Karena bakal tabrakan banget kalo langsung loncat ke Drarry, jadi ke Sirius/Regulus dulu, yah wkwk. Bab depan baru deh drarry. Jangan lupa kasih reviewnya yah di kolom komentar.
~oOo~
Pertemuan Sirius dan Tom Riddle yang terjadi di kantor Dumbledore bisa dibilang berjalan cukup lancar. Tentunya dengan berbagai umpatan dan teriakan penuh rasa tertekan yang setengah gila nadanya dari Sirius untuk beberapa kali.
Jangan tanya kenapa Sirius begitu hampir gila di sana. Jelas-jelas dia baru mengetahui kalau yang merawat anak baptisnya selama belasan tahun terakhir adalah orang yang sama yang membunuh kedua sahabatnya, orang tua Harry: James dan Lily Potter. Belum lagi dia harus ditimpa fakta kalau Dumbledore terlihat santai dengan semua itu di saat ia menjelaskan rincian kejadiannya dari balik meja kantornya. Pak tua itu tampak tak andil banyak dalam masalah ini. Seakan ramalan yang tiga belas tahun lalu beredar di tengah-tengah Orde bukanlah masalah besar sekarang—pun fakta kalau Harry dibesarkan, dididik, dan diasuh oleh Pangeran Kegelapan "Sialan" Voldemort juga bukan masalah besar.
"Aku sudah menebus semua itu dengan membesarkan Harry. Memberi segala hal yang tidak dapat ia terima dari kerabat mugglenya, termasuk cinta dan kasih. Kami sudah saling terikat, Black. Kau tidak akan bisa memisahkan kami," tukas pria bermata merah abnormal itu sewaktu Sirius menuntut agar Harry segera diserahkan kepadanya. Dia adalah wali sah anak itu, dia punya hak untuk mengambil Harry dari pembunuh ini!
"Kau tidak akan bisa memisahkan kami. Kalau Dumbledore saja tidak sanggup, maka kau tidak akan bisa melakukan apa pun. Apalagi hanya berbekal urusan bapak baptis kosongmu itu," cibirnya membalik argumen Sirius. Kentara betul kalau kata-kata itu langsung membuat Sirius bungkam beribu laku. Jelas kalau Harry tidak akan dengan mudah (dia menolak untuk mengaku kalau semua itu tidak mungkin ia lakukan) dipisahkan dengan orang yang ada di depannya sekarang. Setelah melihat bagaimana anak itu bereaksi dan bertindak beberapa kali, Sirius yakin kalau dia dan sosok papa yang ia kenal sekarang sudah sangat terikat. Dia tidak akan mampu memisahkan keduanya, bahkan dengan bekal "wali baptisnya".
Namun bukan Sirius kalau dia dengan mudah menyerah pada keadaan. Dia bisa menempu jalur hukum.
"Kudengar kalau orang-orang sepertimu adalah orang-orang yang akan merasa berhutang dengan apa yang dia terima dari orang lain, 'kan?" Sirius tidak mengerti. "Kukira jelas kalau kau akan berutan secara hukum padaku, mengingat aku adalah alasan kau akan mengecap kebebasan setelah ini," sanggahnya yang kembali membuat Sirius diam. Pria itu benar, Sirius berhutang kebebasan padanya sekarang. Dia adalah alasan Sirius (akan) kembali meraskan kebebasan hajatnya setelah sekian lama. Pria itu juga adalah alasan dia dapat bertemu dengan Severa sekarang, menatap kembali raksa wajah dan obsidian memikat sahabatnya.
"Dan lagi. Kau tidak punya tempat untuk menampung dirimu dan Harry, Black. Kau mau mengajaknya menjadi gelandangan?" tanyanya retoris. Tentu saja Sirius punya tempat untuk tinggal: Grimmauld Place—ah, tempat itu tidak dapat dikatan rumah, tapi.
"Semua aset keluarga Black sudah dikutuk habis-habisan oleh Walburga untukmu. Agar kau tidak bisa mengklaim tiap-tiap harta itu," sambung Tom Riddle seakan tahu isi pikiran Sirius.
"Aku tahu kalau kau memang bersih dari tuduhan ini, tapi orang-orang di luar sana tidak akan mau menerimamu dengan begitu cepat. Mereka tidak akan mau memberimu kepercayaan setelah apa yang terjadi," tuturnya tanpa nada, tapi jelas kepercayaan diri kental di tiap-tiap alunan katanya. "Dan kalau bukan karena aku dan Severa, Lupin juga tidak akan memercayaimu. Ingat, kau adalah alasan dia dikucilkan dulu."
Dan, skakmat! Sirius sudah terperangkap. Dia sudah tidak ada alasan (yang menurutnya logis) untuk dipertahankan. Sama saja dia bermain dengan ular paling berbisa di sana, memasukkan dirinya sendiri ke sarang ular untuk mati. Dia tidak punya pilihan lain selain bungkam, selain mengangguk dan berkata "Iya," pada lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Riddle
FanfictionSang Kegelapan menatap matanya dalam diam. Di antara celah mulut terapal setengah mantra pembunuh, tapi tongkatnya menolak untuk mengantar jampinya. Tangannya merendah seiring iris darahnya bersenggama dengan ratna hijau yang gemerlap di tengah-teng...