arah yang sama tadi Anandira.

MengejarmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang