Kukejar Bapak-mu | 12

2.4K 309 17
                                    

Promosi.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepulang mengantarkan Dira pulang ke rumah. Tak sedetik pun senyum luntur dari bibir Abyan, di tambah tadi Bapak dari wanita pujaannya sedikit menyambut kedatangannya dengan hangat, ya sedikit.

"Wah kenapa nih Mas? Naik gaji? Senyum senyum terus dari tadi" Goda Mahesa melihat kakak laki laki nya itu,

Tatum dan Abram pun ikut menoleh memperhatikan pada Abyan,

"Ada perkembangan apa mas? Sampe pulang wajah nya bersinar sinar banget" Ujar Tatum yang sudah bisa menebak gelagat anaknya itu,

Abyan sedikit dibuat salah tingkah mendengar itu, dia tak menjawab hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Fix ma, ini mas bentar lagi nikah" Ujar Mahesa lalu menyuapkan sendok yang berisi makanan kedalam mulutnya.

"Jadi kapan kamu mau ajak kami berkunjung pada rumahnya?" Tanya Abram pada Abyan,

"Belum tau pah, masih lampu oren dari Bapaknya" Kata Abyan sambil menghela nafasnya sedikit kasar,

Abram mengangguk ngangguk mengerti, "Papah jadi tak sabar bertemu dengan calon besan, seperti apa si dia" Abram meneguk minum mengakhiri makan malam,

"Doakan saja pah" Kata Abyan,

"Jika jodoh tak akan kemana, jangan lupa dekati sang pencipta nya loh" Timpal Tatum,

"Itu sudah pasti mah, ya semoga saja Dira benar benar wanita terakhir untuk Abyan" Kata Abyan dengan penuh harap,

"Jadi cepat lah bawa ke sini, mamah ingin tau seperti apa itu wanita yang sudah membuat anak mamah tergila gila"

"Ya.. Mungkin nanti mah" Ucap Abyan sambil meringis pelan, karena jujur saja dia masih ragu kepada perasaan Dira pada nya.

"Halah, cemen nih Mas. Aku aja udah sering bawa bunga ke rumah, masa Mas belom pernah" Ledek Mahesa, Mahesa memang lebih santai orang nya, dia bahkan sering membawa kekasih nya kerumah. Bertemu dengan mereka dan dikenalkan, umur Mahesa memang baru masuk 20 tahun, masih kuliah. Namun percintaan adik nya itu lebih dari Abyan.

"Yaa.. Nanti aku tanya Dira dulu" Balas Abyan mengalah, dia mengusap ngusap rambutnya bingung,

"Nah gitu dong Mas.." Sorak Mahesa dan Tatum dengan girang sedangkan Abram hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah keluarga nya.

***

Pagi ini Abyan lebih rapih dari biasanya, dia sudah berjanjian dengan Anandira untuk berangkat dan sarapan bersama jadi jelas harus tampil sempurna.

Sesampainya di rumah Dira, Abyan langsung diajak masuk oleh Dira. Sebenarnya Abyan sedikit bingung mengapa Dira mengajak dia ikut ke ruang makan yang sudah ada Bapak Dira disana, duduk di kepala kursi.

"Assalamualaikum, om" Salam Abyan dengan sopan pada Ahmad,

Ahmad yang sedang membaca koran melirik sebentar, "Waalaikumsalam" Balas Ahmad dengan singkat lalu kembali membaca koran,

"Duduk, pak" Ujar Dira sambil menarik kursi di samping kanan Ahmad,

Abyan menatap sejanak Dira lalu duduk di kursi itu dengan sedikit canggung,

Setelah Abyan duduk dengan santai nya Dira berjalan pergi dari ruang makan menuju dapur meninggalkan Abyan bersama Ahmad. Jangan di tanya bagaimana jantung Abyan saat ini, apalagi saat Ahmad mulai melipat koran.

"Berita hari ini cukup lucu, istri tua merobohkan rumah istri muda"

Abyan menoleh langsung, belum mengeluarkan suara,

"Dikarenakan ada kecemburuan disana" Lanjut Ahmad, sambil menatap Abyan dengan kedua tangan bersatu diatas meja. Tatapannya seperti biasa tegas dan mampu membuat bulu kuduk merinding.

"Bagaimana menurut kamu?" Tanya Ahmad yang membuat Abyan langsung menelan ludahnya kasar,

"Saya.. Saya sebenarnya tidak terlalu mengerti akan hal seperti itu, karena saya tidak tertarik sedikitpun untuk melakukan poligami. Ya meskipun dalam agama hal itu di sah sahkan saja, namun rasanya saya tak sanggup.."

"Tak sanggup untuk menyakiti hati wanita yang sudah bersedia hidup semati dengan saya, saya mengambil seorang wanita dari seorang ayah namun akhirnya saya sakiti, rasanya saya menjadi orang yang kurang bersyukur.."

"Dan hal yang tadi adalah salah satu hal yang sangat saya takuti, hanya karena keegoisan saya. Saya harus menyakiti hati banyak orang terlebih orang tua dari istri. Saya ingin menikahan satu kali dalam hidup saya maka dari itu saya mencari yang benar benar bisa menerima segala ke kurang saya" Balas Abyan sedikit panjang namun dapat di mengerti oleh Ahmad.

"Apa yang kamu harapkan dari pernikahan?" Tanya Ahmad sambil memincing,

"Membangun keluarga kecil yang bahagia, menjadi seorang suami dan ayah yang baik"

"Lalu jika istri mu tidak dapat memberikan anak? Kamu masih bisa teguh dalam prinsipmu tadi?" Pertanyaan Ahmad jelas langsung membuat Abyan tertohok begitu dalam, bahkan dia sampai tersedak dengan ludahnya sendiri.

"Ekhem.. Ekhem.." Abyan sedikit memalingkan wajahnya sambil menepuk nepuk dadanya. Ahmad tak sedikitpun memalingkan wajahnya,

Abyan bahkan sama sekali tak ada pikiran sejauh itu, "Saya..--"

"Makanan sudah siap.." Ujar Linda sambil membawa mangkuk hasil makanannya, membuat ucapan Abyan sontak terhenti.

Dira menyusul sambil membawa dua piring makanan. Ahmad tak lagi memperhatikan Abyan dia mengalihkan perhatian pada istrinya yang baru saja datang. Bersikap seorang tak terjadi apa apa,

"Maaf ya kasep, nunggu lama jadinya teh. Dira nya baru bilang kalau jang Abyan mau sarapan disini bareng. Jadi weh seadanya, maaf atunya kasep" Kata Linda yang merasa tak enak menghidangkan makanan sederhana untuk Abyan,

Abyan tersenyum canggung, "Tak apa tante, ini sudah lebih dari cukup. Dirumah juga biasanya seperti ini" Balas Abyan, dia melirik Dira yang seakan acuh.

"Aduh maaf atu ya sekali lagi, tapi dijamin da enak pisan. Masakan Dira ini" Kata Linda lagi membanggakan anak gadisnya.

Abyan mendengar itu seakan sedikit beban nya terangkat, ini alasan Dira mengajaknya sarapan dirumahnya. Senyum Abyan semakin mengembang, "Malah Abyan yang tak enak, jadi ikut makan disini"

"Nya teu nanaon atuh ah, sok sok buru makan. Keburu dingin nanti enaknya berkurang"

Linda mempersilahkan Abyan untuk makan sembari mengisi piring Ahmad dengan makanan dan lauk pauk. Saat Abyan akan mengambil piringnya, Dira ternyata lebih dulu mengambil dan melakukan hal sama dengan yang dilakukan Linda pada Ahmad. Abyan senyum girang melihat itu dan seakan itulah jawaban dari pertanyaan paling berat tadi dari Ahmad,

"Mau sama apa?" Tanya Dira membuyarkan lamunan Abyan,

"Apa saja.." Balas Abyan dengan senyum manis tiada tara.

***

Gimana part ini?

Kalau ada typo atau salah salah kata koreksi ya❤ Makasih❤

Luffyuu❤❤

MengejarmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang