Bab 2: Hari Ayah

3.7K 535 83
                                    

Tema bab ini pada dasarnya Harry yang jadi hocrux karena aku mau bikin dia punya kekuatan yang hampir setara dengan Tom dan bisa Parseltongue - suka banget tuh kalo dia desis-desisan, auranya beda :'). Karena skenario di mana Tom gak sengaja jaiin Harry horcrux dia di malam halloween 1981 gapernah terjadi, jadilah sekarang aku buat Tom jadiin Harry sebagai hurcrux dia dengan persetujuan Harry sendiri.

Gak ada pemeran tambahan di sini. Bab ini pure cuma relasi Tom sama Harry sebaga ayah dan anak. Masih lama buat mereka sampai akhirnya bener-bener ketemu sama Draco dan ada adegan Drarry karena keknya bakalan makin gak masuk akal kalo relasi Tom dan Harry sebagai ayah-anak dari sebelumnya musuh dibentuk cuma satu atau dua chapeter. Jadi, sekitaran tiga bab lagi baru ada adegan Harry dan Draco bener-bener ketemu dan mereka kenalan dan bla bla bla - gak mau spoiler wkwk. Kalau mau tahu silahkan baca sendiri.

Jangan lupa klik favorite dan subribes-nya kalau udah baca yah gengs. Komen juga buat kritik dan sarannya.

Selamat membaca!

~oOo~

Bagi Harry kecil, Tom adalah segalanya. Selain karena dia adalah satu-satunya manusia yang hidup di manor selain dua puluh peri rumah dan ular-ular peliharaan, pria itu juga adalah yang menjaga dan merawat Harry sampai sebesar sekarang. Dia juga adalah yang mengajarkannya berbagai hal yang awalnya tidak Harry ketahui.

Papanya mulai mengajarinya membaca, menulis dan menghitung sejak dia bisa berbicara dengan sedikit lancar-masih ada nada cadel di sana sini. Di usia yang menginjak lima tahun, Harry akhirnya menunjukkan tanda-tanda kalau dia adalah penyihir: dia tak sengaja memecahkan vas bunga antik karena sihirnya yang liar. Karena itu, Tom akhirnya mulai memberi Harry pengajaran soal bagaimana mengendalikan sihirnya sejak dini.

Setelah belajar bagaimana dia mencegah agar sihirnya tidak kembali liar, papanya mulai menggencarkan soal sejarah sihir, mantra dan jampi. Hal itu tentu saja disambut antusias oleh Harry. Dia dengan mudah mengerti tentang sejarah para penyihir hitam dunia sampai dengan teori pergerakan bintang yang paling memukau matanya.

"Kau adalah penerusku nanti, Harry. Kau tidak boleh sekedar menjadi 'murid biasa' di sana," dalih papanya sewaktu Harry bertanya soal pelajaran sihirnya.

Tidak hanya sampai di situ, papanya juga mengajarinya memasak. Sejak saat itu dia dan papanya memiliki rutinitas memasak makanan ringan, karena Tom akan melarangnya dekat-dekat dengan dapur kalau yang ia masak adalah jenis masakan rumit. Sebagian besar masakan ringan yang ia masak dengan papanya dapat dia masak sendiri sekarang, seperti kue kering, puding agar dan lainnya.

Intinya, bagi Harry, Tom Marvolo Riddle adalah papanya sekarang, nanti, dan untuk selamanya. Tidak ada yang dapat mengubah fakta itu. Dan karenanya, hari ini, 21 Juni, Harry bangun pagi benar sampai mendahului papanya dan bergegas turun ke dapur untuk mengusir semua peri rumah mereka sehingga dia bisa membuatkan papanya kue kering sendirian sebagai hadiah.

Dia tahu soal Hari Ayah dari buku yang ia baca, salah satu buku yang dihadiahkan papanya. Awalnya Harry mendapat kesulitan apa yang harus diberikan kepada ayahnya, mengingat pria itu tampak memiliki semua hal yang diinginkan orang-orang. Ditambah Harry tidak memiliki sepeser uang pun untuk membelikan papanya hadiah yang pantas. Tapi, setelah berjam-jam berpikir di depan seonggok buku tebal di perpustakaan manor, akhirnya Harry mendapat ide: menghadiahkan kue pada sang papa.

Terdengar sederhana, tapi menurut buku yang Harry baca, hadiah yang paling indah itu adalah hadiah yang dibuat langsung oleh si pemberi tidak peduli apa pun itu. Nah, karena Harry tidak bisa membuat apa pun selain kue-kue kecil yang diajarkan papanya, akhirnya dia memutuskan untuk membuat kue kering bentuk ular, kebetulan pria itu sangat suka ular. Mungkin ada hubungannya dengan kemampuannya bisa menjinakkan ular-ular peliharaan mereka.

Harry RiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang