Kukejar Bapak-mu | 14

2.5K 303 31
                                    

Abyan merapihkan jas hitamnya, berkaca menatap penampilannya malam ini, merasa sudah rapih Abyan berjalan keluar dari kamar.

Malam ini dia akan menghadiri pesta ulang tahun salah satu karyawan kantornya. Siapa lagi jika bukan Listi, jujur saja Abyan kurang nyaman dengan sikap Listi padanya.

"Mau kemana toh Mas?" tanya Sang Ibu pada anak pertamanya itu.

Abyan menoleh. "Abyan, ke acara ulangtahun temen kantor dulu, Mah."

"Tapi kok rapih banget Mas? Ada udang di balik batu nih kayanya," goda Mahesa sambil tersenyum jahil.

Abyan mengernyit tak mengerti, apa maksud adiknya ini. "Ya namanya mau ke pesta ulang tahun, ya harus rapih lah," balas Abyan.

"Heleh, modus juga kan jalan sama Kak Dira?"

Abyan memincingkan matanya pada Mahesa lalu tersenyum membenarkan. "Hahaha... ."

Tatum menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah kedua anaknya. "Jangan malem malem loh pulangnya," ucap nya mengingat kan Abyan.

"Iya, Mah. Kalau gitu, Abyan pamit dulu." Abyan datang menghampiri Sang Ibu lalu meraih tangannya untuk berpamitan.

"Hati hati Mas di jalan nya," ucap Tatum.

"Iya Mam, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam... ."

Abyan bergegas masuk kedalam mobil lalu dia menjalankannya meninggal kan rumah. Tujuan awal jelas menjemput pujaan hati terlebih dahulu. Butuh waktu beberapa menit untuk sampai di rumah Dira.

Abyan turun dari mobil tampak Bapak Dira yang tengah duduk dengan secangkir kopi di teras rumah.

"Assalamualaikum, Om," sapa Abyan dengan sopan.

Ahmad yang tadinya fokus pada ponsel kini menoleh. "Waalaikumsalam," balas Ahmad se kena nya.

"Saya izin untuk mengajak Dira berangkat bersama saya ke ulang tahun temen kantor, Om." Sumpah demi apapun, kaki Abyan kini sedikit bergetar. Gugup.

Ahmad tak langsung menjawab dia menatap lekat mata Abyan terlebih dulu dan itu semakin membuat Abyan salah tingkah.

Cukup lama sampai Abyan dengan sisa keberaniannya bertanya kembali.

"Boleh, Om?" tanya Abyan ulang.

Ahmad tampak menghela nafasnya pelan. "Tunggu disini," ujarnya lalu melangkah meninggalkan Abyan yang melongo begitu saja.

Hah? Bagaimana jadinya? Dia diizinkan atau tidak?

Abyan menepuk pipinya pelan memberikan sedikit ke sadar lalu dia duduk di kursi yang ada.

Abyan duduk dengan sedikit resah, bagaimana jika Ahmad tak mengijinkan Dira untuk pergi? Tandanya dia harus berangkat sendiri? Tidak! Itu ide yang sangat buruk.

"Pak Abyan." Panggilan dengan suara lembut terdengar ditelinga Abyan.

"Eh, MasyaAllah..." Abyan yang seketika menoleh, seketika pula dibuat terkejut. Bukan karena apa, tapi karena kecantikan Dira yang entah mengapa terlihat sangat menawan.

"Pak... Pak... ." Dira melambai lambaikan tangannya didepan wajah Abyan.

Abyan masih diam, melongo, sampai suara deheman terdengar dengan keras.

"EKHEM!"

"Eh, Astagfirullah. Iy-- iya, sudah siap?" Abyan menggaruk tengkuknya tak gatal, dia bahkan tak sadar ada orang tua Dira disana, dunianya seakan terpusat.

"Sudah Pak," jawab Dira seadanya.

"Kalau begitu ayo, saya pamit dulu Om, Tante." Abyan melangkah mendekat pada kedua orang tua Dira, mengulurkan tangannya untuk menyalimi.

"Hati hati nya kasep bawa mobilnya, Tante titip Dira," pesan Linda pada Abyan dengan senyum hangat seperti biasa.

Abyan mengangguk, menyanggupinya. "In Sya Allah saya akan jaga Dira dengan baik, Tante."

