Promosi.
***
Dira turun dari taksi online itu, Abyan sudah membayar bahkan memberi satu porsi soto yang tadi mereka beli pada supir taksi itu.
"Terima kasih pak" Ucap Dira pada sang supir taksi,
"Sama sama mbak, terima kasih juga sotonya ini loh"
"Itu dari pak Abyan, nanti saya sampaikan" Ucap Dira, memang benarkan soto itu dari Abyan bahkan Abyan membayar lebih pada taksi itu. Katanya bonus karena telah mengantar calon ibu dari anak anaknya dan lagi lagi itu membuat dada Anandira bergemuruh, merona saat mendengar itu.
"Semoga benar benar berjodoh ya, mbak. Masnya baik banget dan kelihatan sangat menyayangi mbaknya" Ujar supir taksi itu sebelum pamit untuk pergi, Dira hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kaku. Bukan dia tak senang di doakan seperti itu, tapi Dira tak mau berharap lebih dan berujung kecewa yang lebih juga.
Tin!
Dira tersentak, ternyata Abyan. Mobilnya sudah ada didepan dirinya, "Maaf, saya mengagetkan mu. Saya panggil tidak menyahut, maaf sekali lagi. Mobil saya taruh dimana?" Ujar Abyan dengan raut menyesal,
Dira menghela nafas membukakan pintu pagar untuk mobil Abyan, "Bawa masuk saja pak, di sana" Dira menunjukkan tempat kosong di samping mobil putih,
Abyan mengangguk lalu dia masuk kedalam sana, memarkirkan mobilnya. Sebelum keluar Abyan menghela nafasnya dalam dalam lalu menghembuskan ya dengan perlahan. Berdoa semoga kali ini ada sedikit kemajuan untuk hubungannya dengan Dira.
Abyan keluar menghampiri Dira membantu untuk menutup pagar namun nyatanya sesampainya di sana pagar pun sudah tertutup.
"Mari pak" Ajak Dira, Abyan mengangguk. Mereka berjalan beriringan dan Abyan baru menyadari ternyata Bapak Dira tengah duduk di teras sambil membaca koran dengan lirikan tajam di ujung mata memperhatikan Abyan.
Abyan menelan ludahnya kasar, merasakan tatapan itu. Bahkan rasanya tatapan itu menusuknya sampai kedalam hati.
"Assalamualaikum" Salam keduanya dengan serempak,
"Waalaikumsalam" Jawabnya dengan suara dingin. Membuat persendian Abyan seakan ikut membeku. Dira menyalimi Ahmad dengan sopan namun saat Abyan akan melakukan hal serupa, Ahmad langsung menarik tangannya itu. Membuat Abyan tersenyum kikuk saat bertatapan dengan Dira.
"Pak, ada yang mau pak Abyan omongkan" Beritahu Dira pada bapaknya,
"Masuk kamu" Suruh Ahmad pada Dira, sedangkan Abyan masih berdiri kaku di sana.
Tiba tiba saja otak Abyan kosong, kata kata yang tadi sudah dia rangkai tiba tiba saja hilang entah kemana.
Ahmad menatap Abyan dengan tajam, sebelum kembali membaca korannya, "Kamu akan terus berdiri atau pergi dari sini?" Tanya Ahmad membuat Abyan gelagapan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejarmu
ChickLitKetika ego yang mereka pertahankan. Abyan yang lelah mengalah dan Dira yang merasa dirinya memang tak salah. "Harus seperti apa lagi saya memperjuangkan mu? Seberapa lama lagi saya harus menunggu mu membuka hati?" Tatapan Abyan tak lagi hangat. Fr...