Linda tersenyum, mengusap bahu Abyan dengan lembut.

"Saya pamit, Om."

Abyan pun menyalimi tangan Ahmad dengan sopan, namun berbeda dengan Linda, Ahmad hanya membalas dengan deheman dan wajah acuh tak acuhnya.

"Jangan pulang lewat jam 9..-- Aw!"

"Bapak teh nanaon atu, jam segitu mah baru nyampe, sekarang aja udah mau jam 8."

Pesan Ahmad yang langsung di hadiah kan sebuah cubitan dari Sang Istri. Meskipun Ahmad tipe orang yang tegas tapi aslinya dia sangat lembut. Setiap orang memiliki cara berbeda beda untuk melindungi orang yang dikasihinya termasuk Ahmad.

"Sudah berangkat sana, jangan dengerin Bapakmu, asal jangan terlalu malam saja," lanjut Linda pada Dira dan Abyan.

"Kalau begitu kami berangkat dulu, Assalamualaikum."

Abyan lebih dulu melangkah menjauh menuju mobil lalu membukakan pintu untuk Dira. Dira yang melihat itu hanya bisa tersipu malu, meskipun ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja hatinya berdebar ditambah ada kedua orang tuanya yang melihat.

Dira masuk kedalam mobil dan barulah setelah itu Abyan menutup pintu lalu bergegas berlari kecil masuk kedalam mobil juga. Abyan tersenyum manis pada Dira, menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah.

Suasana terasa hening, Dira fokus menatap kearah jalanan, enggan melihat kearah Abyan.

"Dira..." panggil Abyan memecah keheningan.

Dira langsung refleks menoleh. "Iya Pak."

Bukannya menjawab Abyan lebih dulu mengeluarkan senyum manisnya lebih dulu.

"Ada apa, Pak?" tanya Dira lagi.

"Kamu cantik malam ini," ucap Abyan sukses membuat pipi Dira langsung memerah, tersipu malu.

Abyan terkekeh melihat reaksi wajah Dira. "Bukan berarti hanya malam ini saja, dari dulu saat masih menggunakan seragam putih abu-abu pun kamu sudah sangat cantik dimata saya. Bedanya dulu masih sangat terlihat lebih lucu, sedangkan sekarang tampak sudah lebih dewasa terlebih malam ini kamu begitu menawan dan sangat sangat cantik."

Dira terbengong terkejut mendengar ucapan Abyan, bukan pujiannya namun pada kata seragam putih abu-abu. Otak Dira tiba - tiba saja langsung melompong, Abyan tau dia sejak SMA? Benerkah? Bagaimana bisa, apakah mereka satu sekolah atau...---

"Dira, sudah sampai. Ayo turun," ajak Abyan yang membuat Dira terperanjat kaget.

"Eh... ." Dira celingukan melihat sekitar ternyata benar,  mereka telah sampai,  "Iya, Pak," lanjut Dira sambil tersenyum canggung.

Dira turun dengan pintu yang telah dibuka kan lebih dulu oleh Abyan.

Saat akan melangkah masuk, Abyan menarik tanggannya lalu mengalungkannya di lengan lelaki dewasa itu. Dira diam, entah kemana sikap garang dan tegasnya malam ini. Seakan lenyap begitu saja.

Dira menatap tautan tangan itu, lalu merambat menatap pada wajah Abyan dan saat itu pula dia tau bahwa Abyan sedari tadi tengah memperhatikannya.

"Tak apa kan? Saya hanya takut kamu...-"

"Tak apa, Pak." potong Dira dengan cepat, dia takut tak akan kuat menahan semua ucapan manis yang keluar dari mulut Abyan.

Abyan tersenyum mendengar itu. " Baiklah, ayo."

Dan jelas kedatangan keduanya membuat acara yang tadinya tampak ramai langsung hening, terfokus pada meraka yang tampak begitu serasi, Abyan yang tampak berwibawa menggunakan jas hitam rapih dan Dira yang  terlihat anggun dengan gaun hitam yang tampak menawan.

"PAK ABYAN!"

Sampai akhirnya suara nyaring si pemilik acara terdengar jelas.

***

Maaf lama guyss, lufffyuu . 

Tandai kalau ada typo atau salah salah kata ya :)



MengejarmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang